Thursday, November 22, 2012

MENGGELITIK EGO; UNTUK MENGHARGAI ARTI KEHADIRAN PENOLONG SEPADAN

‎@Pdt Frans J Wantah Wrote on His FB Wall 

Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antar negara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. 

Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki. Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobrol denganmu...” 

Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun. “Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.” 

“Sayangku,” jawab istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.”

-------------------------
KEJADIAN 2:18 
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Tuesday, November 20, 2012

BAHAN RENUNGAN SEKTOR 21 NOVEMBER 2012


ZAKHARIA 4:11-14

Pendahuluan
Penulis kitab ini adalah Zakharia. Sebutan "Zakharia" menunjuk kepada Zakharia anak dari Berekhya dan cucu dari Ido (1:1.7). Nama "Zakharia" adalah nama yang populer. Dalam Perjanjian Lama, ada sekitar 27-30 orang yang memakai nama "Zakharia". Sebutan "Zakharia" berarti Allah mengingat atau Allah telah mengingat. Nama "Zakharia" menjelaskan bahwa Allah mengingat umat-Nya dan Ia mengingat (setia terhadap) janji-Nya terhadap bangsa Israel. Mungkin nama ini mengungkapkan rasa syukur orang tua Zakharia karena mereka dikaruniai anak laki-laki. Seperti Yeremia dan Yehezkiel, Zakharia adalah seorang nabi sekaligus seorang imam (Nehemia 12:16). Ido (kakek Nehemia) juga seorang imam (Nehemia 12:1,4). Zakharia dilahirkan di Babel.

Saat orang Yahudi kembali ke Palestina di bawah pimpinan Zerubabel dan Imam Besar Yosua, dia ikut dengan kakeknya kembali ke Palestina. Bila yang dimaksud dengan "orang muda" dalam Zakharia 2:4 adalah Zakharia, maka berarti bahwa Zakharia dipanggil untuk bernubuat pada tahun 520/519 BC (sebelum Masehi), saat usianya masih muda.  

Telaah Perikop
Terdapat delapan penglihatan yang dialami oleh Zakharia mulai dari pasal 1-6 kitab ini. Khusus pasal 4:1-14 adalah penglihatan kelima berupa Kandil Emas yang berhiaskan dua pohon Zaitun. Ada tiga bagian dari perikop ini. Isi penglihatan disampaikan dalam ay.1-3. Penjelasan pertama, mengenai “semuanya”, terdapat dalam ay.4-7, dengan suatu komentar dalam aa.8-10. Penjelasan kedua, tentang kedua pohon zaitun, terdapat dalam ay.11-14. Isi dari penglihatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.      Penglihatannya terjadi dalam keadaan yang mirip dengan tidur (ay.1). Yang dilihat Zakharia ialah sebuah kandil dengan empat puluh sembilan suluh, tersusun di atas tujuh pelita dengan tujuh corot masing-masing. Ketujuh pelita itu tersusun di atas tempat minyak, bahan bakarnya. Minyaknya dari pohon zaitun, yang disimbolkan dengan ukiran di sebelah kanan dan kiri.


2.      Zakharia langsung menanyakan arti dari penglihatan itu (ay.4). Penjelasan yang berikut berbicara tentang Zerubabel. Kuasa yang akan menjamin bahwa Zerubabel berhasil menyelesaikan pembangunan Bait Allah ialah roh Allah, bukan kemampuan Zerubabel (ay.6). Pada ayat 7a hal itu ditegaskan dengan suatu gambaran: gunung tidak mungkin diratakan oleh Zerubabel, tetapi akan menjadi tanah rata oleh karena kuasa Allah itu. Selanjutnya ayat 7b membayangkan sorak Israel ketika Bait Allah selesai lewat dipancangkannya batu utama.

Batu utama mungkin mirip fungsinya dengan baru peringatan pada gedung modern yang di atasnya tertulis tanggal dan tokoh yang meresmikan gedung itu. Kalau begitu, yang dinubuatkan dalam ay.7 itu adalah upacara peresmian Bait Allah. Pada zaman itu batu utama sering dilapisi dengan permata dan/atau logam mulia seperti emas.

Penglihatan itu menyangkut batu utama yang melambangkan penyelesaian Bait Allah. Sama seperti pelita bersumber pada minyak, terang yang dibawa oleh penyelesaian Bait Allah akan bersumber pada roh Allah melalui Zerubabel.

