Tuesday, May 10, 2011

MATERI KHOTBAH PKP 10 MEI 2011

MATERI KHOTBAH PKP 10 MEI 2011
ROMA 6:1-14

Persatuan Kaum Perempuan yang dikasihi Kristus
Bacaan kita hari ini berbicara tentang dampak dari kematian dan bangkitan Yesus bagi kita yang berdosa ini. Salib Yesus adalah lambing kematian dan kemenangannya atas kuasa dosa. Salib adalah kasih Allah yang dinyatakan di dalam kesempurnaan. Roma 5:8 mengatakan, "Allah akan menunjukkan kasihNya", dalam terjemahan lain yaitu Allah mendemonstrasikan kasihNya kepada kita. Hanya lewat salib kita mengerti betapa besar kasih Allah kepada dunia ini. Dari saliblah kita bisa mengerti kasih Allah dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, bahkan sampai kepada kesudahan zaman.

Persatuan Kaum Perempuan yang dikasihi Kristus
Allah menyerahkan nyawa AnakNya bagi kita justru waktu kita masih berdosa. Kasih Allah begitu besar dan seumur hidup kita tidak akan mungkin dapat menyelami begitu dalam kasihNya. Paulus berkata begitu tinggi, begitu lebar, begitu dalam kasih Allah bagi kita. Mungkin kita tidak bisa mengerti sampai sejauh mana kasih-Nya tetapi satu hal yang Allah ingin kita mengerti adalah bahwa kasih-Nya begitu besar sehingga Ia mau mengampuni kita. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, Aku akan membuatnya putih seperti salju.” Kasih-Nya memanggilmu pulang.

Kasih Tuhan cukup menjadi jaminan bahwa kita diampuni karena kasih-Nya yang begitu besar itu adalah kasih yang memperdamaikan. Bukan hanya memperdamaikan tetapi juga menguduskan. Kasih yang mengubah dan mengtransformasi bahkan ketika kita belum menyadarinya supaya kita tidak hidup berkanjang dalam dosa. Sekalipun mungkin kita jatuh dalam dosa namun kita tidak akan selama-lamanya berkanjang dalam dosa karena kasih-Nya mentransformasi kita.

Alkitab mengajarkan kebenaran ini bahwa Kristus mati buat kita bukan hanya satu etika yang tinggi tetapi ada suatu realitas yang Allah perbuat melalui Kristus di kayu salib. Allah ingin supaya kita selalu ingat dalam hati kita, Kristus mati buat kita bukan untuk diri-Nya sendiri. Sekalipun 2000 tahun yang lalu kita belum lahir tetapi dosa-dosa kita sudah ditimpakan kepada Kristus. Benarlah jika Yesaya 43 mengatakan, Ia mati, tertikam, disiksa oleh karena pelanggaran dan dosa kita.

Kristus tidak mati untuk diri-Nya sendiri tetapi lebih daripada itu semua, Ia mati untuk manusia, termasuk kita semua yang hidup 2000 tahun kemudian, yaitu saudara dan saya. Di salib itu bukan hanya Yesus yang disalibkan tetapi juga dosa-dosa kita dan kuasa dosa yang menguasai kita. Roma 6 mengatakan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan. Artinya 2000 tahun yang lalu waktu Kristus disalibkan dosa kitalah yang ditanggung-Nya di kayu salib itu. Ini adalah suatu doktrin yang besar dan mengatasi semua hikmat manusia. Misteri yang seharusnya selalu orang kristen renungkan. Adalah satu misteri bahwa kita telah dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya.

Paulus menjelaskan, "Bagaimana mungkin kamu sudah percaya tetapi masih hidup dalam dosa". Tidak mungkin. Orang Kristen yang sungguh-sungguh tidak hidup dalam dosa. Ia bisa saja jatuh dalam dosa tetapi tidak dikuasai oleh dosa karena sudah dibaptis dalam Kristus. Ada satu perubahan identitas di dalamnya. Ketika kita sudah dibaptis dalam Kristus artinya kita sudah dipersatukan dengan Kristus. Itulah sebabnya jika Allah ada di dalam kita dan kita di dalam Allah, kita berubah. Tidak mungkin kalau kita sudah dibaptis dalam Kristus tetapi hidup dalam manusia yang lama. Kasih Tuhan begitu besar dan tinggi sehingga Ia memberikan jalan bagi kita untuk hidup dalam keselamatan. Tidak lagi dikuasai oleh dosa. Kita sudah berpindah dari hidup lama kepada hidup yang baru. Ada perubahan ajaib yang terjadi.

Jangan ada orang yang mempermainkan Tuhan dengan mengatakan, “Aku diselamatkan Tuhan,” tetapi pada saat yang sama ia menyukai dosa. Kalau perubahan hanya berubah tempat, itu bukan perubahan yang sesungguhnya. Dulu tidak ke gereja, sekarang ke gereja. Dulu suka bolos kuliah, sekarang rajin kuliah. Dulu tidak pernah baca Alkitab, sekarang baca Alkitab. Ini bukan perubahan yang Tuhan kehendaki. Perubahan yang TUHAN kehendaki ialah supaya kita mengalami perubahan hidup yang esensial karena Kristus di dalam kita dan kita di dalam Kristus.

