Friday, October 5, 2012

BAHAN RENUNGAN IBADAH SEKTOR 10 OKTOBER 2012



KISAH RASUL 16:13-18

A. PENDAHULUAN
Bagi kita yang tidak anti atau alergi dengan produk olahan susu, nikmatnya keju kemungkinan besar pernah Anda rasakan. Namun, tahukah Anda kalau orang pertama yang mematenkan keju olahan yang nikmat tersebut adalah orang yang cinta Tuhan? Orang ini masuk dalam salah satu pebisnis kristen yang terkenal karena imannya dan praktik nilai-nilai kekristenan yang kental mewarnai bisnisnya. Namanya James L. Kraft, pendiri Kraft Foods, Inc., salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di Amerika Serikat. Selain sukses dalam dunia bisnis— produknya masih bisa kita nikmati hari ini—Kraft juga mendukung pelayanan gereja Baptis dan pendidikan rohani bagi anak-anak muda. Ia adalah seorang pebinis yang dirangkul untuk terlibat dalam pelayanan.

B. GALIAN PERIKOP (Tafsiran)
Dalam usaha pemberitaan Injil di daerah Filipi, ada wanita bernama Lidia di antara rombongan orang-orang yang mendengarkan suaranya. Lidia adalah seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira yang beribadah kepada Allah. Pada zaman itu, kain yang dipakai oleh pembesar-pembesar, orang-orang kaya dan orang- orang terhormat. Wanita pebisnis itu hari itu menjadi orang percaya, dibaptis, dan menjamu Paulus serta rekan pelayanannya di rumahnya.

Dalam rombongan Yesus juga ada beberapa perempuan yang melayani dengan kekayaan mereka. Lukas mencatat bahwa mereka adalah Maria Magdalena, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana, dan banyak perempuan lainnya. Dengan kata lain, Paulus melihat kesempatan penting untuk menggandeng siapaun untuk menjadi kawan sekerja Allah dalam berbagai profesi teramasuk pedagang atau pebisnis seperti Lidia.

Menurut Kisah 16: 12, Kota Pilipi adalah kota perantauan orang Roma. Sedikit kisah tentang orang Roma yang di Pilipi, Pedagang, tetapi juga tukang ramal dan pejabat. Mereka sudah beribadah, tetapi herannya mereka belum percaya kepada Tuhan Yesus.. Filipi adalah kota pertama mekadonia yang menjadi sasaran kunjungan Paulus dan Silas.. Nah kesempatan bagi Paulus untuk memberitakan Injil. Berbicara tentang menangkap kesempatan atau menggunakan kesempatan yang ada, tentu kita harus ingat siapa sebenarnya penulis Kisah para Rasul yang sebagian kecil tadi sudah kita baca. 

Penulis Kisah Para Rasul adalah Lukas, seorang Dokter. Ditengah-tengah kibukan mengobati pasien, mencari uang dan aksi kemanusiaan, menolong orang dari berbagai penyakit, tetapi kesempatan yang ada tidak pernah sia-siakan oleh Dr.Lukas, setiap apa yang dialami dalam berkeliling dari kota ke kota dan dari desa-kedesa, ia abadikan dan saksikan melalui tulisannya. Injil Lukas dan Kisah para Rasul yang memuat sejarah pelayanan Rasul Paulus Khusus dalam pasal yang telah saya bacakan Kisah 16: 13-18, adalah bagaimana Rasul Paulus berhasil menangkap kesempatan.

Bagaimana menangkap kesempatan? 
Ada ungkapan bijak berbunyi demikian: "Orang bodoh membuang kesempatan, orang biasa menunggu kesempatan, orang pintar mencari kesempatan." Dalam pekerjaan Tuhan sangat penting bagi para pelayan Tuhan untuk menangkap setiap kesempatan untuk memajukan pekerjaan Tuhan di dunia ini.
Bacaan hari ini menceritakan pelayanan misi Paulus di Eropa, yang dimulai dari kota Filipi. Ada beberapa prinsip pelayanan Paulus yang bisa kita pelajari.