3.      Selanjutnya kita menemukan dalam ayat 8-10 suatu komentar terhadap penglihatan itu. Dijelaskan bahwa Zerubabel-lah yang akan menyelesaikan apa yang dulunya dia mulai (ay.9a). Hal itu akan membuktikan bahwa malaikat yang berbicara dengan Zerubabel memang adalah utusan Allah, sehingga Israel juga bisa percaya pada nubuatannya (ay.9b). Sikap orang yang menjadi tawar hati atau putus asa karena lamanya tidak ada perkembangan akan menemukan semangat baru (a.10a). Akhirnya, ketujuh mata yang diukir pada batu utama itu (jika tafsiran tadi tepat) menyimbolkan mata Tuhan (ay.10b). Tujuh adalah angka kelengkapan atau keseluruhan, dan mata Tuhan yang disimbolkan dengan tujuh itu melihat seluruh bumi. Tidak akan ada kejutan menggoyang rencana-Nya, Dia melihat semuanya.

4.      Pertanyaan untuk penjelasan kedua diulang dalam ay.12. Cairan emas merujuk pada minyak zaitun, dan sepertinya ada sistem penyaluran memakai pipa yang sekaligus merupakan bagian dari ukiran pohon zaitun itu, bahasanya tidak terlalu jelas. Hal itu mengaitkan kedua pohon zaitun itu sebagai penyambung pelita dengan minyak zaitun. Pada ay.14 bacaan kita mengungkapkan maknanya: kedua pohon adalah Yosua dan Zerubabel, karena baik imam maupun raja diurapi. Merekalah yang menjadi kunci sehingga kuasa roh Allah akan menghasilkan pembangunan Bait Allah.

Aplikasi dan Relevansi
Berdasarkan kisah yang ada dalam bacaan kita ini, maka ada beberapa hal pokok yang dapat kita relevansikan dalam hidup beriman kita, yakni:
1.      Zerubabel adalah tokoh yang akan membangun Bait Allah hingga selesai. Ia mendapatkan penguatan dalam aa.6-10, yaitu janji bahwa oleh kuasa roh Allah Zerubabel akan menyelesaikan Bait Allah. Janji ini itu tentu mau menguatkan Zerubabel, dan orang-orang Yehuda di bawah pimpinannya, untuk tetap bertekun dalam pembangunan itu. Namun, tekanan dalam ay.6 mengingatkan mereka bahwa sumber sukses bukan di dalam mereka melainkan oleh karena kuasa Allah.

Kitapun diingatkan bahwa disaat Tuhan menjanjikan sesuatu ia tidak akan pernah ingkar janji. Zerubabel wajib menjalankan tugas pembangunan itu dan Tuhan akan menyertainya. Masing2 kita memiliki tanggung-jawab untuk melaksanakan tugas dibidang masing-masing. Apabila kita berhasil, itu harusnya dipahami sebagai anugerah Tuhan dan bukan karena kita.

2.      Mengapa inti itu disampaikan melalui penglihatan yang kabur dan sulit ditafsir? Ay.5 & 13 memberi suatu petunjuk, ketika malaikat bertanya tentang ketidaktahuan si nabi. Hal itu menegaskan bahwa si nabi tidak sanggup menerobos ke dalam makna penglihatan itu sendiri. Yang dibicarakan adalah rencana Allah, dan hanya Allah yang tahu dan dapat memberitahunya.

Hal ini memberi arti kepada kita bahwa tidak semua rencana Tuhan dapat kita selami dengan mudah. Banyak hal yang masih menjadi rahasia bagi kita namun semua telah sangat indah direncanakan TUHAN. Sebagaimana Zakharia membutuhkan malaikat untuk jelaskan penglihatan itu, demikian juga kita membutuhkan Roh Kudus untuk mengerti kehendak dan rencana Tuhan bagi kita. Amin



