MAZMUR 110:1-4
Pendahuluan
Mazmur bukan hanya membahas kehidupan
sehari-hari, tetapi juga berbicara tentang Mesias yang akan datang. Tidak semua
pasal dalam kitab Mazmur bisa kita pastikan konteks penulisannya. Akan tetapi,
pemahaman tentang jenis mazmur yang kita baca bisa membantu kita. Tanpa
memahami jenis mazmur, kita akan sulit memahami maksud penulis. Secara khusus,
Mazmur 110 hanya bisa dipahami bila kita sadar bahwa mazmur tersebut bersifat
nubuat yang ditulis bukan berdasarkan konteks yang sedang dihadapi oleh
penulis.
Telaah
Perikop
Mazmur 110 ini dinyanyikan pada hari pemahkotaan atau
ulang tahun pemahkotaan tersebut. Karena hubungan raja yang erat dengan
kerajaan Tuhan dan dengan Sion maka Mazmur-mazmur Raja ini harus selalu diikat
dalam hubungan dengan madah ‘Tuhan Raja’ dan ‘Nyanyian Sion’. Mungkin
ditanyakan mengapa Mazmur-mazmur ini yang begitu mengagungkan raja Israel oleh
jemaah Yahudi sesudah pembuangan tetap dipertahankan dan tidak dikeluarkan dari
kitab puji-pujian mereka. Mazmur-mazmur ini tetap dipertahankan karena mereka
memupuk pengharapan mesianis. Pengharapan ini dikukuhkan oleh pewartaan para
nabi (Yes. 9:1-6; 11:1-10; Am. 9:11-12; Yer. 23:5-8; Yeh. 34:23-24; 37:24).
Selanjutnya, Mazmur Raja ini dalam tradisi umat Israel
Perjanjian Lama berhubungan dengan ‘pelantikan seorang raja’. Menurut Christoph
Barth, pengangkatan seorang raja di Israel ada segi dan tahapnya yang
tersembunyi pada pemandangan mata orang. Apabila Allah melihat atau memilih orang-Nya,
pun apabila Ia mengurapinya dengan perantaraan seorang nabi, dan terutama
sekali apabila roh-Nya mulai berkuasa atas orang yang terpilih itu, maka
semuanya ini merupakan tindakan-tindakan yang bersifat rahasia. Tetapi
pengangkatan itu ada juga tahapnya yang nyata, di mana segala-galanya
berlangsung di muka umum, dengan lembaga-lembaga masyarakat tertentu sebagai
pelaksana dan saksi. Upacara resmi ini sudah biasa disebut penobatan atau
pelantikan seorang raja. Sungguhpun harus dibedakan, tetapi kedua bidang itu
tak dapat dipisah-pisahkan yang satu dari pada yang lain. Jelaslah pengangkatan
tersembunyi oleh Tuhan itu sudah merupakan tindakan politik, seperti sebaliknya
penobatan nyata oleh masyarakat itupun merupakan upacara keagamaan yang
bersifat rohani.
Perhatikan bunyi ayat 1 bacaan kita: “Firman
Tuhan kepada tuanku : “Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Kubuat musuh-musuhmu
menjadi tumpuan kakimu.” Mazmur ini berbicara tentang ke Tuhanan
Mesias, Raja dan keimanan-Nya, permusuhan orang jahat dan pemerintahan-Nya di
bumi. Dengan jelas mazmur ini bernubuat tentang Yesus Kristus (mazmur ini
dikutip tujuh kali dalam Perjanjian Baru). Yesus menerapkan ayat 1 pada diriNya
ketika menyatakan ke Allahan-Nya (Mat.22:44) dan rasul Petrus mengutip Mazmur
110:1 untuk menekankan ke-Tuhanan Kristus (Kis. 2:33:35;5:30-31). Yesus juga
mengaku di hadapan Mahkamah Agung bahwa sebagai Mesias dari Mazmur 110, Ia
sekaligus “Anak manusia yang datang kepada Allah, akan kelihatan di sebelah
kanan Allah….dan diberikanNya kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja” yang
kekuasaannya meliputi segala bangsa dan bersifat abadi/selamanya (bnd. Markus
14:61-64;Matius 26:63-65;Daniel 7:13-14).
Jadi menurut mazmur 110 raja di Sion oleh Tuhan
sendiri dan diberikan bagian dalam pemerintahanNya atas duna: itu sebabnya ia
menjadi pahlawan perang dalam usaha Allah untuk menaklukan dan menghakimi
dunia. Sebagaimana dikatakan dalam ayat 6: Menghukum bangsa-bangsa. Ayat ini
menggambarkan kedatangan Yesus Kristus ke dunia sebagai seorang panglima perang
untuk mengalahkan dan menghukum semua yang menentang. Kerajaan Allah dan
kebenaranNya (lih.Why.19:11-21) Perjanjian Baru memakai atau memilih Mazmur
110:1 dan 4 sebagai kunci pengertian tentang Yesus adalah Raja dan Imam untuk
selamanya, tetapi bentuk pemerintaan atas nama Allah—yaitu Kerajaan Allah
itu—tidak bersandarkan pada perintah dan tidak dilengkapi dengan kuasa untuk
memaksakan perintahNya (bnd. Tawaran pada Matius 4:8-10 dan keinginan rakyat
pada Yoh 6:15).
Relevansi dan Aplikasi
Mazmur
110 ini bernubuat tentang Yesus Kristus sebagai Raja dan Imam selamanya. Yesus
Kristus memakai kuasanya untuk melayani, mengalahkan atau akan memusnahkan
kejahatan berdasarkan kuasa, kehendak dan tindakan Allah Bapa Sorgawi, dalam
pemerintahan Kerajaan Allah. Yesus Kristus telah menjadi bagi kita Imam untuk
selamanya dengan menyerahkan diriNya sebagai korban, Dia taat kepada Allah dan
menjadi pokok keselamatan kita yang abadi dan yang memberikan jaminan dalam
kehidupan kita agar kita dikuduskan menghadapi Allah dengan hati yang tulus
penuh kebahagiaan. Yesus Kristuslah Raja dan Iman selamanya atas kehidupan
kita, oleh sebab itu hendaklah kita tetapi setia dan taat hanya kepadaNya
dengan selalu menyampaikan pujian dan syukur kepadaNya. Kita yakin, Iapun
mengaja kita untuk turut bekerjasama dengan Dia dalam kasih kepada Allah dan
sesama. AMIN
No comments:
Post a Comment