ISTIRAHAT SEBAGAI ANUGERAH
Bahan Bacaan Alkitab Ibadah Rumah Tangga
Rabu, 20 MARET 2019
A. PENGANTAR
Apa jadinya jika kita memakai kendaraan
terus-menerus tanpa diistirahatkan (service dll). Seluruh peralatan mesin pasti
menjadi aus karena tidak ada perawatan. Kapan perawatan itu dilakukan? Saat kendaraan
tersebut tidak digunakan, bukan?
Musa menyampaikan
Firman Tuhan bagi mereka di Sinai (ay.1), untuk menyiapkan bangsa ini ketika
tiba di negeri perjanjian (ay.2). Kali ini yang disampaikan TUHAN, Allah Israel
adalah mengenai tahun sabat dan tahun yobel. Istilah sabat diambil dari
istilah Ibrani שַׁבָּת (shabbath) yang berarti “berhenti” atau juga bermakna “beristirahat”.
Dengan demikian tahun sabat adalah
tahun beristirahat atau tahun berhenti yang dihitung pada tahun ketujuh ketika
mereka mengerjakan tanah yang dijanjikan itu (ay.3). memasuki tahun ketujuh,
setelah enam tahun menggarap tanah tersebut, maka tahun ketujuh adalah tahun
istirahat. Selanjutnya, pada tahun ke 49 yakni tujuh kali tahun sabat, Israel
memasuk tahun Yobel.
B. PENJELASAN NATS
Apakah yang
diistirahatkan pada tahun sabat atau
tahun ketujuh? JIka kita melihat
ayat 4 maka kesannya ada dua pihak yang berhenti beraktifitas pada tahun sabat
itu, yakni tanah dan TUHAN. Perhentian atau istirahat untuk
tanah dimaksud adalah tidak digarap, pokok anggur tidak dirantingi, sehingga
mereka memakan dari hasil tanah yang tidak ditabur dan tidak ditanam (ay.6)
yakni yang dipanen pada tahun sabat. Karena tidak ada yang menanam, maka semua
berhak untuk memanen hasil yang tidak ditanam itu, termasuk para budak amaupun
pendatang.
Bagaimana dengan
istirahat bagi Tuhan? Terkesan pada ayat 4 bahwa Tuhan juha butuh istirahat. Perhatikan
bunyi redaksi ayat tersebut: “tetapi pada
tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat (baca: suatu perhentian) , masa perhentian penuh, suatu
sabat (baca: suatu
perhentian) bagi Tuhan.” Benarkah
harus ada hari atau tahun di aman Tuhan beristirahat? Apa benar Tuhan butuh
istirahat? Silakan bayangkan jika TUHAN beristirahat alias tidak melakukan
apa-apa bagi dunia ini! Para pnafisr lebih stuju bahwa frasa suatu
sabat bagi TUHAN lebih tepat bermakna: tahun perhentian itu (tahun
sabat) dibersembahkan untuk Tuhan. Dengan demikian istilah bagi berarti
diberikan untuk dan bukan bermakna diberlakukan untuk. Umat dan tanah beristirahat dilakukan untuk TUHAN.
Selanjutnya,
memasuki tujuh kali tahun sabat (7x7tahun) yakni tahun keempatpuluh sembilan
(ay.8), umat memasuki tahun pendamaian, dimana mereka merayakan hari raya
pendamaian pada tanggal kesepuluh bulan ketujuh dengan cara membunyikan
sangkakala (ay.9). Setahun kemudian, yakni tahun kelima-puluh itu merupakan
tahun Yobel yang merupakaan tahun pembebasan (ay.10). Istilah Yobel dari bahasa
Ibrani יוֹבֵל (yowbel) yang
berarti domba jantan. Hal ini berhubungan dengan penggunaan tanduk
domba jantan sebagai bahan baku sangkakala.
