Sunday, February 19, 2012

MATERI KHOTBAH IBADAH KELUARGA 22 Feb 2012 HOSEA 5:15-6:3

Hosea melayani pada saat kerajaan utara akan dihukum oleh Tuhan (1:4). Dari sisi waktu ia sangat dekat dengan Amos (1:1; bdk. Am 1:1). Lebih tepatnya, Hosea melayani pada zaman Raja Yerobeam II (793-753 SM, bdk. 2Raj 14:23-29). Pada masa itu Kerajaan Israel berada pada puncak kekuasaan.

Sewaktu Hosea menjadi nabi, kerohanian orang Israel mengalami kemerosotan yang amat memprihatinkan. Ini disebabkan karena mereka meninggalkan Tuhan dan menyembah Baal (dewa kesuburan). Ketika menikmati panen yang melimpah, seharusnya umat Israel bersyukur kepada Tuhan; namun mereka mengganggap itu adalah pemberian dewa Baal. Keadaan ini dengan tepat digambarkan oleh Nabi Yesaya, “Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab Tuhan berfirman, ‘Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya’” (Yes. 1:2-3). 

Walau bangsa Israel begitu mudah melupakan kebaikan Tuhan, tapi Dia tetap mengasihi mereka. Kasih Tuhan kepada bangsa Israel, dilukiskan seperti kasih nabi Hosea pada istrinya, Gomer. Kisah Hosea dan Gomer adalah suatu perbuatan simbolis yang menggambarkan tentang Kisah antara Allah dan umat Israel. Hosea memerankan posisi dan perasaan Allah; sedangkan Gomer dan rupa dari tindakan dan prilaku Israel yang menghianati cinta Tuhan dan beralih kepada Baal.

Selanjutnya marilah kita melihat beberapa hal yang penting dalam bacaan kita untuk menjadi pokok perenungan kita. Bacaan kita hari ini berisi tentang reaksi TUHAN melalui nabi Hosea terhadap segala dosa dan kesalahan, sekaligus ajakan kepada umat TUHAN untuk kembali menyembah Allah. Beberapa pokok penting dimaksud adalah sbb:

1.       Perhatikan ayat 15 pada pasal 5 bacaan kita! Setiap tindakan penghianatan dan perzinahan rohani yang dilakukan umat Israel memiliki konsekuensi logis yang harus mereka tanggung. Kecendrungan umat Tuhan itu untuk memilih menyembah Baal daripada Tuhan memberi dampak negatif dalam kehidupan umat Tuhan selanjutnya. Mengapa? Sebab Tuhan memilih undur diri dari mereka dan meninggalkan mereka.

Umat Tuhan tidak akan menikmati kehadiran Allah mereka akibat segala bentuk penghianatan dan perzinahan rohani yang mereka lakukan. Penekanan penting dari pokok ini adalah pada bagian akhir dari ayat 15 bacaan kita. Bahwa Ia hanya akan kembali melawat umatNya, apabila mereka menyadari segala kesalahan dan dosa mereka; selanjutnya bertobat dari kesalahan tersebut; dan kemudian kembali kepada Allah.

2.       Perhatikan ayat 2 pasal 6 bacaan kita! Ayat ini merupakan suatu penyataan Pengakuan Iman tentang siapa TUHAN, Allah Israel itu. Umat Tuhan hanya mungkin bertobat dan dinyatakan telah kembali kepada Allah mereka jika mereka mampu mengakui kehadiran Allah; dasyatnya KuasaNya; dan tingginya kedudukan Tuhan dibanding dengan dewa manapun yang saat ini mereka sembah.

Pengakuan terhadap siapa Allah, sangatlah penting untuk menunjukkan di mana sebenarnya “posisi” umat Tuhan tersebut. Yaitu apakah mereka dipihak Allah atau dipihak baal. Pengakuan terhadap keberanaan TUHAN, Allah mereka itu juga menunjukkan bahwa umat Israel sangat membutuhkan kehadiranNya melebihi kesenangan mereka terhadap Baal dan allah palsu lainnya.

3.       Pengakuan terhadap siapa Allah sesunguhnya hanyalah mungkin terjadi apabila umat Tuhan dapat mengenal Allah secara sungguh-sungguh. Hal ini dengan tegas dinyatakan Hosea dalam ayat 3 pasal 6 bacaan kita.

Bagaimana pengenalan akan Allah itu dilakuan? Ayat 6 menyebut dengan istilah: berusaha sungguh-sungguh”. Bahasa asli yang digunakan untuk terjemahan ini adalah “radaph’ yang berarti mengejar atau berlari mengejar, memburu. Kata ini juga digunakan untuk seorang pemburu yang memburu sesuatu. Ketekunan dan sikap pantang menyerah dari seorang pemburu juga hendak dimiliki oleh bangsa Israel ketika ingin mengenal Tuhan. Sebab mengenal Tuhan adalah hal yang mudah tetapi juga sulit untuk dilakukan.

Mengapa Hosea menekankan betapa pentingnya bagi bangsa Israel untuk mengenal Allah dengan sungguh? Ada dua hal yang Hosea nyatakan mengenai alasan mengapa harus mengenal Allah dengan sungguh-sungguh (3b). Ada dua alasan menurut Hosea dalam ayat 3 bacaan kita, yakni:
-          Muncul seperti Fajar
Hal ini mau melambangkan bahwa hanya Allah yang memberi kehidupan baru, kekuatan, dan harapan baru bagi dunia dan umatNya saat ini. Jika umat Tuhan ingin memperoleh kekuatan dan kehidupan baru, maka perlu dengan sungguh-sungguh mengenal Allah.

-          Hujan pada akhir musim
Hal ini melambangkan bahwa hanya TUHAN Allah sajalah yang dapat memberi berkat dan kesejahteraan. Apabila umatnya ingin memperoleh berkat, maka mereka harus mengenal Allah dengan sungguh-sunguh.

Lewat Firman Tuhan dihari ini kita diingatkan tentang betapa Allah sungguh mengasihi umat kepunyaanNya termasuk kita yang hadir saat ini. Dosa kita yang besar dan dalam mampu ditutupiNya dengan Kasih Agung milik Hati Allah yang mulia. Namun semua ada harganya. Harus ada nilai yang dibayar untuk menebus kita, yakni harga PuterNya kekasih, Yesus Kristus. Harga mahal itu justru kita peroleh secara gratis dan Cuma-Cuma. Kita memperolehnya karena anugerah Allah.

Karena itu belajarlah untuk setia. Jangan mendukakan hati Allah. Sebab setiap dosa dan kesalahan ada sanksi hukuman dari Tuhan. Berhentilah berbuat dosa, sebelum hukuman itu ditimpakan Allah bagi kita.

Selanjutnya agar hidup kita jauhdari pelanggaran dan dosa, maka Hosea mengajarkan agar kita bersedia mengenal Allah lebih sungguh-sungguh. Kerinduan kita untuk mengenal Tuhan hendak juga dilakukan dengan tekun dan pantang menyerah oleh karena pengaruh baik dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri. Apakah kita sudah berbuat demikian? Bangsa Israel adalah tipe bangsa yang akan selalu datang kepada Allah jika mereka susah/sulit. Namun, akan dengan cepat melupakan Tuhan bila telah mendapatkan keberhasilan dan kejayaan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai umat Allah kita pun sering berlaku demikian. Ketika susah, sakit, dan sulit, kita kita akan berteriak kepada Tuhan tetapi waktu senang dan sukses kita malah melupakan Tuhan. Pengenalan seperti ini adalah pengenalan yang semu/sementara. Allah menghendaki agar kita mengenalnya lebih dalam lagi, memahami perasaan dan kehendak-Nya bagi kita sebagai umat-Nya. Pengenalan seperti ini adalah pengenalan tingkat tinggi, melebihi keempat tingkatan pengenalan yang saya telah kemukakan tadi. Pengenalan akan Allah seperti ini perlu dimiliki olah setiap orang yang mengatakan dirinya sebagai umat Allah. Bukan hanya karena tahu nama, jabatan, sikap, jasa-Nya, dan atau karena kita sering datang ke gereja sehingga kita tahu siapa itu Allah. Pengenalan yang lebih benar adalah bahwa setiap orang percaya juga tahu apa yang Tuhan rasakan dan kehendaki bagi kita sebagai umat-Nya.

Karena itu mari mengenal TUHAN lebih sungguh-sungguh lagi agar kita terhindar dari segala kesalahan dan dosa yang melukai hati Tuhan, sekaligus agar rahmat dan sentosa tetap menjadi bagian hidup kita dan bukan penghukuman atau kebinasaan karena upah dosa kita. Amin.