Friday, November 16, 2012

BAHAN RENUNGAN Minggu 18 NOVEMBER 2012

ZAKHARIA 1:7-17

Pendahuluan
Penulis kitab ini adalah Zakharia. Sebutan "Zakharia" menunjuk kepada Zakharia anak dari Berekhya dan cucu dari Ido (1:1.7). Nama "Zakharia" adalah nama yang populer. Dalam Perjanjian Lama, ada sekitar 27-30 orang yang memakai nama "Zakharia". Sebutan "Zakharia" berarti Allah mengingat atau Allah telah mengingat. Nama "Zakharia" menjelaskan bahwa Allah mengingat umat-Nya dan Ia mengingat (setia terhadap) janji-Nya terhadap bangsa Israel. Mungkin nama ini mengungkapkan rasa syukur orang tua Zakharia karena mereka dikaruniai anak laki-laki. Seperti Yeremia dan Yehezkiel, Zakharia adalah seorang nabi sekaligus seorang imam (Nehemia 12:16). Ido (kakek Nehemia) juga seorang imam (Nehemia 12:1,4). Zakharia dilahirkan di Babel.

Saat orang Yahudi kembali ke Palestina di bawah pimpinan Zerubabel dan Imam Besar Yosua, dia ikut dengan kakeknya kembali ke Palestina. Bila yang dimaksud dengan "orang muda" dalam Zakharia 2:4 adalah Zakharia, maka berarti bahwa Zakharia dipanggil untuk bernubuat pada tahun 520/519 BC (sebelum Masehi), saat usianya masih muda.

Telaah Perikop
Pada tahun 519 bulan Syebat di hari kedua itu yakni pada masa pemerintahan Raja Darius, Nabi Zakharia mendapatkan penglihatan tentang sesuatu yang terjadi pada masa yang akan datang pada kehidupan umat percaya. Isi penglihatan itu adalah sebagai berikut:

1.      Pada ayat 7-10, nabi Zakharia melihat ada seorang penunggang kuda yakni malaikat TUHAN yang menggunakan kuda merah. Dibelakang kuda merah itu ada juga malaikat2 pengintai yang mengunakan kuda-kuda berwarna. merah, warna putih dan warna merah jambu. Dalam kitab2 eskatologis seperti Daniel dan Wahyu, penyebutan warna tertentu memiliki arti penting. Itu berarti tiap warna kuda yang dilihat oleh Zakharia memiliki maksud dan makna. Warna Merah berarti pertempuran dan pertumpahan darah (bd. Wyh.6:4); Warna Putih melukiskan tentang kemenangan dan damai (bd. Wahyu 6:2); Warna Merah Jambu melukiskan akibat negatif dari peperangan dan pemusnahan-pemusnahan itu yang membingungkan banyak orang (bd. Why. 6:5-8).

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa pada saat kedepan akan terjadi peprangan di persia yang disusul oleh perdamaian dan kemudian dampak kehancuran. Jika kita membaca sejarah Raja Darius di Persia maka nubutan ini akhirnya digenapi. Bahwa terjadi pemberontakan pada jaman persia dengan banyaknya pertumpahan darah; namun hanya terjadi perdamaian sementara waktu itu dengan menyisakkan banyak dampak negatif sesudah pertempuran.

2.      Selanjutnya pada ayat 11-12 menunjukkan bahwa para pengintai sorgawi itu menyampaikan tentang kondisi kerajaan Persia yang menahan orang Israel di pembuangan masih aman dan damai. Itulah sebabnya pada ayat 12, para pengintai sorgawi itu bertanya kepada Tuhan tentang kondisi damai kerajaan kafir itu dan mengapa Tuhan membiarkan umat terbuang di sana dan seakan tidak menyanyangi Yerusalem yang telah porak-poranda tersebut.

3.      Pada ayat 13-17 kita menemukan jawaban TUHAN dan sikap TUHAN terhadap kondisi umatNya yang sebagian masih dalam buangan dan sebagian lagi sudah kembali. Ada dua hal penting yang disampaikan Tuhan kepada Zakharia melalui Malaikat Tuhan, yakni:

Pertama, Perhatikan ayat 14-15. Penderitaan yang dialami oleh umat saat ini sebagai bagian dari murka TUHAN kepada umatNya. Itulah sebabnya Ia menggunakan bangsa-bangsa Kafir seperti Babel dan Persia untuk menghukum umatNya itu (ay.15). Namun menurut TUHAN bangsa2 yang dipakai TUHAN itu juga sudah kelewatan batas. Tuhan hanya murka sedikit kepada Israel, namun bangsa2 kafir itu telah melakukan kejahatan yang lebih besar kepada umatNya.
Kedua, itulah sebabnya pada ayat 16-17 Tuhan menjanjikan pemulihan kepada umatNya. Ia akan kembali menyayangi Yerusalem dan akan memulihkan keadaan Yerusalem. Sebagai tanda dan bukti keseriusan Tuhan adalah dubangunnya kembali Bait Suci yang hancur itu dan kota Sion akan berlimpah dengan damaisejahtera dan kebajikan dari TUHAN.