Hukum tahun
sabat berlaku sama dengan pada saat tahun Yobel. Yakni tanah dibebaskan dari beban
untuk digarap dan ditabur benih. Umat hanya boleh menikmati hasil yang
dikeluarkan tanah secara alami tanpa proses pengerjaan tanah (ay.11). Yang menarik
dari tahun Yobel adalah, semua orang harus pulang kembali pada tanah mereka. Sebab
tahun itu merupakan tahun pembebasan (ay.10). Hal ini berarti para pekerja yang
meninggalkan keluarga, para budak yang tidak dapat terikat pada tuannya
mendapatkan kebebsan untuk kembali ke tanahnya sendiri, sebab semua tanah pada
tahun ke-50 itu adalah kudus bagi TUHAN. Kudus berarti bukan suci tapi dikhusus
bagi Tuhan. Tabah menjadi milik Tuhan. Bagi siapapun yang tanahnya disita atau
kehilangan hak karena hutang piutang atau perang, memperoleh kembali tanah itu,
sebab tanah itu adalah milik Allah. Semua dapat berkumpul kembali dengan
keluarganya dan dengan hak harta miliknya. Kondisi ini hanya khusus (kudus)
terjadi pada tahun Yobel (ay.12), sehingga semua orang dapat pulang ke tanah
miliknya dan keluarga mereka masing-masing (ay.13).
C. RELEVANSI DAN APLIKASI
1. Menarik untuk direnungan, bahwa baik
tahun sabat maupun tahun yobel adalah kesempatan yang sengaja dibuat oleh Tuhan
agar semua pihak beristirahat selama setahun. Manusia berhenti bekerja, ternak
berhenti mengarap, dan tanah berhenti berproduksi serta semuanya hanya fokus
bagi Tuhan.
Bayangkan, bahwa manusia diberi waktu untuk
beristirahat selama 1 tahun. Bukan hanya manusia, tetapi juga ternak dan tanah.
Dampaknya, proses recovery tanah dan bumi terjadi dalam 1 tahun, peremajaan
unsur hara (unsur kehidupan) pada tanah terjadi secara alami. Siapa yang
membuat hukum ini? TUHAN, Allah semesta alam. Silakan renungkan bahwa TUHAN
saja peduli pada kondisi instirahat manusia, ternak dan tanah. Ia sangat tahu
bahwa tubuh kita, tanah ini dan semua ternak, membutuhkan waktu untuk
beristirahat.
Karena itu, adalah hal yang aneh jika
manusia tidak dengan sengaja merencanakan waktu istirahat dan libur bekerja. Istirahat
dipandnagn perlu oleh Tuhan, dan itu adalah anugerah. Kitalah yang tidak
mengindahkan perintah istirahat itu. Mereka yang tetap bekerja di hari minggu
(hari ketujuh, hari sabat) adalah mereka yang tidak mensyukuri hari istirahat
sebagai hari anugerah.
2. Tahun Yobel jug adalah tahun
berkumplnya semua orang dengan sanak famili dan keluarga karena semu awajib
kembali ke tanah milik mereka. Siapapun yang merantau wajib pulang untuk
berjumpa dengan keluarga. Tahun Yobel adalah tahun dimana semua tidak terikat
dengan rutinitas lalu punya kesempatan untuk memberbaiki kehidupan alam semesta
secara alami termasuk hubungan sosial yang terabaikan karena kesibukan kerja.
Memang benar bahwa kekristenan tidak
mengatur tentang tahun Yobel. Tetapi paling tidak, ada hari istirahat yang
Tuhan anugerahkan yakni di hari Minggu. Hari itu adalah hari istirahat, hari
berkumpul dengan keluarga, hari kendaraan diparkir, hari tidak ada kesibukan
apapun kecuali untuk khusus diberikan bagi Tuhan. Atau mungkin memnafaatkan
cuti dan hari libur lainnya supaya dapat membangun kembali kehidupan sosial
yang terabaikan karena kesibukan.
Manfaatkan lah setiap kesempatan istirahat
untuk kesehatan tubuh, kesehatan hubungan keluarga, kesehatan interaksi sosial.
Sebab beristirahat adalah juga suatu anugerah. Amin.