MAZMUR 65:10-14
TINDAKAN TUHAN ADALAH DASAR
BERSYUKUR
Bahan Bacaan Alkitab Pelkat PKP
Kamis, 2 Agustus 2018
PENGANTAR
Mazmur ini ditulis oleh Daud yang kemungkinan besar
disebabkan oleh rasa syukur atas kesediaan Allah mendengar doa mohon ampunnya
(ay.3) dan ketika ia secara pribadi menerima pengampunan dari Allah dan
melihatNya sebagai pribadi yang Maha-Pengampun (ay.4,5). Keseluruhan dari isi
Mazmur 65 ini adalah kesaksian Daud tentang siapa Allah dan apa yang telah ia
perbuat.
TELAAH PERIKOP
Jika kita membaca dengan seksama isi Mazmur ini maka
sesungguhnya Mazmur ini terbagi atas 3 (tiga) bagian penting , yakni:
1.
Siapakah Allah menurut
pemazmur (ay.1-5)
Pemazmur
melukiskan Allah sebagai pendengar doa pribadinya (ay.2-3).
Juga ada pelukisan tentang Allah maha pengampun dosa. Juga ada gambaran
atau metafor tentang dosa sebagai beban yang menghimpit, tetapi Allah
mengangkatnya sehingga si pendosa pun terbebaskan (ay.3-4), sehingga bisa
dikatakan bahwa pemazmur melukiskan Allah sebagai seorang pembebas.
Di
hadapan pengalaman akan Allah seperti itu, pemazmur menyatakan pengamatannya
berupa sebuah pelukisan mengenai orang yang dipanggil Allah untuk mendiami
baitNya yang kudus. Ada bayangan yang indah dan suci bahwa mereka itu akan
bahagia dan hidup makmur (disimbolkan dengan kekenyangan, ay.5). dengan kata
lain, pemazmur menganggap bahwa Allah adalah juga sebagai pribadi yang
menerima siapa saja untuk berada dikediamanNya.
2.
Allah yang berkarya dan
bertindak bagi dunia (ay.6-9)
Pada
bagian ini pemazmur berkisah tentang Tuhan yang berkarya bagi dunia. Berikut
ini beberapa rinciannya: Pertama, Tuhan berkarya dengan
segala perbuatan yang ajaib dan keadilan sehingga seluruh dunia dan bukan saja
Israel akhirnya mengenal Allah hingga ke ujung bumi (ay.6). Kedua,
TUHAN Allah juga pandang pemazmur sebagai yang menciptakan segala
lembah dan gubung, sehingga dalam tindakanNya itu, Allah disebut perkasa
(ay.7). Ketiga, Bukan saja
Tuhan dianggap sebagai pencipta alam semesta, pemazmur menyebut bahwa Allah
bertindak sebagai penguasa ciptaanNya. Itulah sebabnya deru gelombang dan
lautan tunduk kepadaNya (ay.8).
Dengan
menyaksikan semua ini maka semua orangpun takut dan bersorak-sorai (ay.9).
Istilah takut yang digandeng dengan sorak-sorai ini emnunjuk pada suasana kagum
dan keheranan atau takjub. Reaksi mengetahui siapa dan apa yang diperbuatnya,
membuat orang semakan bertakwa (segan dan patuh) kepada Allah karena rasa
takjub akan bebesaranNya.
3.
Tindakan Tuhan bagi kebutuhan
pribadi (ay.10-14)
Bagian ini sangat menarik. Pemazmur
melukiskan Sang Pencipta sebagai pribadi yang sangat peduli pada kebutuhan
pribadi pemazmur. Wilayah Israel dan sekitarnya, terkenal dengan daerah tandus
dan air merupakan bahan pokok yang paling dibutuhkan. Pemazmur menyaksikan
kebesaran Tuhan yang berkarya bagi kebutuhan umat ketika menjadikan tanah
gersang penuh dengan batang air yang kaya dan melimpah sehingga umat diberoleh
gandung untuk kelangsungan hidup.(ay.10).
