BAHAN KHOTBAH 12 FEBRUARI 2025
1 PETRUS 4 : 7 – 11
Pengantar
Petrus menulis surat ini kepada
orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan
Bitinia, karena ada dua persoalan penting yang perlu disikapi, yaitu :
1.
Orang-orang
percaya mengalami tekanan dari luar seperti penganiayaan, penyiksaan,dibunuh,
diburuh oleh pihak-pihak yang tidak senang.
2.
Orang-orang
percaya mengalami tekanan dari dalam yakni masih adanya umat yang hidup dengan
perilaku yang tidak berkenan dihadapan Allah juga dengan sesamanya. Salah satu
tema yang diusung dalam pasal ini, yang bekaitan dengan dua persoalan penting
tersebut adalah agar jemaat menyadari bahwa sekalipun tanggungan mereka berat
tetapi sebagai umat Allah yang dipilih dan dikuduskan, mereka harus dapat
menampilkan warna tersendiri sebagai milik Tuhan.
Telaah Teks (Tafsiran)
Apa yang diharapkan Petrus ini,
dituangkannya dalam nasihat-nasihat agar jemaat tetap mempertahankan kehidupan
mereka yang baru di dalam Tuhan:
1. Belajar untuk menguasai diri dan menjadi tenang, sehingga dalam tekanan apapun mereka dapat berdoa menyampaikan segala sesuatunya kepada Tuhan serta menjaga hubungan baik denganNya. (ay. 7)
2.
Berusaha
untuk senantiasa menyatakan kasih dengan sungguh-sungguh kepada orang lain.
Sebab kasih yang sungguh-sungguh akan menghapuskan luka hati akibat penindasan
orang lain (ay. 8 - 9).
3. Menjalankan pelayanan sesuai dengan kasih karunia yang Tuhan telah nyatakan. (ay. 10)
4. menyampaikan firman dan melakukan pelayanan supaya Allah dipermuliakan dalam segala sesuatu (ay. 11).
Ketika umat dapat melakukan hal ini,
maka mereka akan menunjukkan jati diri mereka yang sesungguhnya, yakni dapat
mempengaruhi dunia dan bahkan dapat mengubahnya menjadi lebih baik. Memengaruhi
bukan dipengaruhi.
Aplikasi dan Relevansi
Berada dalam tekanan memang bukanlah situasi yang mudah. Pasti ada saja keinginan untuk memberontak, dan melawan setiap penindasan yang diterima. Akan tetapi tidaklah demikian dengan orang-orang Kristen. Kita dituntut untuk dapat mawas diri dan tetap menjaga keberadaan kita sehingga tidak menjadi sama dengan orang-orang yang asalnya dari dunia ini dan ikut berdosa.
Kepada orang-orang percaya dimana surat Petrus ditujukan, ia menasihatkan untuk terus mempertahankan sikapnya sebagai orang percaya untuk memuliakan Tuhan. maka kita pun, di zaman yang tidak menentu ini, hendaklah belajar untuk :
1. Kuasailah diri dan jadilah tenang supaya dapat berdoa. Jika kita tidak dapat menguasai diri, maka bisa saja kita terseret untuk mengikuti hal-hal yang tidak berguna. Ketika hal itu terjadi, maka kita tidak akan memiliki waktu untuk berdoa. Padahal di dalam doalah, kita dapat menemukan keterangan dari setiap permasalahan kita, di dalam doalah kita dapat memperoleh damai sejahtera yang membuat kita tetap bersukacita dan mampu bertahan di hari-hari yang sukar. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi, dan supaya kamu dapat tahan berdiri di hadapan Anak Manusia (Luk. 21 : 36).
2. Kasihilah dengan sungguh-sungguh seorang akan yang lain. Di dalam suratnya dikatakan “tetapi yang terutama, kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” Kasih harus tetap menjadi yang terutama di dalam hidup orang percaya.
Semua orang layak untuk dikasihi, sekalipun dia adalah orang yang selalu menyakiti atau memusuhi kita. Ketika Tuhan berkata “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”, itu berarti kita harus belajar untuk mengasihi semua orang, karena melalui kasih kita dimampukan untuk hidup damai dengan semua orang.
3. Meskipun berat beban hidup ini, banyak masalah, persoalan dan pergumulan, banyak kekecewaan yang kita peroleh namun kita tetap anak-anak Allah yang diberi karunia-karunia Rohani untuk tetap menjalankan pelayanan baik bagi Tuhan maupun untuk sesama.
4. Berbicaralah sebagai orang yang menyampaikan firman Allah. Dalam situasi apapun, bahkan terhimpit sekalipun, perkatakanlah firman Tuhan. Orang Kristen perlu mewujudkan panggilannya memberi rasa dalam dunia ini dengan tetap bisa mengendalikan diri sendiri dan dengan tekun menerapkan karunia yang telah dianugerahkan Allah kepada kita.
Ketika kita mampu melakukan paling tidak keempat hal yang
dinasihatkan oleh Petrus ini, maka kehidupan kita tidak akan terpengaruh oleh
keinginan-keinginan dunia yang jahat. Kita harus menjadi terang bagi lingkungan
sekitar. Karena itu, hidup kita bukan hanya berupa kata-kata semata, tetapi
kita wajib menyatakan apa yang Firman Tuhan katakan itu melalui perbuatan kita
sehari-hari. Dengan demikian dari kitalah, pengaruh yang baik itu dapat
disebarluaskan. Dari kehidupan kitalah, kasih itu pun dapat dirasakan orang
lain.