oleh Sher Khan
2005/05/06
Dasar kepercayaan buta huruf Muhamad berasal dari hadis dimana Aisha, isteri Muhamad, mengatakan :
"… Malaikat datang padanya dan memintanya untuk membaca. Nabi menjawab "Saya tidak tahu bagaimana
membaca”. Nabi menambahkan, "Malaikat memegang saya dan menekan saya begitu keras sampai saya
tidak tahan lagi. Ia kemudian membebaskan saya dan sekali lagi meminta saya untuk membaca
(Ikrar) dan saya jawab, 'Saya tidak tahu bagaimana membaca………"
(Sahih Bukhari, Volume 1, Book 1, Number 3)
Apakah Jibril membawa Quran dengannya ? Apakah ia memegang Quran dihadapan Muhamad ? Dua-duanya jawabannya TIDAK ! Wahyu Quran didapatkan pada waktu berbeda-beda tergantung dari situasi dan derajat keinginan, nafsu dan kerakusan Muhamad.
Menurut mimpi Muhamad, Jibril mengatakan 'Ikrar.' Muhamad bingung: ia menyangka Jibril menawarinya kaviar Rusia "Ikra". Ketika ia sadar bahwa kata Arab untuk Ikrar" berarti "membaca," ia tidak dapat melihat adanya buku untuk dibaca.
Lebih jelas lagi bisa dilihat pada akhir hadis diatas (Sahih Bukhari, Volume 1, Book 1, Number 3) dimana Aisha mengatakan :
"… Ia kemudian membebaskan saya dan kembali meminta saya untuk membaca, namun sekali lagi saya
menjawab "Saya tidak tahu bagaimana membaca (atau, apa yang harus saya baca ?)."
Pernyataan ini lebih masuk akal. Muhamad tidak yakin apa yang harus dibacanya sehingga ia tanya 'Apa yang harus saya baca ?'
Fakta bahwa selagi bayi, Muhamad dititipkan kepada wanita Bedouin diterima kalangan muslim. Ternyata, keluarga Muhamad memiliki cukup uang utnuk membayar wanita tersebut, kalau tidak bagaimana seorang wanita Bedouin mampu mengangkat anak orang lain ? Dulu belum ada sekolah privat atau Madrasah. Jadi bisa diasumsi bahwa Muhamad diberikan kepada babysitter yang juga memberinya makan dan pendidikan. Kenyataannya, ibu2 Arab Bedouin terkenal rajin mendidik anak2 mereka. Mereka dianggap guru yang paling baik bagi anak2 kecil.
Memang benar bahwa Muhamad kehilangan ayahnya sebelum lahir dan ibunya pada umur 6 tahun. Tidak ada bukti sejarah tentang saudara2 tiri Muhamad, namun kita tahun bahwa bapaknya bernama Abdullah dan memiliki lebih dari 1 isteri. Tidak jelas apakah ada sengketa harta antara orang tuanya atau apakah pamannya Abu-Talib mendapatkan upah sebagai bayaran menjaga si Muhamad. Setelah bekerja sebagai gembala domba, pamannya membawanya ke Syria, ikut dengan karavan dagang. Abu-Talib juga memiliki toko di Mekah (Ibn Qutaibah, Ma'arif) dimana kemungkinan Muhamad ikut membantu di toko.
Pada usia 25, Khadijah menunjuk Muhamad untuk mengantar pesanan barang ke Syria. Apakah mungkin orang buta huruf diberi tanggung jawab untuk menyusun accounts/tata buku dan mengerti perincian perdagangan internasional ? Muhamad juga memiliki partner dagang di Mekah. Partnernya ini, Sa'ib, melaporkan:
"Kami saling tergantung; jika Muhamad memimpin karavan, pada saat kembali ke Mekah ia tidak akan
masuk rumah sebelum membereskan tata buku dengan saya ; ………"
Nah jelaslah bahwa Muhamad memiliki cukup pengetahuan tentang dagang dan accounting. Pengetahuan macam ini tidak dimungkinkan bagi orang yang tidak mampu membaca.