Pertama, Paulus mencari tempat sebagai jembatan penghubung untuk menjangkau orang-orang di Filipi. Ia pergi ke tempat sembahyang Yahudi (sinagoge). Selain bertemu dengan orang-orang Yahudi, mereka juga berjumpa dengan orang-orang nonYahudi yang ikut beribadah. Sejumlah orang bertobat termasuk Lidia, seorang wanita pengusaha dari Tiatira (13-14).

Kedua, Paulus memanfaatkan dukungan jemaat. Ketika Lidia meminta Paulus dan tim untuk menginap di rumahnya, mereka menyambut dengan baik. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik, di mana ada orang-orang yang bersedia menjadi partner dalam pekerjaan misi ( ayat15). Dalam Perjanjian Baru dicatat banyak nama yang menjadi partner para rasul dalam penyebarluasan berita Injil.

Ketiga, siap menghadapi tantangan. Dalam pekerjaan Tuhan, cepat atau lambat pasti akan ada tantangan yang di-hadapi. Kali ini Iblis memakai roh tenung untuk mengganggu pelayanan Paulus dan Silas (16-17). Memang apa yang dikatakan roh tenung itu benar dan mengkonfirmasikan pelayanan Paulus. Namun roh jahat tidak dapat ditolerir karena mereka tidak mau percaya dan menyembah Yesus. Paulus akhirnya mengusir roh jahat tersebut (18).

C. RELEVANSI DAN APLIKASI (Penerapan)
Alkitab mencatat bahwa Lidia adalah seorang pedagang kain ungu. Ia tinggal di Filipi. Meskipun Lidia hanya seorang pendatang di kota Filipi, dari apa yang diceritakan kepada kita dalam Kisah Para Rasul, kita mengetahui bahwa Lidia adalah pedagang kain ungu yang sukses dan juga seorang wanita yang cukup kaya. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa faktor, diantaranya: ia dikenal sebagai penjual kain ungu dari Tiatira, kain ungu adalah kain yang mahal harganya (ayat 14), ia juga memiliki sarana yang cukup untuk menerima Paulus dan teman-teman seperjalanannya di rumahnya (ayat 15) dan juga disebutkan bahwa ia dan juga seisi rumahnya dibaptis (ayat 15). Istilah "seisi rumahnya" mengacu kepada para pelayanannya. Apa yang bisa kita teladani dari sosok Lidia, penjual kain ungu dari tiatira ini?
1.       1Dalam ayat 14 disebutkan bahwa Lidia beribadah kepada Allah. Sebelum bertemu dengan Paulus dan menjadi murid Tuhan Yesus, Lidia sudah beribadah kepada Allah. Kemungkinan dia orang Yahudi atau bangsa lain yang menganut agama Yudaisme (spt. Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10). Fakta ini memberitahu kita bahwa Lidia adalah wanita yang memiliki iman kepada Allah, meskipun ia berasal dan tinggal di kota-kota orang kafir. Bahkan lebih dari itu, setelah dia menjadi percaya kepada Tuhan dan dibaptis, ia menjadi sosok yang mendukung pekerjaan pelayanan Paulus dan teman-temannya. Ia memiliki landasan yang kuat untuk hidupnya, yaitu Kristus.

2.       Lidia bekerja dengan sangat baik dalam membangun usahanya. Ia meninggalkan Tiatira dan membangun usahanya sampai ke Filipi dan menetap di sana. Kemungkinan besar Lidia tidak menikah, karena dalam konteks dunia pada waktu itu, jika ia menikah tentu suaminya yang akan mengurus semua urusan pekerjaan dan pencarian nafkah. Tidak mudah bagi seorang wanita pada waktu itu menjadi seorang pengusaha. Tetapi Lidia bisa, karena dia pekerja keras dan berkemauan keras untuk sukses dalam membangun bisnisnya. Ia bekerja membangun bisnisnya dengan segenap hati dan segenap kekuatannya.

3.       Dalam Kisah Para Rasul 16:40 disebutkan bahwa setelah meninggalkan penjara, Paulus dan Silas pergi ke rumah Lidia dan bertemu dengan saudara-saudara seiman di situ. Catatan ini menunjukkan kepada kita bahwa Lidia bukan hanya sukses dalam bisnis, bukan hanya mendukung pelayanan Paulus dan teman-temannya, tetapi ia juga membuka rumahnya untuk menjadi tempat persekutuan. Ia membangun karirnya, tetapi ia juga membangun jemaat Tuhan melalui pelayanan yang dapat diberikannya kepada mereka, ia membuka rumahnya bagi jemaat Tuhan di filipi.