Bukan itu saja bahkan pemazmur
mengakui bahwa suburnya tanah itu, dengan basahnya alur bajak, tanah yang tidak
menjadi kering dan berlimpah air karena hujan yang turun, dan hijaunya tumbuh
tumbuhan itu semua, menurut pemazmur, adalah perbuatan Tuhan yang memberkati
(ay.11,12). Tuhanlah yang berkarya sehingga mereka bersorak-sorai (ay.14).
Perhatikanlah, bahwa pemazmur tahu
persis perbuatan Allah pada diri dan bangsanya sehingga ia bersyukur. Pemazmur
menemukan karya Allah yang bertindak melalui alam semesta. Tidak terlihat
tangan Allah yang bekerja sesungguhnya, bukan? Namun pemazmur tahu bahwa itulah
karya Tuhan.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Berdasarkan uraian atau telaah perikop di atas, maka terdapat beberapa
hal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita saat ini:
1. Adalah penting bahi kita yang percaya untuk
mengenal siapa Allah kita. Pemazmur mengenal Allah dari setiap karya yang Ia
perbuat. Pemazmur mengenal dekat Allah dari apa yang ia alami bersama Allah. Ia
mengalami jawaban doa, ia mengalami pengampunan dosa, ia mengalami rasa
sukacita pada kuasa Tuhan yang tak terbatas. Kata kunci dari bacaan kita ini
adalah pengenalan akan Allah.
Kitapun diajak, secara khusus sebagai ibu rumah
tangga, kaum perempuan GPIB untuk peka mengenal Allah secara dekat. Tidak perlu
bertatap muka dengan Allah, cukup merasakan semua pengalaman yang nyata tentang
apa yang Tuhan perbuat, maka kita dapat mengenalnya secara pribadi. Siapakah
Allah bagi kita, sangat tergantung dari seberapa dekat dan dalam kita
mengenalNya.
2. Ide dasar dari pemazmur bersyukur dan
bersorak-sorak adalah keyakinan imannya untuk melihat setiap peristiwa sebagai
cara Tuhan bertindak. Mulai dari mendengar doa, meredakan gemuruh badai dan
gelombang, hingga menjatuhkan hujan di bumi, dan bahkan membuat tanaman
mengalami pertumbuhan karena kesuburan tanah.
Perhatikanlah bahwa pemazmur bersyukur bukan karena
apa yang ia alami. Sebagai contoh lihat redaksi ayat 11 bacaan kita. Pemazmur
tidak berkata: “ketika aku membajak kulihat tanah menjadi gembur oleh karena dirus
hujan yang turun”. Tetapi dengan yakni ia menyebut: “Engkau
mengairi alur bajaknya... membasahi tanah dengan hujan dll”. Objek pelaku adalah Allah. Sehingga pemazmur
mengucap syukur bukan karena apa yang ia alami, tetapi apa yang Tuhan perbuat.
Demikian juga kita sebagai ibu rumah tangga. Kita
diajak mengucap syukur bukan karena kita melihat dan merasakan apa yang terjadi
dalam hidup kita, tetapi tentang apa yang Tuhan perbuat. Kita bersyukur bukan
karena bisa ulang tahun, tetapi kita bersyukur karena Tuhan menambahkan usia
setahun. Pokok penting adalah Tuhan.
Karena itu mari bersyukur bukan karena apa yang
terjadi dalam keluarga kita, tetapi apa yang Tuhan buat dalam hidup kita.
Dengan cara ini, maka entah senang atau susah, kita tidak peduli apa yang
terjadi disekitar kita, yang kita syukuri adalah apa yang Tuhan buat dan rancangkan
bagi kita. Sebab ranjangannya adalah damai sejahtera.
Kiranya kita dimampukan untuk menyakini kuasa Allah yang peduli itu.
Amin.