Dijaman dulu, melancong berarti pengetahuan. Muhamad jelas mendapat manfaat dari pelancongannya itu. Ia bertemu bermacam-macam orang di berbagai tempat dan diam-diam mencatat apa yang ia lihat.
Ketika Muhamad pergi ke Goa Hira untuk bersemedi, apa yang sebenarnya ia lakukan adalah mengorganisasikan segala informasi yang dikumpulkannya untuk membuat strategi untuk "menerbitkan" Qurannya. Surah2 dininya tidak sukses, namun ia terus meminjam surah2 dari Torah dan Injil. Pada akhirnya setelah mengulang2 kebohongan berkali2, ia berhasil.
Mari kita cari bukti lagi. Dalam hadis ini (Sahih Muslim, Book 019, Number 4401), al-Bara' b. 'Azib, salah satu anggota gang Muhamad mengatakan :
"Abu Talib menulis perjanjian antara Rasulullah (saw) dengan kaum musyrik, pada Hari
Hudaibiya. ……………..Mereka (kaum musyrik) mengatakan : Jangan menulis kata2 "rasulullah." Kalau
kita yakin anda memang rasulullah, kami tidak akan melawanmu”.
Nah ! Simaklah kata2 diatas ! Narasi itu dilanjutkan...
“Nabi (saw) mengatakan kepada Ali: "Hapus kata2 itu !" Ia, (Ali) mengatakan: "Saya tidak akan
menghapuskannya." Akhirnya Nabi (saw) menghapuskannya dengan tangannya sendiri………."
Nah lagi ! Jika Muhamad tidak dapat membaca bagaimana ia tahu kata2 mana yang harus dihapuskan ?
Namun terlepas dari kekurangan Muhamad, kita harus akui bahwa ia penulis best seller segala jaman. Lupakanlah sukses Harry Potter, Quran adalah buku terlaris segala jaman. Jika Muhamad lahir di tahun ini, ia tidak perlu mencari nafkah dengan merampok atau membunuh. Cukup dengan menulis buku. Ia memang tahu bagaimana menarik perhatian orang dengan tulisannya.
Lihatlah hadis berikut ini:
"Diriwayahkan Amir ibn Shahr: …….Rasulullah (saw) MENULIS dokumen bagi Dhu Marran……" (Sunan
Abu Daud Book 19, Number 3021)
Ini lagi saksi lain, Yazid ibn Abdullah, yan, meriwayahkan,
"Kami berada di Mirbad. Datanglah seorang dengan rambut terurai dan memegang selembar kulit merah
ditangannya. … ………………Kami kemudian bertanya: Siapa menuliskan dokumen ini untuk mu ? Ia
menjawab: Rasulullah (saw)." (Sunan Abu-Dawud Book 19, Number 2993)
Apakah kita perlu bukti2 lain bahwa Muhamad TIDAK buta huruf ?
Ibn 'Abbas mengatakan,
"Pada saat penyakit Rasul semakin parah, ia mengatakan, 'Bawakan saya kertas (tulis) dan saya akan
MENULIS pernyataan sehingga kau tidak akan lengah.' (Bukhari 1.3.114)
Terakhir saya menyampaikan teori ini kepada seorang saudara Muslim, ia mengejar saya dengan pisau yang masih penuh dengan darah kerbau yang baru disembelihnya. Padahal saya seharusnya mendapatkan gelar sarjana terhormat dari sebuah Universitas Islam Saudi Arabia karena berhasil membuktikan Muhamad sebagai orang terdidik. Sayangnya ini tidak akan terjadi. Islam tumbuh oleh kebodohan dan para Budak Allah lebih senang percaya bahwa Muhammad buta huruf.... //
Sang Pendeta dan Sang Nabi:
1) orang ‘buta huruf’ menurut Quran adalah seseorang yang tidak memiliki kitab suci. Yahudi, keturunan Ishak, putera Ibrahim adalah kaum Ahlul Kitab. Sementara Arab, keturunan Ishmael, putera Ibrahim BELUM memiliki Alkitab. Inilah yang dimaksudkan dgn ‘buta huruf’ di jaman Arab pra-Islam.
