MAZMUR 89:2-5
KASIH SETIA
TUHAN
Bahan Khotbah Ibadah Minggu
22 Desember 2019
P E N D A H U L U A N
Dalam tradisi Israel, bernyanyi bagi TUHAN bukan saja
bagian dari ibadah, yang dilakukan secara komunal melalui para kaum lewi,
pemuji bait Alah. Orang-perorang dapat melakukan secara personal sebagai wujud
syukur kepada Allah ataupun expresi kegirangan dan sukacita tentang apa yang
terjadi pada dirinya dan apa yang telah diperbuat TUHAN Allah Israel baginya.
Menaikkan
puja-puji melalui gubahan mazmur adalah salah satu cara mengagungkan dan
memuliakan TUHAN. Menarinya, Mazmur bukan hanya dipakai sebagai sarana untuk
mengagungkan TUHAN, tetapi juga sebagai bentuk pengajaran dari orang berkhitmat kepada generasi demi generasi.
EXEGESE TEKS (Uraian Perikop)
Penulis
mazmur ini adalah Etan, orang Ezrani. Siapakah Ethan? Mengapa ia menggubah
Mazmur? Nama Etan, dari bahasa Ibrani: אֵיתָן (baca: 'Eitan), yang artinya:
'tahan lama', 'kuno'. Ethan disejajarkan sebagai
orang berkhitmat di masa Salomo. Hikmat yang dimiliki Ethan diakui dalam
sejarah Israel dan namanya disebut dalam 1Raj2.4:31. Ia hidup di jaman Salomo dan walaupun hikmatnya diakui oleh banyak orang
tetapi tidak dapat menandingi hikmat Salomo.
Sebagaimana disebutkan di atas, Mazmur bukan saja
madah pujian namun penggubahan Mazmur juga dilakukan sebagai bahan pengajaran
yang ditulis oleh orang-orang berhikmat. Etan terkategori sebagai orang
berhikmat maka tidak heran jika Mazmur 89 ini disebut sebagai nyanyian
pengajaran (ay.1). Apa yang diajarkan Etan dalam nyanyian pengajarannya
ini? Ada beberapa hal menarik untuk diuraikan pada empat ayat bacaan kita,
yakni:
1. Inti Pengajaran (ay.3)
Inti
pengajaran yang disamaikan Etan adalah tentang Kasih Setia Tuhan.
Istilah Kasih Setia berasal dariIbrani חֶסֶד (baca: Khesed) yang umumnya berarti Kasih Setia. Istilah ini juga dapat
diterjemahkan dengan 'belas
kasihan', 'kemurahan hati', dan 'kebaikan'. Banyak terjemahan telah dikemukakan, antara lain 'kasih yang jujur', 'kesalehan',
'solidaritas' dan 'kasih perjanjian'. Hal yang menarik dari istilah ini acapkali ditujukan kepada seseorang yang lebih tinggi kepada mereka yang
posisinya lebih rendah. Kisah Yakub
yang sudah rentah dan memohon Kasih setia Yusuf untuk tentang lokasi ia mesti
dikubur, adalah salah satu contohnya (Kejadian 47:29).
Karena
sifatnya dari atas ke bawah, maka Khesed
selalu diidentikan dengan perbuatan TUHAN yang penuh kasih dan setia
kepada umatNya (Kej.24:27). Bahkan kasih setia diakui sebagai sifat dari
TUHAN. Dengan menyebut bahwa TUHAN adalah pribadi yang penuh kasih setia
sebagai sifatnya, maka hal ini menjadi suatu pengakuan bahwa jika Allah berjanji, Ia akan setia pada
janjiNya dan kemudian menggenapinya. Perhatikanlah bahwa hal ini
menjadi penting dalam pemahaman iman Israel. TUHAN, Allah Israel memiliki sifat
khesed (kasih setia). Ia tidak pernah ingkar pada janjiNya. janjiNya itu selalu
dilandaskan dengan kasih. Itu sebabnya Etan penegaskan bahwa Kasih Setia TUHAN
itu dibangun untuk selama-lamanya (ay.3).
2. Contoh Pengajaran Ethan
(ay.4,5)
Dengan apakah Etan mencontohkan Kasih Setia TUHAN
itu. Pada ayat 4,5 bacaan kita, Ethan menyebut perjanjian yang ia buat dengan
raja Daud dan kaum keluarganya. Perhatikanlah, bahwa Etan tidak menyebut
tentang dirinya, tetapi tentang orang lain dimasa lalu. Untuk diketahui bahwa
pada waktu mazmur ini digubah, raja Daud telah tiada. Ethan memilih Daud
sebagai contoh penerima Kasih Setia dari TUHAN.
Mengapa Etan tidak bercerita tentang kasih setia
yang ia terima dari Tuhan, namun justru tentang apa yang dilakukan TUHAN bagi
Daud? Pertanyaan ini menarik untuk direnungkan. Bahwa Daud telah tiada, tetapi
menurut Etan, perjanjian itu tidak batal dari pihak TUHAN. Dengan kata lain,
memilih Daud sebagai contoh dimaksudkan untuk menjadi “bahan uji” apakah
terbukti Kasih Setia TUHAN itu tetap untuk selama-lamanya.