Aplikasi dan Relevansi
Berdasarkan kisah yang ada dalam bacaan kita ini, maka ada beberapa hal pokok yang dapat kita relevansikan dalam hidup beriman kita, yakni:

1.      Setiap hal yang kita alami dan jalani dalam hidup ini telah disiapkan dan direncanakan oleh TUHAN. Entah hal itu kelihatannya baik maupun kelihatannya buruk. Hal ini pula yang dinyatakan malaikat Tuhan kepada Zakharia untuk memahami arti pembuangan dan penghukuman umat Tuhan tersebut. Bahwa ternyata kejahatan Babel dan Persia yang menganiaya umat TUHAN sengaja diijinkan Tuhan untuk terjadi bagi umat sebagai bentuk penghukuman.

Dengan demikian kita wajib merenungkan ulang kondisi Israel ini sebagai bahan yang mungkin berhubungan dengan kehidupan kita. Bahwa adalah mungkin kita mengalami keburukan hidup akibat kejahatan orang lain, bukanlah suatu kebetulan. Tuhan  bisa saja menggunakan kejahatan orang lain untuk menyadarkan umatNya dari kesalahan dan dosa.

2.      Namun seperti pada ayat 15 kitapun perlu juga mengimani bahwa TUHAN tidak menutup mata terhadap kejahatan itu. Tuhan itu adil dan benar. Ia tidak akan membiarkan umatNya menerima kejahatan tanpa ada pembalasan dari TUHAN. Hal ini menunjukkan bahwa TUHAN tidak akan membiarkan umatNya mengalami ketidakadilan itu. Ia pasti membalas tiap kejahatan terhadap umat TUHAN.

3.      Pemulihan pasti terjadi. Pada ayat 16-17 janji TUHAN akan memulihkan umat TUHAN. Dengan ini pun kita harus mengimani bahwa TUHAN maha pengampun dan tidak selamanya menghukum umatNya. Ia akan memulihkan setiap pribadi yang mengalami kegagalan hidup karena dosa dan kesalahan. Sudah pasti, dibalik murka TUHAN akan ada pengampunan dari TUHAN. Amin.

















   

Monday, November 12, 2012


 PETUNJUK PELAKSANAAN
PENGADAAN PENGURUS PELAYANAN KATEGORIAL,
PELAYAN PELAYANAN ANAK DAN PELAYAN PERSEKUTUAN TERUNA
PERIODE MAJELIS JEMAAT TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN 2017


A.       Pengertian

1.       Pengadaan yang dimaksud pada Petunjuk Pelaksanaan ini, adalah :
a.       proses terbentuknya Pengurus Pelkat, Pelayan PA & Pelayan PT hingga selesai diteguhkan untuk lingkup jemaat; dan
b.       proses terbentuknya Koordinator Pelaksana Program masing-masing Pelkat yang selanjutnya disebut sebagai Koordinator Wilayah Pelkat sesuai kategori atau disingkat menjadi Korwil hingga selesai diperkenalkan untuk lingkup Mupel.

2.       Unit Misioner adalah wadah pembinaan dan pelaksana misi GPIB dalam rangka pembangunan Jemaat secara berkesinambungan yang terdiri dari :
a.       Pelkat (Pelayanan Kategorial)
b.       Komisi
c.        Panitia
d.       Kelompok Kerja
e.       Musyawarah Pelayanan (Mupel)
f.         Kelompok Fungsional – Profesional (KFP)
g.       Unit –unit Usaha Milik Gereja (UUMG)
h.       Yayasan
i.         Departemen
j.         Unit Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat (UP2M)
k.        Sesuai kebutuhan

