5 Tetapi sementara aku memperhatikannya, tampak seekor kambing jantan
datang dari sebelah barat, yang melintasi seluruh bumi tanpa menginjak tanah; dan kambing jantan itu mempunyai satu tanduk yang aneh di antara kedua matanya. 6 Ia datang pada domba jantan yang dua tanduknya dan yang kulihat berdiri di depan sungai itu, lalu menyerangnya dengan keganasan yang hebat. 7 Aku melihatnya mendekati domba jantan itu; ia menggeram, lalu ditanduknya domba jantan itu, dipatahkannya kedua tanduknya, dan domba jantan itu tidak berdaya untuk tahan menghadapi dia; dihempaskannya dia ke bumi, diinjak-injaknya, dan tidak ada yang melepaskan domba jantan itu dari kuasanya. 8 Kambing jantan itu sangat membesarkan dirinya, tetapi ketika ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang besar itu, lalu pada tempatnya tumbuh empat tanduk yang aneh, sejajar dengan keempat mata angin yang dari langit.
Jemaat Tuhan…
Bacaan kita hari ini merupakan lanjutan dari bacaan pada hari Minggu-Selasa tentang penglihatan yang dialami oleh Nabi Daniel dalam mimpinya (7:1). Sebelum menguraikan lebih jauh, kita perlu mengenal tentang sosk Daniel. Siapakah Daniel ini?
Daniel adalah seorang Israel keturunan raja dan bangsawan. Dia dibawa ke Babel sebagai tawanan dari raja Nebukadnezar pada tahun ke-3 pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda. Daniel beserta Hananya, Misael dan Azarya dilatih khusus untuk melayani raja (Daniel 1:1-6). Mereka dipilih karena mereka adalah orang-orang muda yang pandai, tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai hikmat, memiliki banyak pengetahuan dan ilmu. Menurut kebiasaan pada zaman itu ia diberikan nama Beltsazar, suatu nama Babel (ayat 7). Daniel dikenal sebagai penafsir dari penglihatan-penglihatan orang lain (pasal 2-5), kemudian penafsir dari penglihatannya sendiri, yang bernubuatkan kemenangan mendatang dari Kerajaan Mesias (pasal 7-12).
Selanajautnya marilah memperhatikan bacaan kita, yakni Daniel 8:5-8. Minimal kita menemukan ada 8 pokok yang merupakan Garis Besar isi dari pasal 8 secara keseluruhan, yakni:
1. Ayat 1-4 Penglihatan tentang seekor domba jantan di tepi sungai Ulai. Domba jantan itu memiliki dua tanduk tinggi, tetapi yang satu lebih tinggi dari yang lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir.
2. Ayat 5-8 Penglihatan tentang seekor kambing jantan yang memiliki satu tanduk aneh di antara kedua matanya. Kambing jantan itu menyerang dan menanduk hingga mematahkan tanduk domba jantan.
3. Ayat 9-12 Pada kambing jantan itu tumbuh satu tanduk kecil dari keempat tanduk itu dan kemudian semakin membesar ke arah selatan, ke arah timur dan kearah Tanah Permai.
4. Ayat 13-14 Percakapan dua orang kudus tentang masa kefasikan yang membinasakan.
5. Ayat 15-26 Suara yang memerintahkan Gabriel untuk menjelaskan kepada Daniel mengenai penglihatan itu.
6. Ayat 27 Daniel jatuh sakit, kemudian melanjutkan urusan tugasnya dengan perasaan tercengang dan tidak memahami tentang penglihatan tersebut.
Jemaat Tuhan…
Penglihatan tentang Domba jantan dan Kambing jantan ini adalah penglihatan kedua, setelah sebelumnya Daniel mengalami penglihatan pertama tentang 4 ekor binatang mengerikan yang mewakili 4 kerajaan dunia (pasal 7).
Khusus untuk Penglihatan kedua. Bagian ini terdiri atas 2 (dua) bagian besar yaitu:
a. Penglihatan kambing dan domba (ayat 1-14) yakni termasuk bacaan hari ini, dan
b. Penafsiran penglihatan itu (ayat 15-27).
Penglihatan domba jantan adalah gambaran tentang kerajaan Media-Persia, sedang penglihatan binatang kambing adalah gambaran kerajaan Yunani yang memiliki tanduk yang menonjol, yaitu raja Aleksander Agung (ayat 21).
Penglihatan Daniel yang kedua ini memberikan gambaran tentang beberapa kejadian kedepan yang akan terjadi dunia, yaitu:
1. Yunani akan mengalahkan Kerajaan Media Persia (ayat. 7)
2. Kematian raja Aleksander Agung akan melemahkan kerajaan Yunani (ayat.8)
3. Kerajaan Yunani akan di bagi menjadi 4 wilayah di bawah masing-masing kekuasaan empat orang raja (ayat.8)
4. Di tengah kerajaan Yunani akan muncul kekuasaan anti Kristus. Ayat 9-12 mengatakan bahwa di tengah salah satu tanduk akan muncul satu tanduk yang kecil, yaitu raja Antiokhus Epifanes. Di bawah kekuasaannya, ia dengan segala cara menghancurkan iman orang Yahudi.