Dewasa ini pelayanan memerlukan banyak orang yang bersedia memberi diri dengan berbagai karunia dan talenta. Sebagai orang percaya, kita harus seperi Paulus yang bisa melihat kesempatan dan melakukan perekrutan rekan sekerja untuk pelayanan yang lebih baik. Kita juga diajak seperti Lidia untuk bersedia memberi diri dan seluruh kesibukan kita untuk disertakan dalam pelayanan bagi Tuhan.

BAHAN RENUNGAN PKP 09 OKTOBER 2012



KISAH RASUL 16:4-9

A. PENDAHULUAN

Bacaan kita hari ini merupakan lanjutan dari kisah pekerjaan dan pelayanan Paulus yang memberitakan Injil Tuhan ke berbagai tempat. Ia bersama dengan Silas melanjutkan perjalanan menuju Firgia dan Galatia. Namun perjalalanan itu seakan terhambat karena ada intervensi dari suatu Pribadi yang sepertinya mengatur misi dan route pelayanan mereka. Pribadi yang dimaksud itu adalah Roh Kudus yang menuntun dan menyertai perjalanan pelayanan itu.

B. GALIAN PERIKOP (Tafsiran)

Bagaimana proses Roh Kudus mengatur Paulus dan rekan2 sepelayanannya? Pada ayat 6 dan ayat 7 kita menemukan bagaimana Roh Kudus yang disebut dengan Roh Yesus melarang dan menarahkan mereka ke arah yang diingini Tuhan untuk mereka tuju sebagai target lokasi pelayanan. Bagaimana persisnya model perintah dan larangan itu pada ayat 6 dan 7 tidaklah dengan jelas disampaikan kepada kita oleh Alkitab. Hal yang mungkin adalah bahwa Roh Kudus berbicara bagi mereka dalam berbagai cara yang dengan bebas di pilih Allah untuk dikerjakanNya bagi mereka.

Namun dalam ayat 9 bacaan kita, diceritakan pula tetang cara Tuhan menuntun para pelayannya itu melalui suatu penglihatan. Perhatikanlah bahwa dalam penglihatan itu Paulus tidak melihat TUHAN berbicara, namun justru melihat seorang Makedonia yang meminta mereka datang untuk menolongnya dan saudara-saudaranya di sana. Ini berarti dibutuhkan kepekaan khusus seorang hamba untuk mendengar suara TUHAN dan kehendak Tuhan. Bukan hanya kepekaan batiniah saja, namun juga kemampuan pikiran untuk mengolah semua itu sebelum mengambil keputusan penting.

Pengambilan keputusan terhadap penglihatan itu harus didukung oleh bukti-bukti pendukung lainnya atau biasa disebut dengan menguji tiap roh. Hal ini nampak pada ayat 10 ketika Paulus mendiskusikan penglihatan itu dan kemudian mereka menyimpulkan secara sepakat bahwa Tuhan memang meminta mereka untuk menunju ke Makedonia.

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kuasa tuntunan Roh kudus sangatlah penting bagi suksesnya kegiatan pelayanan Paulus dan rekan-rekannya. Bila demikian pentingnya hidup dipimpin oleh Roh Kudus, hal-hal apakah yang harus lakukan agar tetap berada dalam pimpinanNya? Ada dua hal penting untuk dilakukan, yakni:
1.       Pekalah akan SuaraNya (Kisah Para Rasul 16:4-12). Paulus adalah seorang Rasul yang luar biasa dimana pimpinan Roh Kudus dalam pelayanannya begitu nyata. Satu pengalaman rohaninya yang luar biasa adalah kisah pelayanan ke Makedonia dimana sebelumnya ia mendapatkan sebuah penglihatan. Pernahkah Anda mengalami pengalaman supranatural bersama dengan Roh Kudus? (mis.penglihatan, mimpi, impresi, peneguhan lewat peristiwa/kejadian, dll)