Kalau Kristus di dalam kita, bagaimana mungkin kita bisa berkata aku menikmati dosa? Paulus menyadari bahwa orang Kristen masih bisa jatuh dalam dosa. Kekuasaan dosa dalam diri kita memang telah dipatahkan oleh salib Kristus. Tetapi, bukan berarti dosa sudah kehilangan kuasanya sama sekali. Itulah sebabnya Paulus mengatakan supaya kita memandang kepada Kristus. Supaya ketika kita memperingati Jumat Agung, kita sadar Kristus telah mati dan kita dipersatukan dengan Dia dalam kematian-Nya. Tubuh dosa sudah kehilangan kuasa. Jangan dibohongi oleh dosa dan si jahat. Kematian Kristus sudah membayar semuanya. Dosa kita sudah ditinggal di kayu salib. Iblis dan tubuh masih bisa menggoda kita tetapi tidak bisa menguasai kita.

Persatuan Kaum Perempuan yang dikasihi Kristus
Hari ini, ketika salib diberitakan, Tuhan ingin kita mengerti betapa besarnya kasih-Nya bagi kita. Ia juga mengingatkan betapa kita sudah dipersatukan dengan Kristus sehingga tubuh dosa kita sebenarnya sudah hilang kuasanya. Kita bisa mengalahkan dosa itu dengan pertolongan Tuhan. Kita telah mati bagi dosa bagaimana mungkin kita masih hidup dalamnya. Tidak ada dosa yang telalu besar yang Allah tidak sanggup mengampuni.

Tuhan ingin kita datang seperti anak yang hilang itu; datang dengan kesadaran bahwa dirinya berdosa; datang bukan dengan kemunafikan tetapi dengan perasaan tidak layak. Tuhan datang bukan untuk orang yang benar tetapi untuk orang yang sakit. Salib diberikan kepada mereka yang mengaku dosa dan percaya kepada Tuhan. Maukah engkau datang kepada Tuhan? Jikalau kita tidak kembali kepada salib Kristus, kita menyangkal Dia. Hidup kita sia-sia. Kita tidak akan diubahkan.

Dalam keseluruhan perikop ini (6:1-14) Paulus membicarakan dampak kematian dan kebangkitan Kristus bagi perjuangan kita melawan dosa. Kematian dan kebangkitan Kristus memberikan pengharapan baru bagi pergumulan manusia melawan dosa. Memang, dosa masih tetap merupakan musuh besar kita. Namun, kini kita dapat menghadapinya dengan pengharapan yang baru, bukan dengan keputus-asaan. Apa yang telah dilakukan Kristus dan apa dampaknya bagi kita telah diungkapkan di ayat 1-11. Sekarang, dalam ayat 12-14 Paulus menguraikan apa yang harus kita lakukan sebagai bagian kita.

Mula-mula Paulus menjelaskan hubungan antara dosa, tubuh, dan keinginan (yang kemudian menghasilkan perbuatan dosa). Perbuatan dosa terjadi karena kita menuruti keinginan tubuh yang dikuasai oleh dosa. Dapatkah hal ini dicegah? Ya. Kata ”hendaklah” merupakan perintah bagi kita, dan itu berarti kita bisa ambil bagian dalam hal ini. Kematian dan kebangkitan Kristus telah membebaskan kita dari dosa. Namun, kematian dan kebangkitan Kristus tidak berdampak nyata alam hidup kita bila kita membiarkan dosa tetap merajalela dalam tubuh kita.

Persatuan Kaum Perempuan yang dikasihi Kristus
Metode melawan dosa bukanlah metode yang pasif. Agar tidak lagi menyerahkan diri kepada dosa, kita harus melakukan yang sebaliknya: menyerahkan diri kepada Allah. Paulus menyusun kalimat di ayat 13 dengan cara yang menarik. Anak kalimat ”menyerahkan diri anggota-anggota tubuhmu kepada dosa” merujuk pada sesuatu yang biasa kita lakukan di masa lalu, sedangkan anak kalimat ”serahkanlah dirimu kepada Allah” merujuk pada sebuah kebiasaan yang baru.

Karena itu, mari serahkan diri kita kepada Allah dan bukan kepada dosa. Hati-hatilah, dosa sudah mengintip di depan pintu. Pintu rumah kita; pintu kantor tempat kita bekerja bahkan pintu gereja dan ruangan tempat kita beribadah. Ada banyak godaan, namun jangan mau kalah. Sebab kita telah dibaptis dalam kematian Kristus. Dosa sudah dikalahkan, maka harusnya kita bisa menolak keinginan dosa itu. Amin 

No comments:

Post a Comment