Revelasi pertama adalah "Bacalah," dan dengan penyataan "Allah mengajar dengan menggunakan kalam" (96:1-4), dan revelasi kedua adalah "Kalam." Fungsi utama bagi kalam adalah untuk menulis.
Kejahilan para cendekiawan Islam pada pertama dan kedua centeri selepas Quran, mereka tidak memahami cabaran yang dikenakan untuk mengadakan Quran seperti ini. Mereka tidak mempunyai idea tentang komposis matematika didalam Quran dan mereka tahu bahwa banyak sasterawan yang terbesar telah membuat kerja kerja yang cemerlang seumpama Quran. Sebenarnya, banyak lagi sasterawan yang terkemuka mendakwa bahwa mereka ini boleh membuat kerja kerja sastera yang sangat baik. Dakwaan yang terkemuka dari Taha Hussein, penulis Mesir yang terkenal.
Para cendekiawan Islam ini kemudian mendakwa bahwa Muhammad adalah seorang yang tidak tahu menulis dan membaca! Dengan dakwaan yang demikian mereka menyangka dapat membuktikan bahwa Quran adalah luar biasa kesusasteraan -nya. Perkataan yang mereka pegang dengan mengatakan yang Nabi adalah seorang "UMMY." Malangnya bagi para ulamak mereka tidak sedar yang perkataan ini bermakna "yang tidak tahu kitab terdahulu" ataupun seorang yang tidak mengikut sebarang kitab kitab (Torah, Injil dan Quran) [lihat 2:78, 3:20 & 75, 62:2]; ianya bukanlah bermakna "buta huruf."
Nabi adalah seorang pedagang yang terkenal. "Para ulamak" yang mengada adakan kebohongan dengan beranggapan Nabi itu buta huruf lupa bahwa pada zaman Nabi tidak ada nombor nombor digunakan; huruf huruf abjad telah digunakan sebagai nombor nombor. Sebagai seorang pedagang yang berurusan dengan nombor nombor setiap hari, Nabi tentunya tahu tentang abjad, dari satu sampai keseribu.
Quran memberitahukan kita bahwa Muhammad yang menulis Quran - Dizaman Muhammad telah dipetik sebagai berkata, "Ini adalah cerita cerita dahulu kala yang telah dia tuliskan. Mereka telah mengajarnya siang dan malam" (25:5). Kamu tentunya tidak dapat "mengajar"kepada seorang yang buta huruf. Musuh musuh Nabi yang menuduhnya buta huruf menyalahgunakan Ayat 29:48, yang mana sebenarnya menyatakan khususnya tentang kitab kitab yang terdahulu.
Pada 27th malam Ramadan 13BH (Sebelum Hijrah), Muhammad rohnya, orang yang sebenar, bukan tubuhnya, telah dihantarkan dialam semesta yang tertinggi sekali dan telah diberikan Quran kepadanya (2:97, 17:1, 44:3, 53:1-18, 97:1-5). Kemudiannya, malaikat Jibrail menolong Muhammad untuk menyampaikan beberapa ayat ayat dalam Quran dari rohnya hingga keperingatan beliau.
Nabi menulis dan menghafal ayat ayat yang telah diturunkan kedalam ingatannya. Setelah Nabi wafat, dia meninggalkan Quran yang telah sempurna ditulis dengan tangannya sendiri mengikut aturan kronologikal bagi revelasi, bersama sama dengan petunjuk yang telah ditentukan seperti dimana sepatutnya tiap tiap ayat diletakkan. Petunjuk yang mulia ini telah direkodkan oleh Nabi dengan mengaturkan Quran kesemuanya menjadi format terakhir yang telah dirancang untuk kitab Allah yang Terakhir kepada dunia (75:17).
Kategori: Muhammad