2.       Taat akan PerintahNya(Kisah Para Rasul 16:10). Dalam ayat ini, kita bisa belajar bahwa ketika Paulus mendapatkan penglihatan tersebut, Paulus tidak tinggal diam, cuek/tidak peduli akan penglihatannya itu tetapi Paulus langsung bergerak/bertindak/taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Roh Kudus. Tanpa banyak bertanya, berbantah-bantah, Paulus melakukan apa yang dilihatnya. Ceritakan pengalaman Anda yang melakukan suatu hal karena pimpinan Roh Kudus! Dan apa hasil/ buah yang didapat karena ketaatan itu?

Kesimpulan dari bacaan kita ini sangatlah jelas, yakni Allah sendirilah yang memimpin mereka untuk pergi menyampaikan firman Tuhan. Pekerjaan dan pelayanan Paulus bukanlah milik mereka dan bisa dengan sesuaknya mereka atur. Allah sendirilah yang berhak menentukan pekerjaanNya yang ia berikan kepada Paulus dan Silas.

Allah berintervensi secara langsung dalam perjalanan Paulus.  Dua  kali  lewat gerakan Roh Kudus dan satu kali lewat penglihatan. Ayat 6 dan 7 menunjukkan bagaimana Roh Kudus mencegah mereka untuk melakukan penginjilan ke Asia dan Bitinia. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menentukan tempat mana yang akan mereka datangi, jadi bukan kehendak Paulus akan tetapi kehendak Tuhan. Dan di malam hari dalam sebuah penglihatan Paulus melihat seorang dari Makedonia, berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya,  “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami !” (ayat 9), setelah itu barulah Paulus berangkat ke Makedonia dan di sini terlihat juga bahwa Roh Kudus lah yang menyiapkan hati orang-orang Makedonia untuk mau terbuka mendengarkan Injil.

Jelas sekali bagaimana Allah menghendaki supaya Paulus memberitakan Injil ke Makedonia. Pertanyaannya mengapa Makedonia?  Mengapa Roh Kudus mencegah mereka memberikan Injil di Asia dan Bitinia?  Jawabannya  adalah karena Allah memiliki rencana yang besar untuk orang-orang Makedonia dan Allah menghendaki orang-orang Makedonia mengenal Tuhan.  Jadi, bukan apa yang dikehendaki para Rasul, tapi yang utama adalah apa yang dikehendaki TUHAN.

C. RELEVANSI DAN APLIKASI (Penerapan)

Perjalanan dan pelayanan Paulus bukan hanya untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, namun juga untuk menyampaikan hasil atau keputusan para rasul di Yerusalem untuk jemaat-jemaat diluar Yerusalem. Keputusan itu selalu disambut baik dimanapun hal itu disampaikan dan jemaat diteguhkan imannya melalui hal itu. Dan Roh Kudus terus menuntun perjalanan Paulus dengan berbagai cara, salah satunya melalui penglihatan. Melalui sebuah penglihatan dimana seorang Makedonia berseru kepadanya untuk menolong mereka, Paulus dan teman-temannya mengambil keputusan bahwa Allah menghendaki mereka untuk memberitakan Injil kepada orang-orang disana.

Dan untuk hal yang sudah pasti seperti ini, mereka tidak menangguhkan kesempatan, tapi segera mencari kesempatan untuk berangkat kesana. Dan mereka segera pergi kesana tanpa menunda lagi. Ada waktu dan bagian kita untuk menunggu, tapi ada pula waktu dan bagian kita untuk segera bertindak. Kesempatan dan peluang harus kita usahakan setelah kita menerima misi dari Tuhan dan bukan hanya menunggu saja. Seperti iman yang harus kita perlihatkan melalui perbuatan dan bukan menunggu untuk berbuat. Jangan diam ditempat, jangan hanya menunggu dan menunggu saja, karena kehendak Allah sudah nyata bagi setiap orang percaya, yakni menjadikan sekalian bangsa murid-Nya. 

