Friday, July 20, 2018

2 KORINTUS 10:12-18 BERMEGAH DI DALAM TUHAN


2 KORINTUS 10:12-18
BERMEGAH DI DALAM TUHAN
Bahan Khotbah Ibadah PKB
Jumat, 27 Juli 2018

PENGANTAR
Terjadi pertikaian antara Paulus dengan golongan-golongan tertentu di Korintus. Mereka adalah rasul-rasul palsu yang mengajarkan kesesatan dan memecah-bela jemaat. Persoalannya adalah, mereka juga menuduh Paulus sebagai rasul palsu, sehingga penting bagi Paulus untuk membela dirinya walapun hanya melalui surat yang ia titipkan kepada Titus yang berjumpa dengannya di Makedonia (bd. (lihat Kisah Para Rasul 20:1; 2 Korintus 2:13; 7:5). 

Khusus pasal 10, Paulus tuliskan secara istimewa untuk ditujukan kepada para penentangnya. Ia sengaja untuk tidak menemui langsung, karena kuatir terjadi tindakan kekerasan, tapi sikapnya itu justru dipandang mereka yang membencinya sebagai sikap Paulus yang takut (ay.1). Oleh karena itu Paulus berencana untuk menemui mereka.


TELAAH PERIKOP
Terdapat beberapa pokok penting dari bacaan kita ini untuk digali dan direnungkan bagi kita, yakni:

1.      Jangan memuji diri (ay.12, 13)
Rupanya para pengajar palsu merasa diri lebih hebat dan lebih baik dari Paulus dalam hal mengajarkan kitab suci. Dengan bangganya mereka memuji diri sebagai kelompok yang sukses membangun jemaat itu. Padahal jemaat Korintus didirkan oleh Paulus dari hasil penginjilannya.

Itulah sebabnya Paulus menyebut bahwa orang-orang itu bermegah menurut ukuran mereka sendiri dan tidak membandingkan dengan hasil kerja orang lain melainkan dari hasil kerja sendiri (ay.12). bagaimana mungkin membandingkan diri dengan diri sendiri? Di sisi yang lain, Paulus juga kecewa oleh karena kelompok ini memanfaatkan hasil kerja Paulus sebagai pendiri jemaat untuk menyombongkan diri mereka (ay.13).

2.      Jangan bermegah dari hasil kerja orang lain (ay.14,15)
Inilah yang terjadi, bahwa orang-orang itu bermegah dari hasil kerja Paulus. Paulus adalah pendiri jemaat Korintus, mereka kemudia datang mengabarkan injil memasuki batas wilayah kerja pelayanan Paulus (ay.13) dan kemudian menyombongkan diri seolah merekalah yang membangun jemaat ini. Paulus dengan pasti menyatakan bahwa dialah yang mendirikan jemaat Korintus (ay.14) sehingga dapat dikatakan, Korintus adalah hasil kerja layannya.

Yang menarik adalah prinsip Paulus soal bermegah yang sepertinya menyindir kelompok tersebut. Menurut Paulus, ia tidak pernah bermegah dari hasil kerja orang lain yang bekerja di wilayah yang bukan milik Paulus. Artinya, seharusnya setiap orang melayani dan bekerja sesuai dengan peruntukannya (wilayah, job desk, skill, dll) sehingga tidak “mencuri nama” keberhasilan dari orang lain.

3.      Bermegahlah dalam Tuhan (ay.16-18)
Dengan tegas Paulus menyatakan bahwa kepergiannya meninggalkan Korintus dalam rangka mengabarkan Injil ke tempat lain supaya selama masih hidup injil Tuhan dapat di sebar (ay.16). Hal ini sekaligus menegaskan kepada kelompok yang menuduh Paulus sebagai rasul palsu bahwa tujuan hidup Paulus bukan mencari pujian dan kemegahan, melainkan memberitakan Injil.

Selanjutnya, Paulus meyampaikan bahwa wajar kalau kemudian dipuji orang dan kemudian bermegah. Tetapi jika harus bermegah, maka bermegahlah dalam Tuhan (ay.17). Apa yang dimaksud dengan bermegah di dalam Tuhan? Bermegah di dalam Tuhan berarti menjadikan Tuhan sebagai inti segala pujian. Bahwa bukan kita yang dipuji dari megahnya kita, menurut orang lain, melainkan Tuhanlah yang ditinggikan. Dengan demikian, ketika orang lain melihat kita, maka mereka akan memuji dan memuliakan Allah.

RELEVANSI DAN APLIKASI
Sebagai para pekerja dan imam dalam keluarga, para bapak-bapak akan banyak menemui kondisi bersaing di dunia kerja. Kisah Paulus dan prinsipnya dalam bekerja, kiranya menjadi perhatian kita termasuk dalam dunia pelayanan, yakni:

1.      Biasakanlah untuk tidak memuji diri sendiri terhadap hasil kerja sendiri, apalagi pembandingnya hanyalah diri sendiri. Berkerjalah dengan baik dan lakukan secermat mungkin, lalu biarlah kemudian orang lain yang menilai hasil kerja kita dan memberikan pujian bagi kinerja yang kita tunjukkan. Jadi, bukan kita yang memuji hasil kerja sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh Paulus.

Hal yang sama berlaku dalam giat pelayanan kita bagi Tuhan. Pemilik dari pelayanan ini adalah Tuhan, dialah yang empunya segala sesuatu. Jika kita aktif melayaniNya harusnya status kita tetap menjadi pelayan yang menghamba dan bukan tuan yang memerintah. Sebab Tuhanlah yang menjadi Tuan dan kepala. Layanilah dengan setia, lakukan yang terbaik, selanjutnya jangan kita yang dipuji orang, biaralah Tuhan Yesus Kristus yang ditinggikan dan dimuliakan.

2.      Lakukanlah setiap tugas dan pekerjaan berdasarkan yang telah ditetapkan (sesuai batas wilayah dan kemampuan) sebagaimana yang disingggung Paulus dalam ay.14. Hal ini penting supaya jangan besar pasak daripada tiang. Artinya tiap kerja yang kita lakukan di kantor atau pelayanan di gereja sebanding dengan kesanggupan kita dan kemampuan skill yang dimiliki.

Penting untuk mengambil prinsip: “Kerbau punya susu jangan sapi punya nama”. Hal ini berarti jangan mencari pujian dari yang bukan hak kita yakni bukan dari usaha dan kerja kita (bd.ay.15). Adalah lebih baik memperoleh patner kerja dalam pelayanan maupun tugas pekerjaan kerja dari pada berkompetisi dan menjatuhkan orang lain.

3.      Jika kita menjadi berhasil dan kemudian memperoleh banyak pujian, bolehkan kita bermega? Jawabnya adalah BOLEH..!!! Adalah manusia untuk bangga dan senang terhadap hasil yang telah kita capai. Tetapi bermegah yang kita lakukan harusnya bermegah di dalam Tuhan. Artinya, tujuan akhir dari kesenangan dan kebanggaan itu adalah supaya Tuhan ditinggikan dan di agungkan dan bukan kita yang menjadi pusat perhatian dan atau pujian.

Kiranya kita dapat melakukannya. Amin.

No comments:

Post a Comment