Jika memperhatikan 1Raj.2:4 kita menemukan isi
perjanjian yang TUHAN buat kepada Daud dan turunannya:
“dan
supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika
anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap
hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta
kerajaan Israel.”
Isi perjanjian itu adalah tentang tahta Daud. Bahwa tahta
itu tidak akan terputus dari Daud dan keturunanya. Hal ini dilihat Etan sebagai
perjanjian yang penuh kasih setia. Sebab Tuhan menepati janji itu dan membuat
Salomo menjadi raja Israel. Tentu apa yang dilihat Etan bukan Cuma soal suksesi
pergantian Raja. Ia pasti mengalami apa yang Tuhan buat bagi Salomo dan
bagaimana Kasih Setia TUHAN memelihara Salomo. Kekayaan dan kehormatan Salomo
tiada bandingnya. Maka kisah tentang kesetiaan yang dibangun untuk
selama-lamanya itu, disaksikan Etan benar terjadi.
Namun, selanjutnya, TUHAN juga menepati perjanjian itu
sesuai kasih setiaNya yakni melalui pra
syarat penting yaitu “tetap hidup di
hadapan-Ku dengan setia”. Hal inipun digenapi. Ketika Salomo berubah tidak
setia kepada Allah, maka kerajaan ini kemudian terpecah belah dan hancur.
Perhatikanlah bahwa Allah penuh Kasih Setia pada perjanjianNya. Namun jangan
lupa pada prasyarat itu. Ia juga setia untuk membatalkan janji itu sebagaimana
pemenuhan syarat yang tidak bisa dilakukan oleh si penerima kasih setia Tuhan.
3. Apa yang dilakukan Etan?
(ay.2)
Menyaksikan apa yang telah TUHAN buat bagi Salomo,
keluarga Daud, maka Etan menjadi saksi tentang kasih setia TUHAN yang tidak
berujung itu. Perhatikanlah, bahwa ia tidak mengalami sendiri kasih setia TUHAN
itu, tapi ia “hanya” menyaksikan apa yang dialami Daud dan keluarganya tentang
Kasih Setia TUHAN. Menurut Etan, walau tidak mengalami langsung, itu sudah
cukup. Saatnya ia memberitakan dan menceritakan perbuatan Allah yang ajaib itu.
Apa yang dilakukan oleh Etan? Menurut ayat 1, Etan
akan menyanyikan kasih setia itu? Kok dinyanyikan? Fungsi nyanyian juga adalah
suatu pengajaran. Maka bagi Etan, karena ia telah melihat kasih setia TUHAN,
maka saatnya untuk memperkenalkan kesetiaan TUHAN itu dengan mulutnya
dari generasi ke generasi.
Dengan kata lain, Etan yang telah menyaksikan Kasih
Setia TUHAN, tidak menyembunyikan apa yang ia saksikan. Dengan penuh kebanggaan
semua yang disaksikan itu diceritakan kepada semua orang. Bukans saja semua
orang, melainkan dilakukan secara kontinyu dari generasi ke generasi secara
turun temurun.
Relevansi dan Aplikasi
1.
Penting untuk memahami bahwa Khesed atau kasih
setia itu datang dari atas ke bawah. Artinya, itu datang dari TUHAN kepada
umatNya. Sesungguhnya yang level atas tidak perlu setia sebab dia yang
punya wewenang. TUHAN juga tidak juga memiliki kewajiban kepada yang di
bawah sebab kita hanya buatan tanganNya. Lalu mengapa itu dilakukan? Tentu
jawabannya sederhana yakni hanya karena Kasih Karunia yakni anugerah
bagi kita. Sebab pribadi yang Maha Agung bersedia untuk setia kepada kita yang
belum tentu setia.
2.
Tidak perlu mengalami sendiri Kasih Setia
TUHAN. Sebab kasih setia Tuhan tidak perlu dibuktikan. Sudah terbukti dan tak
tersangkali lagi. Maka yang perlu dilakukan adalah menceritakan perbuatan Allah
yang ajaib itu kepada semua orang. Adalah kewajiban orang percaya seperti Etan
untuk menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN yang penuh Kasih Setia.
3.
Maka, di minggu Advent IV ini, kita akhirnya
bisa mengerti, mengapa Ia mesti datang kembali untuk menghakimi yang hidup dan
yang mati. Alasannya karena khesed tadi. Bahwa TUHAN menjanjikan
kerajaanNya bagi yang percaya. Kedatangan kembali adalah pemenuhan Khesed
yaitu pemenuhan janji setiaNya bagi kita. Bukan itu saja, menjelang perayaan
Natal Kristus ini, kitapun mesti melihat peristiwa itu sebagai KHESED TUHAN bagi
dunia. Sejak jaman para nabi telah dijanjikan Juruselamat (Mikha 5:1 dll),
janji ini ditepati melalui kelahiran Yesus Kristus di Bethlehem. Perjanjian
keselamatan digenapiNya. Dan semua itu karena Khesed-Nya, ya karena
kasih karuniaNya bagi dunia (Yo.3:16). Amin.