Di tengah penglihatan itu, ternyata muncul malaikat Gabriel (15-16) dan malaikat itu menerjemahkan arti penglihatan itu. Ayat 23-25 memberikan gambaran tentang Antiokhus Apifanus IV yang mempunyai kekuasaan yang besar. Dia akan dihancurkan tanpa perbuatan manusia, melainkan kekuasaan dari Tuhan.
Jemaat Tuhan…
Jika kita memperhatikan bacaan ini, secara khusus pada dua bagian penting keseluruhan pasal 8, yakni tentang penglihatan Kambing dan Domba pada ayat 1-14 (termasuk bacaan kita malam ini ayat 5-8); dan juga meneliti hasil Penafsiran dan penjelasan Penglihatan oleh Malaikat Gabriel kepada Daniel pada ayat 15-27 maka kita akan menemukan sesuatu yang sangat menakjubkan bahwa penglihatan Daniel ini benar2 terjadi setelah kurang lebih 500 tahun perjalanan waktu.
Jikalau kita mempelajari tentang sejarah Yunani misalnya dan juga sejarah bangsa Persia, maka apa yang dikatakan oleh Alkitab lewat penglihatan Daniel benar2 terjadi dan berlaku. Pada akhirnya kerajaa terkuat yakni Yunani pun hancur lebur dalam perjalanan sejarahnya. Kekaisaran Romawi juga menerima akibatnya. Hal ini mau membuktikan bahwa apa yang dinubuatkan oleh Daniel melalui penglihatannya dalah benar dan bukanlah suatu kebohongan.
Dari Firman Tuhan ini kita dapat menyimpulkan bahwa sehebat apapun kekuasaan yang dibangun oleh manusia, mereka tidak bisa menandingi kekuasaan Tuhan. Memanfaatkan kekuasaan dengan segala keangkuhan dan kesombongan; penistaan kaum lemah dan penghujatan kepada Allah pada akhirnya akan dihancurkan Tuhan.
Jemaat Kekasih Kristus
Kekuasaan dengan segala ideologi, sistim, visi dan motivasinya datang dan pergi silih berganti. Seperti ada ungkapan setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Oleh sebab itu kekuasaan manusia sebenarnya tidak ada yang kekal.
Penglihatan tentang domba jantan dan kambing jantan ini mengingatkan kita bahwa kekuasaan tidak untuk selama-lamanya, apalagi jika kekuasaan itu diwarnai dengan kesombongan, kebencian, kesewenang-wenangan, keserakahan, pementingan diri sendiri, tidak rela membiarkan kekuatan lain mengancam.
Kekuasaan biasanya membuat telinga manusia menjadi tuli dan hati nuraninya tumpul. Menghalalkan segala cara, otoriter, korupsi, manipulasi, intrik, ambisius, angkuh, tidak peduli bahkan mengorbankan dan menindas orang lain telah menjadi nilai-nilai yang lumrah. Manusia telah menjadikan kekuasaan sebagai tujuan akhir, padahal kekuasaan adalah alat untuk meraih kesejahteraan bersama, bukan kesejahteraan diri sendiri.
Kekuasaan adalah berkat Tuhan yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dan dikendalikan sebaik-baiknya. Ketika Tuhan menganugerahkan suatu kekuasaan atau kewenangan kepada kita maka jadikanlah itu sebagai suatu yang yang berguna bagi sesama dan pelayanan bagi kemuliaan Tuhan. Sebab sebenarnya Tuhanlah pemilik segala kekuasaan itu. Jika kita memilikinya, itu justru karena anugerah Tuhan.
Karena itu mari memanfaatkan setiap karunia Tuhan itu (kekuasaan, posisi dalam masyarakat, kekayaan ataupun pangkat dan kedudukan) hanya untuk kemuliaan Tuhan dan bukan sebaliknya menjadi suatu kesombongan dan keserakahan seperti penglihatan tentang kambing dan domba tadi. Sebab segala bentuk ketidak patutan dalam memanfaatkan anugerah Tuhan itu termasuk kekuasaan, saatnya nanti akan menerima penghakiman Tuhan.
Kiranya juga, sebagai orang percaya dan gereja Tuhan, kita dapat saling mengingatkan dan mengarahkan satu dengan yang lain, termasuk juga mendoakan pemerintah kita agar mereka tidak SALAH JALAN memanfaatkan kekuasaan yang diberikan TUhan untuk mengayomi negeri ini. Amin