Sunday, March 2, 2014

BAHAN RENUNGAN PKB 03 MARET 2014


MAZMUR 110:1-4

Pendahuluan
Mazmur bukan hanya membahas kehidupan sehari-hari, tetapi juga berbicara tentang Mesias yang akan datang. Tidak semua pasal dalam kitab Mazmur bisa kita pastikan konteks penulisannya. Akan tetapi, pemahaman tentang jenis mazmur yang kita baca bisa membantu kita. Tanpa memahami jenis mazmur, kita akan sulit memahami maksud penulis. Secara khusus, Mazmur 110 hanya bisa dipahami bila kita sadar bahwa mazmur tersebut bersifat nubuat yang ditulis bukan berdasarkan konteks yang sedang dihadapi oleh penulis.


Telaah Perikop
Mazmur 110 ini dinyanyikan pada hari pemahkotaan atau ulang tahun pemahkotaan tersebut. Karena hubungan raja yang erat dengan kerajaan Tuhan dan dengan Sion maka Mazmur-mazmur Raja ini harus selalu diikat dalam hubungan dengan madah ‘Tuhan Raja’ dan ‘Nyanyian Sion’. Mungkin ditanyakan mengapa Mazmur-mazmur ini yang begitu mengagungkan raja Israel oleh jemaah Yahudi sesudah pembuangan tetap dipertahankan dan tidak dikeluarkan dari kitab puji-pujian mereka. Mazmur-mazmur ini tetap dipertahankan karena mereka memupuk pengharapan mesianis. Pengharapan ini dikukuhkan oleh pewartaan para nabi (Yes. 9:1-6; 11:1-10; Am. 9:11-12; Yer. 23:5-8; Yeh. 34:23-24; 37:24).

Selanjutnya, Mazmur Raja ini dalam tradisi umat Israel Perjanjian Lama berhubungan dengan ‘pelantikan seorang raja’. Menurut Christoph Barth, pengangkatan seorang raja di Israel ada segi dan tahapnya yang tersembunyi pada pemandangan mata orang. Apabila Allah melihat atau memilih orang-Nya, pun apabila Ia mengurapinya dengan perantaraan seorang nabi, dan terutama sekali apabila roh-Nya mulai berkuasa atas orang yang terpilih itu, maka semuanya ini merupakan tindakan-tindakan yang bersifat rahasia. Tetapi pengangkatan itu ada juga tahapnya yang nyata, di mana segala-galanya berlangsung di muka umum, dengan lembaga-lembaga masyarakat tertentu sebagai pelaksana dan saksi. Upacara resmi ini sudah biasa disebut penobatan atau pelantikan seorang raja. Sungguhpun harus dibedakan, tetapi kedua bidang itu tak dapat dipisah-pisahkan yang satu dari pada yang lain. Jelaslah pengangkatan tersembunyi oleh Tuhan itu sudah merupakan tindakan politik, seperti sebaliknya penobatan nyata oleh masyarakat itupun merupakan upacara keagamaan yang bersifat rohani.

Perhatikan bunyi ayat 1 bacaan kita: “Firman Tuhan kepada tuanku : “Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Mazmur ini berbicara tentang ke Tuhanan Mesias, Raja dan keimanan-Nya, permusuhan orang jahat dan pemerintahan-Nya di bumi. Dengan jelas mazmur ini bernubuat tentang Yesus Kristus (mazmur ini dikutip tujuh kali dalam Perjanjian Baru). Yesus menerapkan ayat 1 pada diriNya ketika menyatakan ke Allahan-Nya (Mat.22:44) dan rasul Petrus mengutip Mazmur 110:1 untuk menekankan ke-Tuhanan Kristus (Kis. 2:33:35;5:30-31). Yesus juga mengaku di hadapan Mahkamah Agung bahwa sebagai Mesias dari Mazmur 110, Ia sekaligus “Anak manusia yang datang kepada Allah, akan kelihatan di sebelah kanan Allah….dan diberikanNya kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja” yang kekuasaannya meliputi segala bangsa dan bersifat abadi/selamanya (bnd. Markus 14:61-64;Matius 26:63-65;Daniel 7:13-14).

Jadi menurut mazmur 110 raja di Sion oleh Tuhan sendiri dan diberikan bagian dalam pemerintahanNya atas duna: itu sebabnya ia menjadi pahlawan perang dalam usaha Allah untuk menaklukan dan menghakimi dunia. Sebagaimana dikatakan dalam ayat 6: Menghukum bangsa-bangsa. Ayat ini menggambarkan kedatangan Yesus Kristus ke dunia sebagai seorang panglima perang untuk mengalahkan dan menghukum semua yang menentang. Kerajaan Allah dan kebenaranNya (lih.Why.19:11-21) Perjanjian Baru memakai atau memilih Mazmur 110:1 dan 4 sebagai kunci pengertian tentang Yesus adalah Raja dan Imam untuk selamanya, tetapi bentuk pemerintaan atas nama Allah—yaitu Kerajaan Allah itu—tidak bersandarkan pada perintah dan tidak dilengkapi dengan kuasa untuk memaksakan perintahNya (bnd. Tawaran pada Matius 4:8-10 dan keinginan rakyat pada Yoh 6:15).

Relevansi dan Aplikasi
Mazmur 110 ini bernubuat tentang Yesus Kristus sebagai Raja dan Imam selamanya. Yesus Kristus memakai kuasanya untuk melayani, mengalahkan atau akan memusnahkan kejahatan berdasarkan kuasa, kehendak dan tindakan Allah Bapa Sorgawi, dalam pemerintahan Kerajaan Allah. Yesus Kristus telah menjadi bagi kita Imam untuk selamanya dengan menyerahkan diriNya sebagai korban, Dia taat kepada Allah dan menjadi pokok keselamatan kita yang abadi dan yang memberikan jaminan dalam kehidupan kita agar kita dikuduskan menghadapi Allah dengan hati yang tulus penuh kebahagiaan. Yesus Kristuslah Raja dan Iman selamanya atas kehidupan kita, oleh sebab itu hendaklah kita tetapi setia dan taat hanya kepadaNya dengan selalu menyampaikan pujian dan syukur kepadaNya. Kita yakin, Iapun mengaja kita untuk turut bekerjasama dengan Dia dalam kasih kepada Allah dan sesama. AMIN

No comments:

Post a Comment