YOHANES 16:8-11
Jemaat Tuhan,…
Ungkapan Yesus dalam ayat 8-11 ini merupakan uraian tenang
fungsi Roh Kudus yang nantinya akan datang menggantikan kehadiran Yesus bersama
murid-muidNya. Yesus harus naik ke sorga supaya Penghibur yakni Roh Kudus dapat
di utus (bd.7). Dengan kata lain, Yesus mau menekankan bahwa kehadiran Roh
Kudus dari segi fungsi adalah lebih tepat dari pada Yesus harus tetap
bersama-sama dengan para Murid. Jika demikian, apakah fungsi Roh Kudus atau
Penghibur itu sehingga dianggap lebih baik jika Yesus pergi? Ada tiga fungsi
utama yakni:
a. Makna dan
Relevansi Roh Kudus Menginsafkan Akan Dosa.
Menginsafkan akan dosa yang dimaksud oleh Yesus adalah
berhubungan erat dengan orang yang tidak percaya pada Yesus (ay.9). Yesus
adalah Sang Penebus Dosa, maka jika mereka tidak percaya kepada Yesus, sudah
pasti umat tidak akan menginsafi dosa mereka lewat menerima Yesus sebagai Tuhan
dan penebus dosanya.
Disinilah peran Penghibur atau Roh Kudus itu. Roh Kudus akan
tinggal di dalam hati manusia (ay.17) dan selanjutnya bekerja dalam diri
manusia untuk menerima Yesus sebagai TUHAN dan juruselamatnya seacara pribadi.
Sebab dosa tak akan terinsafi jika mereka tidak menerima Yesus. Menerima Yesus
membuat orang diselamatkan dari hukuman dosa. Menerima Yesus berarti mengasihi
Dia. Dan mengasihi Dia berarti melakukan apa yang Yesus perintahkan (ay,15).
Jika kita melakukan apa yang Yesus perintahkan dalam hidup kita, itu berarti
kita sudah tidak melakukan dosa lagi. Selanjutnya, bukankah tidak melakukan
dosa lagi sama artinya dengan bertobat atau insaf? Itulah peran Roh Kudus dalam
diri manusia.
Untuk benar-benar insaf dari dosa dan tidak melakukan lagi,
manusia membutuhkan seorang Penuntun yang ideal. Pribadi yang tepat itu adalah
Roh Kudus. Dialah yang akan menjaga dan menuntun umat agar setia melakiukan
kehendak Allah dan menjauhi dosa.
b. Makna
dan Relevansi Roh Kudus Menginsafkan Akan Kebenaran.
Makna kebenaran Allah bukanlah seperangkap ajaran atau
doktrin. Kebenaran Allah menyangkut manifestasi yang dinyatakan dalam kehidupan
dan bersama dengan sesama. Karena itu makna “kebenaran” dipergunakan istilah
“dikaiosune” (Yun.) dan kata “tsedeq” yang berarti keadilan dan juga sedekah.
Kebenaran Allah harus dinyatakan dalam bentuk keadilan atau diamalkan sehingga
selalu terhayati dalam kenyataan hidup. Tepatnya kebenaran Allah akan menjadi
kebenaran yang membebaskan jikalau dapat disaksikan dalam perilaku.
Pemahat Jerman yang banyak berkiprah di Roma yaitu bernama
Johann Heinrich von Dannecker (1758-1841) dikenal sebagai pemahat patung
dewa-dewa Yunani. Namun pada suatu hari Dannecker insaf dan ingin mencurahkan
seluruh tenaga dan keahliannya untuk memahat patung Kristus. Hasil karya
Dannecker begitu indah, sehingga Napoleon Bonaparte menyuruh Dannecker untuk
memahat patung dewa Venus. Jawaban Dannecker adalah: “Tangan yang pernah
memahat Kristus ini tidak mungkin dapat lagi untuk membuat pahatan dewa
kafir”.