3.       Pelkat adalah Unit Misioner GPIB sebagai  wadah pembinaan dan pemberdayaan warga gereja dalam keluarga & masyarakat sesuai kategori agar para anggotanya berperan aktif dalam pengembangan panggilan & pengutusan gereja secara utuh & berkesinambungan dan sebagai pelaksana misi gereja, kepada:
a.       Anak-anak disebut  Pelayanan Anak disingkat PA;
b.       Teruna disebut Persekutuan Teruna disingkat PT;
c.        Pemuda disebut Gerakan Pemuda disingkat GP;
d.       Kaum ibu disebut Persekutuan Kaum Perempuan disingkat PKP;
e.       Kaum bapak disebut Persekutuan Kaum Bapak disingkat PKB;
f.         Kaum lanjut usia disebut Persekutuan Kaum Lanjut Usia disingkat PKLU.

4.       Pengurus Pelkat adalah mereka yang telah melalui semua proses Pengadaan seperti dimaksud pada nomor 1.a huruf A di atas.

5.       Koordinator Wilayah Pelkat sesuai kategori adalah salah satu Badan Pembantu dan Alat Pelaksana dari Badan Pelaksana Mupel sesuai kategori Pelkat yang telah melalui semua proses pengadaan seperti dimaksud bagian Huruf A ini pada nomor 1.a sebagai Pengurus dan 1.b di atas.

6.       Fungsi dan Tugas Pengurus Pelkat sebagai Unit Misioner :
a.       Melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan warga gereja secara spesifik sesuai kategori
b.       Memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pembinaan, pelayanan dan kesaksian warga gereja di lingkup Jemaat  / Mupel
c.        Menjadwalkan pembinaan secara periodik  bekerjasama dengan Komisi PPSDI
d.       Mengatur kegiatan melalui koordinasi antar pengurus Pelkat dan Majelis Jemaat
e.       Menyusun program kerja dan anggaran tahunan
f.         Menentukan Koordinator Pelkat secara bergilir untuk melaksanakan kegiatan terpadu

7.       Pemilih adalah mereka yang disebutkan di dalam Pasal 2 Keanggotaan Peraturan Nomor 15 Tentang Pelayanan Kategorial GPIB (khusus PA dan PT adalah pengurus dan pelayan masing-masing PA & PT).


B.      Masa Tugas

1.       Masa tugas Pengurus Pelkat ditetapkan sesuai dengan masa tugas Pelaksana Harian Majelis Jemaat di lingkup Jemaat (2,5 tahun).
2.       Masa tugas pelayan PA dan Pelayan PT  ditetapkan sesuai sesuai dengan masa tugas Majelis Jemaat.
3.       Masa tugas Koordinator Pelaksana Program masing-masing Pelkat disesuaikan dengan Badan Pelaksana Mupel selama masa tugas Majelis Jemaat 2012 – 2017.
4.       Pengadaan pelayan PA dan pelayan PT dapat dilaksanakan setiap tahun sesuai kebutuhan.


C.      Fungsi  Petunjuk Pelaksanaan

1.       Memberikan pedoman bagi Jemaat dalam melakukan proses pengadaan Pengurus Pelkat, Palayan PA dan Pelayan PT di lingkup jemaat.
2.       Memberikan pedoman bagi Mupel dalam melakukan proses pengadaan Koordinator Wilayah sesuai kategori di lingkup Mupel.


D.      Persyaratan Kualitatif
Calon Pengurus Pelkat hendaknya memiliki kemampuan dan semangat membina / memperlengkapi warga gereja sesuai kategori bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4 : 11-12), agar warga gereja dapat melaksanakan Panggilan dan Pengutusan Gereja.

1.       Tidak angkuh / serakah, bukan pemabuk / pemarah / pemfitnah,
2.       Menjadi teladan,
3.       Bersikap baik, bijak, adil dan saleh,       
4.       Dapat menguasai diri,
5.       Mampu menasihati orang lain (Titus 1:6-9, I Timotius 3:8-13),
6.       Mampu menjaga kewibawan dan rahasia pelayanan,
7.       Tidak berada dalam Penggembalaan khusus oleh Majelis Jemaat,
8.       Memiliki semangat pengabdian yang tinggi, setia dan taat dalam penatalayanan GPIB serta senantiasa menjaga kemurnian ajaran gereja dalam kesetiaan kepada Tuhan Yesus Kristus,
9.       Memiliki wawasan Oikumenis dan Kemasyarakatan yang cukup serta sikap dan kemauan bekerjasama yang positif dan konstruktif,
10.    Mampu melaksanakan Panggilan dan Pengutusan Gereja secara bertanggungjawab.
11.    Sehat Jasmani dan Mental.