Sebagai apapun kita dalam hidup ini, TUHAN haruslah yang memegang kendali dan kita wajib melaksanakan segala misiNya itu. Sebagai ibu rumahtangga atau seorang istri perlu ada kepekaan untuk mengerti kehendak Tuhan dalam hidup dan tanggung-jawab kita agar semua dapat terlaksana menurut maksud dan rencananya dan bukan kehendak kita yang jadi.

BAHAN RENUNGAN IBADAH PKB 08 OKTOBER 2012



KISAH RASUL 16:1-3

A. PENDAHULUAN
Timotius dikenal sebagai anak rohani Paulus, seperti yang tertulis dalam 1 Timotius 1:2. Di usia mudanya, Timotius sudah sanggup tampil di depan, menjadi teman sekerja Paulus dalam melayani. Paulus adalah seorang Rasul yag dikenal giat melakukan Pekabaran Injil di daerah-daerah non Yahudi, yang juga sebagai manusia biasa, dia membutuhkan teman sekerja sebagai rekan sepelayanannya. Pada bacaan kita, Paulus memilih Timotius sebagai rekan sekerjanya dan kawan sepelayanannya.

B. GALIAN PERIKOP (Tafsiran)
Jika kita mencari tahu latar latar belakang dari Timotius, kita akan mendapati awal perjumpaan Paulus dengan Timotius tertulis di Kisah Rasul 16:1-3 bacaan kita saat ini. Paulus bertemu dengan Timotius pada saat ia tiba di Listra (sekarang dikenal sebagai Turki). Ibu Timotius adalah seorang Yahudi yang telah menerima Yesus, sedang ayahnya orang Yunani. Alkitab mencatat bahwa Timotius terkenal sebagai orang baik di kalangan orang-orang percaya. (Kisah Para Rasul 16:2).

Dari mana ia tumbuh seperti itu dan bisa bersinar sejak usia mudanya? Di dalam Timotius 1:5 kita menemukan pernyataan sebagai berikut: ”...Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu" . Ayat tersebut menjelaskan bahwa ternyata ibu dan nenek Timotius mempunyai peran sangat penting dalam mendidiknya. Nenek dan ibunya memberi teladan hidup yang baik bagi Timotius. Selanjutnya kita bisa baca di dalam 2 Timotius 3:15 bahwa sejak kecil, Timotius telah dikenalkan dengan Alkitab, sehingga dirinya diberi hikmat dan dituntun pada keselamatan oleh iman kepada Kristus. Semua ini berasal dari iman neneknya, Lois, kemudian turun pada ibunya, Eunike, hingga lalu sampai kepada Timotius.

Dengan demikian kita menemukan alasan mengapa pada ayat 2 bacaan kita, Timotius disebut sebagai pribadi yang dikenal baik oleh banyak orang Kristen di sana. Ternyata ada dua faktor penyebab, yakni:
1.       Faktor Keluarga, yakni didikan dan teladan serta warisan iman yang diterima Timotius dari neneknya, kemudian ibunya dan akhirnya mempola prilaku Timotius menjadi pribadi yang baik dan beriman.
2.       Faktor Pribadi, yakni sejak kecil Timotius sudah belajar untuk mengenal Kitab Suci dan berusaha mengenal Allah lewat Firman Tuhan yang ia baca tiap hari. 

Selanjutnya ada hal penting untuk diperhatikan dari sisi sudut pandang pemilihan rekan sepelayanan yang dilakukan Paulus kepada Timotius. Sebenarnya memilih Timotius adalah resiko besar bagi paulus. Paulus berani memilih Timotius dengan segala resiko yang ada. Dikatakan bahwa ayah Timotius adalah seorang Yunani.

Ini adalah tindakan yang bernai. Sebab antara orang Yahudi dan Yunani secara politis maupun keagamaan tidak pernah akur dan selalu bermusuhan. Bagaimana mungkin Timotius akan diterima oleh jemaat Yahudi yang sangat fanatis soal Hukum Musa. Di sinilah kita melihat kebijaksanaan seorang pelayan yang menilai dan memperlakukan calon rekan sepelayanannya.