Ketika seseorang insaf akan kebenaran Kristus, maka dia akan
menolak untuk ambil bagian dalam perkara-perkara duniawi. Namun apakah kita
juga konsisten untuk memberlakukan kebenaran Allah dalam kehidupan kita? Apakah
kita mau menolak ajakan dunia untuk tidak jujur dalam mengelola keuangan
perusahaan, menolak pemakaian zat-zat kimiawi yang berbahaya dalam pembuatan
makanan atau minuman, menolak penjualan buku-buku atau gambar porno, dan
sebagainya. Keinsafan akan kebenaran berarti kita secara sadar dan sengaja
menolak untuk melakukan kompromi dengan kuasa dunia. Termasuk pula penolakan
untuk menyangkal Kristus walaupun kita mendapat janji untuk memperoleh sesuatu
yang sebenarnya kita butuhkan.
c. Makna dan
Relevansi Roh Kudus Menginsafkan Akan Penghakiman.
Setiap orang yang melakukan kesalahan akan merasa
dirinya terhukum. Apalagi saat seseorang yang bersalah menerima ganjaran berupa
vonis akan kesalahannya. Dia akan mengalami suatu krisis yang hebat berupa
perasaan depresi. Dikisahkan ada seorang wanita yang mendengar anak
satu-satunya telah mendapat vonis mati karena begitu banyak dosa yang telah dia
lakukan. Dia datang kepada Hakim agar mengampuni anaknya tersebut. Tetapi Hakim
tersebut menolak sambil menjelaskan semua kesalahan dan dosa yang pernah
diperbuat anaknya itu. Karena itu anak tersebut akan divonis besok pagi saat
lonceng gereja berbunyi. Keesokan harinya anak tersebut siap untuk dihukum
gantung sambil menunggu lonceng gereja berbunyi.
Tetapi anehnya lonceng gereja tersebut sama sekali tidak
berbunyi. Setelah 1 jam lewat tidak berbunyi, maka Hakim segera menyuruh para
petugas untuk memeriksa atau mencari penyebab sehingga lonceng gereja tersebut
tidak berfungsi. Setelah diamat-amati ternyata di tali lonceng gereja tersebut
mengalir darah yang berasal dari lonceng di menara. Betapa terkejutnya ketika
dijumpai mayat ibu dari anak yang akan dieksekusi itu sedang tergencet
dalam lonceng. Ibu tersebut sengaja menaruh badannnya di lonceng gereja agar
dia dapat membatalkan eksekusi mati bagi anaknya tersebut. Sang ibu telah
berkorban dengan kematiannya agar anaknya tersebut tetap selamat. Demikian pula
karya Kristus yang membebaskan kita dari penghakiman Allah. Itu sebabnya
Roh Kudus hadir untuk menginsafkan dunia agar mereka menerima Kristus agar
penghakiman yaitu murka Allah tidak menimpa diri mereka.
Saudara
Kekasih Kristus
Tema “Roh
Kudus adalah Roh Penghibur” dapat menimbulkan pertanyaan yang kritis, yaitu:
bagaimana peran Roh Kudus sebagai penghibur? Peran Roh Kudus sebagai penghibur
justru dinyatakan dalam karyaNya yang mampu menginsafkan umat manusia akan
dosa, kebenaran dan penghakiman. Penghiburan Roh Kudus pada hakikatnya identik
dengan karyaNya yang mengisafkan manusia. Sebab saat kita diinsafkan atau
disadarkan oleh Roh Kudus berarti mata rohani kita dicelikkan. Sehingga hati
kita dapat mengalami pencerahan dan perubahan paradigma yang serba baru.
Kita
dimampukan oleh Allah untuk memandang realitas dengan pandangan yang lebih
luas, kreatif dan melegakan sebab hati kita telah dipenuhi oleh damai-sejahtera
dan keselamatanNya. Bukankah keinsafan merupakan penghiburan yang paling
bermakna? Saat kita insaf, maka sebenarnya kita tidak lagi membutuhkan hiburan
(entertaiment) dari dunia ini. Jadi karya Roh Kudus yang utama adalah
menyadarkan diri kita untuk mengalami pembaharuan hidup. Karena itu yang kita butuhkan
sekarang adalah karunia Roh Kudus yang membuat kita semakin insaf sehingga
kita semakin mampu menyadari setiap kekurangan dan kelemahan kita.
Manakala kita insaf, maka hati kita dicerahkan oleh kebahagiaan dan sukacita
yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini.