Thursday, January 19, 2012

MATERI KHOTBAH IBADAH KELUARGA 25 JANUARI 2011 YEREMIA 27:12-15


12 Kepada Zedekia, raja Yehuda, aku telah berbicara dengan cara yang sama, kataku: "Taruhlah tengkukmu ke bawah kuk raja negeri Babel, takluklah kepadanya dan kepada rakyatnya, maka kamu akan hidup.  13  Mengapa engkau beserta rakyatmu harus mati oleh pedang, kelaparan dan penyakit sampar seperti yang difirmankan TUHAN tentang bangsa yang tidak mau takluk kepada raja Babel itu?  14  Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabi yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu.
15  Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu."

Perhatikan bacaan kita di Yeremia 27 ini! Terdapat kesan yang sangat kuat dalam bacaan kita bahwa Nabi Yeremia sangat tegas memperingatkan raja-raja masa itu termasuk Raja Israel yakni Zedekia tentang sikap mereka terhadap Raja Babilonia (Babel) yang bernama Nebukadnezar.

Pertentangan utama antara Yeremia dan Zedekia ialah masalah pemberontakan terhadap Nebukadnezar. Pemberontakan sudah direncanakan pada tahun ke-4 pemerintahannya dalam persekongkolan dengan negara-negara tetangga, hal yang sangat keras ditentang oleh nabi Yeremia (pasal 27 dab).

Pertentangan ini bukan saja antara Yeremia dengan Zedekia sebagai Raja, namun juga antara Yeremia dan para nabi palsu. Baik Yeremia dan nabi2 palsu ini sama-sama berbicara “atas nama” TUHAN. Tentunya hal ini menjadi bahan perguncingan dan perdebatan tentang manakah yang benar dari antara nubuatan ini. Apabila kita membaca pasal berikut yakni keseluruhan pasal 28, maka terlihat dengan jelas telah terjadi “perang” nubuatan antara Yeremia dengan nabi palsu yang bernama Hanaya. Raja Zedekia dan umat Israel diminta untuk membuat pilihan untuk hal itu. Yang perlu ditegaskan, bahwa Yeremia tidak menetang raja-raja dan nabi2 palsu itu atas kehendaknya sendiri, namun justru berdasarkan perintah TUHAN.

Yeremia dengan tegas mengatakan sesuai dengan Firman TUHAN bahwa Orang Israel termasuk Raja Zedekia harus tunduk kepada Raja Kafir itu, yakni Nebukadnezar. Sebab TUHAN sendiri yang merencanakan bahwa Israel akan takluk kepada Nebukadnezar dan mereka akan di buang olehnya ke Babel dan Israel akan menderita selama 70 tahun (bd. Yeremia 29:10-11).

Kita menemukan beberapa hal penting dari perintah TUHAN bagi Yeremia, khususnya pada pasal 27:12-15. Beberapa pokok dimaksud adalah sbb:

1.       Tuhan dapat menggunakan seorang kafir sekalipun untuk rencanaNya
Raja Nebukadnezar adalah pribadi yang tidak mengakui TUHAN, Allah Israel. Dari kacamatan Israel, Nebukad-Nezar adalah seorang yang kafir. Namun justru dalam bacaan hari ini, kita menemukan bahwa seorang yang tidak percaya-pun dapat digunakan TUHAN, Allah untuk melaksanakan rencanaNya.

Pada ayat 6 kita menemukan pernyataan yang sangat luar biasa “aneh dari TUHAN, yakni menyebut Nebukadnezar yang kafir ini sebagai “hamba-Ku”. Hal ini memberikan kepastian, bahwa Nebukadnezar adalah alat yang sengaja TUHAN pakai untuk melaksanakan rencanaNya yang besar.

Bayangkanlah apa yang dirasakan Zedekia ketika FIRMAN pada ayat 12 itu disampaikan Yeremia kepadanya. Pastilah sulit diterima oleh Zedekia, bagaimana mungkin TUHAN, Allah nenek moyangnya mau mengangkat NEBUKADNEZAR raja Kafir itu untuk menghukum mereka. Kemungkinan besar, pesan ini tidak akan mudah dipercaya oleh Raja Zedekia. Itulah sebabnya pada ayat 14-15 ada kesan bahwa Zedekia lebih Percaya apa yang diucapkan oleh para nabi Palsu.

2.       Jangan hanya mau mendengar yang manis saja!
Mengapa ada kesan dalam ayat 14-15 bacaan kita, bahwa Zedekia lebih percaya pada apa yang dikatakan oleh nabi-nabi palsu dibandingkan apa yang di sampaikan Nabi Yeremia? Sebab nabi2 palsu menyampaikan sesuatu yang lebih menyenangkan telinga, yakni “tidak ada penghukuman”; dan lawanlah Nebukadnezar karena TUHAN pasti akan berpihak kepada Israel. Sedangkan Yeremia justru sebaliknya, yakni Nebukadnezar adalah raja yang disiapkan Allah untuk menghukum Israel.

Dengan demikian, Zedekia lebih memilih untuk mendengar yang “enak” didengar walapun PALSU, dari pada mendegar suatu kebenaran walaupun terasa pahit dan menyakitkan.

Dari uraian Firman Tuhan ini, ada beberapa hal yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, yakni:

1.       Tuhan berhak menggunakan siapapun untuk rencanaNya.
TUHAN berhak memakai siapa saja untuk melaksanakan rencana-Nya yang agung dalam dunia ini, termasuk seorang yang tidak percaya sekalipun seperti Raja Nebukad-Nezar pemimpin kerajaan Babel itu.

Pernyataan ini tidak berarti bahwa TUHAN berpihak kepada orang kafir yang tidak percaya. Itu pemahaman yang keliru. Yang lebih tepat adalah TUHAN memiliki otoritas tertinggi untuk memilih dengan bebas siapapun yang bisa dijadikan alat dan sarana bagi rencaana besarnya dalam sejarah dunia.

Hari ini kita ditegur TUHAN, bahwa seringkali kita ogah-ogahan melakukan tanggung-jawab pelayanan kita untuk TUHAN, lewat keluarga sebagai Istri atau suami; sebagai orang tua atau anak; di dalam gereja sebagai pelayanan atau pengurus dll. Apabila kita yang percaya lalai dan tidak penuh hati melakukan apa yang Tuhan tugaskan, maka berhati-hatilah! Sebab kesempatan menjadi hamba dan kawan sekerja-Nya bisa TUHAN alihkan kepada orang lain termasuk seorang yang tidak percaya sekalipun. Kita harusnya bersyukur bahwa TUHAN mau memakai kita sebagaimana Yeremia bersyukur dan melakukan tugasnya dengan taat. Sebab adalah suatu kebahagiaan yang tak terkira jika kita dapat menyenangkan TUHAN.

2.       Dengarkan kebenaran baik manis maupun pahit di telinga.
Banyak orang terbuai dengan kata-kata indah dan manis didengar dan tanpa disadari hal itu justru menjerumuskannya. Namun, bukankah itu adalah kenyataanya? Bukankah banyak orang senang mendengar khotbah “yang ringan” dan “yang lucu” dari pada Firman yang “keras” dan “tegas” menegur prilaku hidup rohani sebagai suatu persekutuan?

Hari ini kita belajar, bahwa tidak selamanya yang “indah didengar” itu adalah suatu kebaikan dan kebenaran; dan tidak juga selamanya yang “pahit didengar” itu adalah suatu keburukan dan petaka hidup. Kebenaran adalah kebenaran. Siapaun dari kita haruslah siap untuk mendengar dan bersedia untuk menyimak, walau sakit dan pahit sekalipun.
Di sisi lain, kita juga diajar untuk bersedia menjadi Yeremia modern saat ini. Ia berani melawan arus dan kelompok mayoritas demi menjalankan kebenaran yang harus diberitakan. Nubuatan dan pemberitaannya justru sangat berlainan dengan nubuatan umumnya para nabi palsu. Yeremia tidak gentar, tidak takut dikucilkan, tidak kecil hati dan kemudian mundur. Hari ini kita juga mesti membuat pilihan yang tepat, yakni Jangan takut mengatakan kebenaran, walau pahit sekalipun untuk didengar. Jangan mundur mengutarakan kebaikan walaupun tidak nyaman untuk diperdengarkan.

Karena itu, sebagai orang yang telah dipilih TUHAN untuk diselamatkan, mari teladani Yeremia. Berdoalah terus untuk meminta kepada TUHAN, agar Ia berkenan memberikan mulut dan telinga seorang murid  untuk mampu mendengar dan mengatakan kebenaran, walau pahit dan sakit sekalipun untuk dikatakan dan didengar. AMIN.

MATERI KHOTBAH PELKAT PKP 24 JANUARI 2011 YEREMIA 27:1-8


1 Pada permulaan pemerintahan Zedekia, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN kepada Yeremia. 2  Beginilah firman TUHAN kepadaku: "Buatlah tali pengikat dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu!  3  Kemudian kirimlah pesan kepada raja Edom, kepada raja Moab, kepada raja bani Amon, kepada raja Tirus dan kepada raja Sidon, dengan perantaraan utusan-utusan yang telah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda.
4  Perintahkanlah mereka mengatakan kepada tuan-tuan mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Beginilah harus kamu katakan kepada tuan-tuanmu:
5  Akulah yang menjadikan bumi, manusia dan hewan yang ada di atas muka bumi dengan kekuatan-Ku yang besar dan dengan lengan-Ku yang terentang, dan Aku memberikannya kepada orang yang benar di mata-Ku.  6 Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya.  7  Segala bangsa akan takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri, maka banyak bangsa dan raja-raja yang besar akan menaklukkannya.
8  Tetapi bangsa dan kerajaan yang tidak mau takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel, dan yang tidak mau menyerahkan tengkuknya ke bawah kuk raja Babel, maka bangsa itu akan Kuhukum dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar, demikianlah firman TUHAN, sampai mereka Kuserahkan ke dalam tangannya.



Siapakah Yeremia
Yeremia dilahirkan di Anatot sekitar tahun 650 sM. Ia itu putera Imam Hilkia. Dalam tahun ke-3 pemerintahan raja Yosia (627) ia dipanggil menjadi nabi. Waktu Yeremia dipanggil menjadi nabi, ia masih "muda" (Ibrani נער - NA'AR, Yeremia 1:6) "NA'AR" ini istilah yang artinya ganda - bisa berarti masa anak-anak (Keluaran 2:6) atau masa belia (1 Samuel 30: 17). Hal ini berarti bahwa umurnya belum mencapai umur rata-rata seorang nabi; katakanlah antara 20-30 thn, dengan mempedomani peraturan yg ditetapkan untuk bani Lewi (Bilangan 8:24; 1 Tawarikh 23:24).

Menganggap bahwa saat dipanggil ia baru berumur 20 thn, maka masa kanak-kanaknya tentulah pada masa pemerintahan raja Manasye dan Amon. Sewaktu panggilan itu datang kepada Yeremia, sudah satu abad lewat sejak kerajaan Utara (Samaria) jatuh ke tangan orang Asyur. Tapi kerajaan Yehuda di selatan bertahan hidup.

Perhatikan bacaan kita di Yeremia 27 ini! Terdapat kesan yang sangat kuat dalam bacaan kita bahwa Nabi Yeremia sangat tegas memperingatkan raja-raja masa itu termasuk Raja Israel yakni Zedekia tentang sikap mereka terhadap Raja Babilonia (Babel) yang bernama Nebukadnezar.

Pertentangan utama antara Yeremia dan Zedekia ialah masalah pemberontakan terhadap Nebukadnezar. Pemberontakan sudah direncanakan pada tahun ke-4 pemerintahannya dalam persekongkolan dengan negara-negara tetangga, hal yang sangat keras ditentang oleh nabi Yeremia (pasal 27 dab). Yang perlu ditegaskan bahwa Yeremia tidak menetang raja-raja itu atas kehendaknya sendiri, namun justru berdasarkan perintah TUHAN.

Kita menemukan beberapa hal penting dari perintah TUHAN bagi Yeremia, khususnya pada pasal 27:1-8. Beberapa pokok dimaksud adalah sbb:
1.       Cara Yeremia menyampaikan perintah Tuhan
Menarik untuk diperhatikan pada ayat 2 bacaan kita bahwa sebelum menyampai-kan apa yang diperintahkan TUHAN, Allah kepada para pendengar, Yeremia di suruh TUHAN untuk membuat “kuk” dan menaruhnya pada pundaknya. Kuk adalah semacam beban dari kayu yang dibuat secara khusus untuk mengikat kerbau ketika menarik mata bajak. Biasanya harus dua binantang yang dihubungkan dengan Kayu berat pada masing-masing pundak. Kayu berat inilah yang disebut dengan “kuk”. Yeremia diminta TUHAN untuk mengenakan benda itu sebelum dan saat ia menyampaikan pesan dan Firman TUHAN kepada mereka.

Mengapa memakai ‘Kuk”? Sebab “kuk” adalah simbol beban, dan juga simbol keterikatan dan bukan kebebasan. Pesan FIRMAN TUHAN yang dibawah Yeremia adalah pesan hukuman dan pesan yang mengandung beban bagi Israel. Bahwa mereka akan di bungan ke Babel dibawah kekuasaan raja Nebukadnezar. Dengan menggunakan “kuk” ini, menunjukkan kepada Israel bahwa penghukuman lewat pembuangan itu adalah hal nyata yang tidak akan dapat mereka hindari.

Di sisi lain, kita menemukan figur seorang Nabi yang taat dari sikap Yeremia ini. Sulit dipercaya bahwa Yeremia tetap taat melakukan apa maunya TUHAN, termasuk memikul “KUK” itu sekalipun. Bagi Yeremia, hal utama adalah melaksanakan tanpa alasan semua perintah TUHAN.

Sebagai pewarta, Yeremia juga sekaligus berhasil untuk memberikan Pemberitaan bukan hanya melalui pendengaran, namun juga indera penglihatan umat. Dengan menggunakan “kuk” ini, secara langsung umat bisa melihat ati hukuman  dan berita Firman yang disampaikan. Hal ini berarti, Yeremia atas bimbingan TUHAN, berhasil menggunakan metode pewartaan yang tepat.

2.       Tuhan dapat menggunakan seorang kafir sekalipun untu rencanaNya
Raja Nebukadnezar adalah pribadi yang tidak mengakui TUHAN, Allah Israel. Dari kacamatan Israel, Nebukad-Nezar adalah seorang yang kafir. Namun justru dalam bacaan hari ini, kita menemukan bahwa seorang yang tidak percaya-pun dapat digunakan TUHAN, Allah untuk melaksanakan rencanaNya.

Pada ayat 6 kita menemukan pernyataan yang sangat luar biasa “aneh dari TUHAN, yakni menyebut Nebukadnezar yang kafir ini sebagai “hamba-Ku”. Hal ini memberikan kepastian, bahwa Nebukadnezar aadalah alat yang sengaja TUHAN pakai untuk melaksanakan rencanaNya yang besar.

Dari uraian Firman Tuhan ini, ada beberapa hal yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, termasuk Persekutuan Kaum Perempuan (PKP) sebagai bagian dari 6 Pelkat GPIB di gereja Tuhan ini, yakni:
1.       Taatlah kepada TUHAN dengan tanpa alasan
Yeremia sangat taat kepada TUHAN,. Mengenakan “KUK” yang terkesan sepereti orang “sakit jiwa” sekalipun, dilakukan Yeremia karena TUHAN perintahkan. Kitapun harusnya demikian. Ketaatan tanpa mencari alasan adalah suatu keadaan mutlak yang harus dilakukan. Tidak peduli apakah itu nyaman atau tidak saat dikerjakan, harusnya tetap kita lakukan.

2.       Dalam bersaksi, gunakan metode pelayanan yang tepat
Perhatikan cara Yeremia menyampaikan FIRMAN TUHAN itu. Membawa “kuk” yang terikat pada leher dan pundaknya, pastilah menarik perhatian orang untuk mendengar. Itu bukan ide Yeremia, namun itu berasal dari TUHAN.

Sering kali kita gagal bersaksi tetang iman kita dan ajaran TUHAN, bukan karena orang tidak mau mendengar, namun lebih banyak pada gagalnya kita menggunakan metode tepat dalam bersaksi. Seringkali kesaksian kita hanya terdengar lewat mulut, namun TIDAK TERLIHAT dalam perbuatan. Atau kita gagal untuk secara segar dan menarik menyampaikan berita keselamatan itu kepada mereka. Mengapa? Ini adalah juga menyangkut metode dan cara penyamapaian pengajaran atau kesaksian kepada orang lain.

Untuk menemukan cara tepat menyampaikan berita dan kabar keselamatan tetang Kristus, kita butuh banyak belajar. Namun yang lebih utama adalah meminta campur tangan TUHAN, seperti yang IA lakukan kepada Yeremia.

3.       Sebelum TUHAN memilih orang lain, jangan menolak panggilannya.
TUHAN berhak memakai siapa saja untuk melaksanakan rencana-Nya yang agung dalam dunia ini, termasuk seorang yang tidak percaya sekalipun seperti Nebukad-Nezar.
Hari ini kita ditegur TUHAN, bahwa seringkali kita ogah-ogahan melakukan tanggung-jawab pelayanan kita untuk TUHAN, lewat keluarga sebagai Istri atau suami; sebagai orang tua atau anak; di dalam gereja sebagai pelayanan atau pengurus dll. Apabila kita yang percaya lalai dan tidak penuh hati melakukan apa yang Tuhan tugaskan, maka berhati-hatilah! Sebab kesempatan menjadi hamba dan kawan sekerja-Nya bisa TUHAN alihkan kepada orang lain termasuk seorang yang tidak percaya sekalipun. Kiranya itu tidak terjadi pada kita di sini. Amin.