Paulus melakukan beberapa tahapan sebelum Timotius bertugas. Yaitu dengan melakukan surat terhadap Timotius. Disini Paulus benar-benar melakukan apa yang diperlukan bagi seorang pewarta injil supaya tidak menjadi batu sandungan,  dikemudian hari. Dalam ayat 3 bacaan kita, Paulus meminta agar Timotius disunat menurut tradisi Yahudi sehingga ia dapat diterima dalam kelompok Yahudi yang sekaligus diterima oleh kelompok Yunani karena ayahnya adalah seorang Yunani.

Karena Timotius berasal dari keturunan campuran, bapanya Yunani dan ibunya orang Yahudi yang telah menjadi percaya, Paulus menyuruh untuk menyunatkan dia. Hal itu di lakukan Paulus bukan karena dia masih terikat dengan ketentuan hukum Taurat, tapi untuk menciptakan suasana yang tetap kondusif dikalangan orang-orang Yahudi. Jadi bukan untuk kepentingan Paulus, tapi untuk kepentingan orang banyak.

C. APLIKASI DAN RELEVANSI (Penerapan)
Ada beberapa pokok penting dari Firman Tuhan ini yang dapat kita terapkan, yakni:
1.       Terkadang kita juga harus bersikap seperti Paulus yang demi kepentingan orang banyak rela mengalah dari idealisme diri sendiri. Sikap mengalah ini bukan berarti kalah, tapi justru untuk hasil dan kepentingan yang lebih besar. Kita mau belajar seperti Paulus yang mau mengalah dan melepas idealismenya demi terwujudnya keadaan yang menunjang pelayanannya. Tapi ingat, dia rela mengalah karena punya tujuan yang pasti, keselamatan jiwa-jiwa. Segala sesuatu yang dapat diperbuat demi keselamatan jiwa-jiwa sekalipun harus mengham-bakan diri, yang menjadi jiwa pelayanan Paulus, biarlah itu juga menjiwai pelayanan kita (1 Korintus 9:19-23). Idealis itu baik, tapi bukan menjadi hal yang harus dipertahankan mati-matian, iman itulah yang harus dipertahankan sampai mati. Jadilah orang yang bisa membawa dan menyesuaikan diri di-manapun kita berada.

2.       Timotius dipilih oleh Paulus karena ia dikenal baik dalam lingkungan jemaat dan masyarakat. Timotius menjadi seperti itu karena peran keluarga yakni orang tua yang sangat membentuknya. Orang tua bukan hanya pengajaran atau didikan, tapi orang tua pun harus sanggupmenjadi teladan bagi anak-anaknya. Karena itu sangatlah penting peran keluarga untuk menciptakan kehidupan anak yang bertumbuh menjadi baik dan kemudian kelak dipakai Tuhan dalam berbagai pekerjaan mulia seperti yang terjadi pada Timotius.

3.       Tidak mudah memang menjadi pewarta injil. Dan tidak mudah juga untuk bekerjasama dengan dengan orang lain. Namun ketika mereka dipersatukan dalam ikatan tugas, mereka benar-benar memahami kebersamaan tersebut. Itulah yang terjadi antara Paulus dan Timotius, terlebih apabila kita membaca surat2 Paulus kepada Timotius dalam Alkitab. Alangkah indahnya ketika kita juga dapat bekerja bersama.Paulus bukan sekedar memilih Timotius tetapi ia sekaligus menempatkan Timotius untuk masa depan. Masa depan perkembangan injil dan menjadikannya sebagai kawan sekerja dalam pelayanan tanpa memandang latar belakang Timotius.

Kita memang ditempatkan bersama-sama orang lain di dunia ini. Kita bertemu dengan berbagai sifat dan sikap. Kita mungkin berbeda satu dengan yang lain namun itulah kekayaan kita. Kita dapat menjadi kawan sekerja dan rekan sepelayanan bahkan kawan berbincang. Kita bekerja bersama, berbincang, saling mendoakan, menghibur dan menguatkan sehingga tanggung jawab pelayanan yang Tuhan beri bagi kita sebagai jemaat ataupun sebagai pelayan dapat berjalan dengan baik..

PENGORBANAN DALAM PELAYANAN 1 TESALONIKA 2:7-9

                                                                  1 TESALONIKA 2:7-9 BAHAN PERSIAPAN IBADAH KELUARGA 11 September 2024 ...