Monday, August 20, 2018

KELUARAN 34:10-17 BERPEGANGLAH PADA PERINTAHKU

KELUARAN 34:10-17
BERPEGANGLAH PADA PERINTAHKU
Bahan Bacaan Alkitab Hari Rabu
Rabu, 22 Agustus 2018

Pengantar
Firman TUHAN ini disampaikan setelah TUHAN menuliskan kembali segala firman yang ada pada loh sebelumnya yang dipecahkan Musa (32:19).  Sebelum tiba pada pembaru-an perjanjian ini, peristiwa yang melatar-belakanginya tetap harus diperhatikan.  Ketika Musa turun dari gunung Sinai dengan membawa dua loh hukum Allah dalam tangannya, ia melihat bahwa bangsa itu sedang berbuat dosa besar dengan menyembah patung anak lembu emas sehingga ia sangat marah (32:15-24). 

Musa melemparkan kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu sedangkan patung anak lembu emas itu dibakar lalu di-giling (32:19-20). Setelah itu, Musa naik kembali ke gunung untuk mengadakan pendamaian dan mohon pengampunan TUHAN (32:30-34).  TUHAN tetap menulahi bangsa itu (32:35) dan tidak mau lagi membimbing bangsa itu karena ‘masih marah’ (33:1-6).  Walaupun Musa juga merasakan kemarahan yang sama dengan TUHAN terhadap Israel namun ia tetap memohon penyertaan TUHAN sampai akhirnya TUHAN pun ‘kembali melunak’ (33:15-34:3).

Pemahaman Teks
Ay. 10       TUHAN  mengadakan perjanjian bahwa di depan seluruh bangsa Israel, Ia akan melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang sungguh-sungguh dahsyat yaitu menghalau orang Amori, Kanaan, Het, Feris, Hewi dan Yebus.
Ay. 11-17  Yang harus dilakukan oleh bangsa Israel adalah berpegang pada perintah TUHAN yaitu:
1.      Berawas-awas
2.      Jangan mengadakan perjanjian dengan penduduk negeri supaya mereka tidak menjerat orang Israel dengan kawin mawin sehingga orang Israel mengikuti allah mereka ataupun makan korban sembelihan kepada allah mereka (ay. 12, 15, 16).
3.      rubuhkan mezbah, tugu dan tiang berhala (yang ada di negeri yang akan mereka duduki, ay. 13).
4.      jangan sujud menyembah kepada allah lain (ay. 14)
5.      jangan membuat patung tuangan (ay. 17)

Renungan dan Penerapan
Akhir dari ‘naik-turunnya’ hubungan bangsa Israel dengan TUHAN, pada bagian pe-ngampunan dan pemulihan, TUHAN berjanji akan melakukan perbuatan ajaib yang sungguh-sungguh dahsyat asalkan bangsa Israel berpegang pada perintah TUHAN.  Sebenarnya, hal yang sama juga berlaku kepada kita bahwa akhir dari ‘naik-turunnya’ hubungan kita dengan TUHAN adalah pengampunan yang mengandung janji bahwa TUHAN akan melakukan perbu-atan ajaib yang sungguh-sungguh dahsyat asalkan kita berpegang pada perintah TUHAN.  Jadi, dalam anugerah pengampunan-Nya, Tuhan memberikan kita kesempatan untuk membukti-kan ketaatan, kesetiaan dan iman kepada-Nya melalui perintah-Nya, yaitu:
Berawas-awas: waspada
1.      Jangan mengadakan perjanjian dengan orang yang dapat menjerat kita sehingga kita mengikuti allah mereka ataupun mengikuti gaya hidup mereka (ay. 12, 15, 16).
2.      Rubuhkanlah segala bentuk penyembahan berhala, kepercayaan kepada tahyul dan keterikatan dengan kuasa gelap (ay. 13).
3.      jangan sujud menyembah kepada allah lain (ay. 14)
4.      jangan membuat patung tuangan (ay. 17)

Jika disimak, perintah TUHAN ini secara khusus mengarahkan kita untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menemukan hal yang serupa yaitu ketika kita mengampuni orang lain tetapi orang itu mengulangi kembali kesalahan yang sama, atau bisa juga sebaliknya. Jangankan Tuhan, kita pun geram menghadapi orang seperti itu. Pada satu sisi: kita merasa dirugikan (dianggap remeh kesabarannya bahkan harus menanggung akibat dari kesalahan orang lain).  Pada sisi lain: kita mulai berpikir untuk memutuskan hubungan dengan orang itu atau bahkan memusuhinya tanpa ampun. 

Bacaan ini mengajak kita berpikir begini:  bisa jadi, orang lain atau bahkan kita sendiri mengu-langi kesalahan yang sama karena setelah diampuni, kita tidak beri arahan bagaimana supaya tidak mengulangi kesalahan itu. Ada kalanya, orang mengulangi kesalahan yang sama karena ada kesempatan yang sama, mis: orang yang pernah kedapatan mencuri uang, mengulangi kesalahan yang sama karena kita tidak menyimpan uang kita dengan baik; orang yang pernah bermasalah karena mabuk-mabukan, mengulangi kebiasaannya karena tetap bergaul dengan peminum; orang yang baru sembuh, mengalami sakit lagi karena pola makan dan gaya hidup yang tidak berubah; orang yang pernah ditilang karena tidak memakai helm saat mengenda-rai motor, tetap saja tidak suka memakai helm, dll. 

Dalam bacaan ini, TUHAN tidak hanya mengampuni tetapi kemudian memberi arahan supaya kita menjadi lebih baik melalui perin-tah-Nya.  Dengan kata lain, suka tidak suka, bisa tidak bisa, perintah TUHAN ini harus kita lakukan semua supaya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama tetapi melanjutkan hidup dengan cara yang lebih baik.   

Sebenarnya, jika kita melakukan perintah TUHAN maka banyak hal yang ajaib dan dahsyat akan terjadi dalam hidup kita sesuai dengan janji TUHAN.  Kebanyakan orang senang sekali dijanjikan hal-hal yang baik tetapi enggan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku yaitu berpegang pada perintah TUHAN (= aturan yang ada). Secara tidak langsung, cara berpikir ini adalah bentuk ketidak-adilan kita kepada TUHAN: TUHAN harus menepati janji-Nya sedangkan kita harus dimaklumi jika tidak melakukan perintah-Nya dengan alasan bahwa kita hanyalah manusia yang tidak sempurna. 

Zaman sekarang, berhala yang dimaksud juga dapat berwujud diri kita sendiri yaitu ketika apa yang kita lakukan hanya mengikuti keinginan diri, tidak mau diatur, tidak peduli orang sekitar, dll.  Baiklah kita sadari bahwa hidup mengikuti keinginan diri tidak akan memba-wa kita menuju penggenapan janji Allah melainkan kesusahan yang berulang. AMIN 

Pdt. Cindy Tumbelaka


No comments:

Post a Comment