E.       Persyaratan Administratif

 

1.       Tentang tempat tinggal, yaitu :
a.       Bertempat tinggal di wilayah pelayanan Jemaat setempat.
b.       Khusus bagi Jemaat dalam kondisi tertentu (kekurangan sumber daya insani), Majelis Jemaat dapat mengambil kebijakan dalam hal pengadaan Pengurus Pelkat, Pelayan PA dan Pelayan PT.
2.       Sekurang-kurangnya sudah 1 (satu) tahun menjadi anggota Sidi Jemaat.
3.       Terdaftar dalam jemaat sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan pada saat pemilihan.
4.       Wajib menunjukkan Surat Sidi Gereja.
5.       Jika sudah menikah wajib menunjukkan Surat Nikah Gereja dan Surat Nikah Catatan Sipil.
6.       Sekurang-kurangnya berijazah Sekolah Menengah Umum / sederajat, kecuali di jemaat tertentu dapat lebih rendah (misalnya : wilayah-wilayah Pelkes, Jemaat Pemekaran Pelkes atau dalam kondisi keterbatasan sumber daya dan atas pertimbangan dari Majelis Jemaat).
7.       Bukan Isteri atau Suami Pendeta yang ditempatkan di jemaat setempat kecuali Janda / Duda Pendeta.
8.       Bukan Pegawai atau Tenaga Honorer GPIB di jemaat yang bersangkutan.
9.       Mengikuti semua materi pembinaan bagi Pengurus Pelkat dan Pelayan PA/PT terpilih.
10.    Pelayan PA dan Pelayan PT adalah Warga Sidi Jemaat.
11.    Khusus Pelayan PT berusia minimal 5 (lima) tahun di atas anak layan (diatas 17 tahun).
12.    Menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan dan Loyalitas.
13.    Pengurus Pelkat hanya diperkenankan menjabat 2 (dua) periode berturut-turut dalam rangka proses kaderisasi.


Persyaratan Ketua PELKAT
1.       Pernah menjadi pengurus salah satu pelkat dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pelkat di jemaat.
2.       Khusus untuk Pelkat PKLU dikecualikan dari persyaratan butir 1 dan berusia minimal 60 tahun.
3.    Memiliki wawasan kepemimpinan missioner dan kemampuan managerial.
4.    Mampu memahami dan menerjemahkan PKUPPG GPIB ke dalam program kerja dan tindakan nyata.


F.       Organisasi Kepengurusan di Lingkup Jemaat

1.    Setiap Pelkat sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu masing – masing sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
2.    Apabila dibutuhkan, maka pengembangan organisasi kepengurusan masing-masing Pelkat dapat menjadi :
·         Ketua
·         Wakil Ketua
·         Sekretaris
·         Wakil Sekretaris
·         Bendahara
·         Koordinator Bidang
-         PA : Spiritual dan Sosial.
-         PT : Spiritual, Sosial dan Kreatif
-         GP : Spiritual, Sosial dan Pengkaderan
-         PKP : Kegerejaan, Kekeluargaan, Kewirausahaan, Kemasyarakatan
-         PKB : Kegerejaan, Kekeluargaan, Kewirausahaan, Kemasyarakatan
-         PKLU : Spiritual, Relasi Sosis-Emosional.
·         Koordinator Sektor
3.    Selain dari pada angka 2 di atas, Jemaat dapat melakukan penyesuaian organisasi kepengurusan masing-masing Pelkat sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan Jemaat khususnya Pelkat yang bersangkutan.


