Saturday, February 11, 2017

HUKUMAN ALLAH TIDAK MENGURANGI KASIHNYA

YEHEZKIEL 36:8-15

Bahan Persiapan Para Pelayan Firman dalam Ibadah Keluarga
Hari Rabu 20 Mei 2015

PENDAHULUAN
Apa yang ada dibenak saudara mengenai istilah “dibuang”. Istilah ini memberi arti tidak berguna lagi, tidak diperlukan, tidak dikendaki dll. Jika istilah ini dikenakan pada manusia atau sekelompok orang, maka kesan kejam dan tidak berperikemanusiaan akan terlihat jelas. Bayangkanlah bahwa ada orang yang tidak diingini dan dikehendaki lagi sehingga dibuang oleh orang atau kelompok lain. Bukankah tindakan itu sungguh kejam?

Inilah yang terjadi pada Israel dan yang dilakukan Tuhan pada mereka. Kesan bahwa Tuhan kejam dan murka terhadap umatNya, terlihat dalam peristiwa itu. Kitab Yehezkiel secara keseluruhan menyajikan dengan jelas sebab musabab peristiwa pengerikan itu terjadi pada bangsa tersebut. Kitab ini ditulis oleh Nabi Yehezkiel yang adalah seorang putera dari imam Buzi (Yehezkiel 1:3). Barangkali ia sendiri juga seorang imam. Pada tahun 597 597 sM (2 Raja 24:14- 17) Ia dibuang bersama-sama dengan Yoyakhin ke Babel/Babilon. Dia dimukimkan di kampung Tel-Abib dekat Sungai Kebar. Lima tahun kemudian ia menerima panggilan untuk menjadi nabi (Yehezkiel 1:2), mungkin setelah ia berusia 30 tahun (1:1). Sesudah menerima panggilan itu ia masih hidup paling sedikit 22 tahun lagi (Yehezkiel 29:17).

Dari kitabnya inilah kita tahu bahwa Israel mengalami kengerian bukan karena kekejaman Allah melainkan karena dosa dasa dan kesalahan umatNya itu (7:1-27). Namun bukan hanya penghukuman yang dinubuatkan Yehezkiel bagi bangsa ini (yg mana dia alami sendiri penggenapan pembuangan itu), tetapi juga berbagai nubuatan pengharapan dan pemulihan setelah masa pembuangan yang mulai muncul pada pasal 25.


GALIAN TEKS (TAFSIRAN)
Bagian kedua dari pewartaannya (Yehezkiel 25:1-38:23) mengungkapkan harapan akan pemulangan mereka kembali dan datangnya waktu keselamatan yang gemilang. Para musuh akan memperoleh putusan hukuman dan kondisi umat akan kembali dipulihkan. Bacaan kita saat ini memuat nubuatan tentang pemulihan tersebut yang memberikan pengharapan bagi umat untuk tetap tabah menjalani masa pembuangan mereka hingga TUHAN, Allah mereka menggenapi janjiNya bagi umat tebusanNya.

Ada beberapa pokok penting dalam Yehezkiel 36:8-15 yang perlu diuraikan dan dijelaskan maknanya dalam galian teks ini. Pokok-pokok penting dimaksud adalah sebagai berikut:

1.       Hukuman bukan berarti aib (ay 1-7)
Yehezkiel diperintahkan Tuhan untuk bernubuat bagi tanah perjanjian yang telah porak-poranda dan hancur serta ditinggal oleh penghuninya yang dibuang. Bahwa keadaan sunyi sepi dan reruntuhan mengerikan itu kini dianggap oleh bangsa-bangsa lain sebagai aib dan kehinaan bagi bangsa Israel dan tanah perjanjiannya. Bahkan kondisi ini digunakan sebagai kesempatan oleh bangsa kafir untuk menghinakan dan bahan olokan (ay.4), serta banyak dari bangsa lain mensyukuri nasib malang tersebut.

Melalui Nubuatan itu, TUHAN, Allah Israel menegaskan bahwa Ia akan melawan bangsa2 itu dengan api cemburuanNya dan menjadikan noda Israel berbalik menjadi noda bangsa-bangsa kafir itu (bd. Ay.4,7). Pertanyaan penting untuk digali dari pernyataan Tuhan itu adalah jika pembuangan dan kehancuran Israel bukan aib dan noda dari Tuhan, mengapa Allah mengijinkan itu terjadi lalu kemudian bersusah payah memulihkannya lagi?