G.      Mekanisme dan Jadwal Pengadaan di Lingkup Jemaat

Prosedur Pemilihan :
1.       Penanggungjawab pemilihan adalah Majelis Jemaat dalam hal ini Ketua III PHMJ.
2.       Majelis Jemaat berkoordinasi dengan Pengurus Pelkat untuk menunjuk dan menetapkan pelaksana pemilihan / panitia yang terdiri dari unsur Pengurus Pelkat yang tidak dapat dipilih kembali, Diaken dan Penatua berikut dengan tugas dan tanggung jawabnya.
3.       Pelaksana pemilihan / panitia tidak dapat memilih dan dipilih.
4.       Pemilihan dapat dilakukan dengan cara :
a.    Pertemuan anggota Pelkat yang bersangkutan mulai dari masing-masing sektor pelayanan jemaat untuk memilih bakal calon, yang kemudian akan dipilih kembali sebagai calon pengurus secara terpusat,
b.    Apabila point (a.) di atas sudah dilaksanakan tetapi belum menghasilkan pengurus, maka pelaksana pemilihan bersama Majelis Jemaat mengadakan pendekatan kepada masing-masing anggota Pelkat  yang potensial untuk dicalonkan sebagai pengurus,
c.     Khusus PA dan PT, calon pengurus dipilih diantara para Pelayan.


Pelaksanaan Pemilihan adalah sebagai berikut :
1.       Pemilihan dilakukan dengan diawali kebaktian dan pengarahan tentang pelaksanaan pemilihan oleh Majelis Jemaat,
2.       Pemilihan dilakukan dalam  3 tahap :
a.    Tahap kesediaan calon,
b.    Tahap pencalonan,
c.     Tahap pemilihan,
3.       Pada pemilihan dengan cara pertemuan anggota Pelkat yang bersangkutan, maka :
a.    Pertemuan memilih bakal calon pengurus dari setiap sektor,
b.    Dari hasil pemilihan point 3.a., dipilih Calon Pengurus sesuai struktur yang telah ditetapkan,
c.     Hasil pemilihan point 3.b, disampaikan kepada Majelis Jemaat untuk ditetapkan,
4.       Nama-nama calon Pengurus Pelkat terpilih, Pelayan PA dan Pelayan PT diumumkan di Warta Jemaat selama 2 (dua) minggu berturut-turut.


H.      Pembinaan

Semua calon Pengurus Pelkat, Pelayan PA dan Pelayan PT terpilih wajib mengikuti pembinaan sebelum diteguhkan. Ada 6 materi bina yang akan dikirim tersendiri untuk dipakai dalam pembinaan.

Materi Bina :
Ada 6 materi bina yang akan dikirim tersendiri untuk dipakai dalam pembinaan.

Tenaga Bina
1.       Majelis Sinode
2.       Dewan Pelkat
3.       Tenaga Bina yang ada di jemaat / mupel setempat (pendeta, penatua, diaken) termasuk di dalamnya para Tenaga Bina GP GPIB pada wilayah setempat, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, dengan menggunakan materi bina di atas dan dipelajari terlebih dahulu.


I.         Peneguhan

1.       Peneguhan Pengurus Pelkat terpilih, Pelayan PA dan Pelayan PT dilakukan dalam salah satu Ibadah Minggu Jemaat.
2.       Pelaksanaan peneguhan selambat-lambatnya akhir Februari 2013.
3.       Setelah diteguhkan, Pengurus hendaknya terus membekali diri dengan mengikuti pembinaan-pembinaan di kategorinya masing-masing.


J.       Koordinator Wilayah Mupel
1.       BP Mupel mengangkat Korwil Pelkat sesuai kategori guna menunjang kegiatan kebersamaan di tingkat wilayah.
2.       Korwil Pelkat sesuai kategori diperkenalkan di dalam Ibadah Minggu di salah satu jemaat dalam wilayah Mupel.


K.      Pergantian Antar Waktu

Apabila ada Pengurus Pelkat tidak aktif 6 (enam) bulan secara berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima, Pengurus Pelkat yang bersangkutan dapat memberitahukan Majelis Jemaat untuk mengadakan pendekatan khusus dan melakukan pergantian antar waktu dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.


L.       Penutup

1.       Petunjuk Pelaksanaan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
2.       Dengan ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan ini, maka semua Petunjuk Pelaksanaan mengenai Pengadaan Pengurus Pelkat, Pelayan PA dan Pelayan PT sebelumnya tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di        : Jakarta
Pada tanggal        : 9 Oktober 2012
------------------------------------------------
                                                     MAJELIS SINODE GPIB


Pendeta Rudy I. Ririhena                                                  Penatua Johan Tumanduk
Ketua III                                                                                 Sekretaris II