Ternyata kita menemukan bahwa peristiwa pembuangan tidak hanya dipandang sebagai penghukuman atau malah kesusksesan bangsa lain menghancurkan Israel; melainkan peristiwa pembuangan adalah cara Tuhan memurnikan mereka kembali. Kitab Yesaya 48:10 dengan tegas menyatakan bahwa TUHAN memaksa mereka memasuki ujian dalam dapur kesengsaraan untuk memurnikan mereka kembali. Dengan demikian, penghukuman itu bukanlah aib atau noda yang ditinggalkan bangsa2 kafir, melainkan suatu proses pemurnian untuk menghadirkan umat tak bernoda dan tak beraib walaupun harus melalui proses yang tak mudah yakni “Dapur Kesengsaraan”.

2.       Alasan Pemulihan (ay. 9,11)
Apakah alasan pemulihan tersebut? Jika kita memperhatikan ayat 9, kesan yang cukup kuat adalah karena terjadi atas inisiatif Allah. Kalimat “hatiku akan baik kembali” menunjuk pada murka dan kekecewaan Allah terhadap umat yang dikhususkannya itu, sehingga Ia tidak lagi “membelakangi” umatNya namun bersedia berpaling kepada mereka. Dengan penjelasan ini, maka penekanan khusus sebagai alasan mengapa pemulihan itu terjadi tidak disebabkan karena Iisrael sendiri atau karena mereka yang berbalik dan menjadi baik kepada Allah.
Tuhan sendirilah yang berinisiatif. Tuhanlah yang berbaik lagi dan berbalik untuk mereka. Keselamatan dan pemulihan Israel tidak terjadi karena perbuatan baik Israel, tapi karena kemurahan Tuhan.

Selanjutnya, apakah motifnya? Untuk apa Israel dipulihkan kembali? Jawaban mengejutkan tertera pada ayat 11 bagian akhir, yakni: “supaya kamu mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Pemulihan tidak dikerjakan untuk Israel, tapi dikerjakan TUHAN untuk kemuliaanNya yakni agar umat menyadari siapakah Yahwe itu, yakni Tuhan mereka. Hal senada kita dapatkan pada Yesaya 48:9, bahwa umat dipulihkan dan  dikasih Allah karena satu alasan “demi kemasyuran namaKU” Aku mengasihi engkau.

Prinsip “dari Allah dan untuk Allah” menjadi penekanan mutlak dan kuat dalam bacaan kita. Hubungan umat Israel dengan Tuhannya harus berada dalam pemahaman TEOSENTRIS, yakni Allah adalah pusat dari segala sesuatu (dari Allah dan untuk Allah)

3.       Apa yang dipulihkan (ay 8, 10, 11, 12, 14, 15)
Perhatikan ayat-ayat yang ditunjukkan di atas. Seluruh sendi kehidupan Israel akan mengalami pemulihan. Bukann saja kondisi alamnya, namun hasil panen dan kehidupan di pulihkan kembali (ay.8,10); hubungan dan relasi antar umat dan Allahnya kembali langgeng (ay.11); bahkan tanah yang dianggap telah dikuti ini akan kembali bermakna tanah perjanjian yang menjadi milik pusaka mereka (ay.12) sehingga Tuhan menjamin tidak ada lagi bangsa yang akan merebut pusaka ini dan membinasakannya (ay.14,15).

Seberapa pulihkan Israel kelak nanti? Sesuatu yang indah difirmankan Tuhan melalui Yehezkiel bagi Israel. Bahwa kadar pemulihan melebihi sebelumnya, kualitasnya melebihi dari yang mereka pernah alami. Totalitas pemulihan diberikan Allah dengan kadar mengagumkan yakni melebihi dari yang terdahulu (bd. Ay.11)

RELEVANSI DAN APLIKASI



[1] Judul ini diambil dari Sabda Guna Krida tanggal 20 Mei 2015.

No comments:

Post a Comment