YEHEZKIEL 36:8-15
Bahan Persiapan Para Pelayan Firman dalam Ibadah
Keluarga
Hari Rabu 20 Mei 2015
PENDAHULUAN
Apa
yang ada dibenak saudara mengenai istilah “dibuang”. Istilah ini memberi arti
tidak berguna lagi, tidak diperlukan, tidak dikendaki dll. Jika istilah ini
dikenakan pada manusia atau sekelompok orang, maka kesan kejam dan tidak
berperikemanusiaan akan terlihat jelas. Bayangkanlah bahwa ada orang yang tidak
diingini dan dikehendaki lagi sehingga dibuang oleh orang atau kelompok lain.
Bukankah tindakan itu sungguh kejam?
Inilah
yang terjadi pada Israel dan yang dilakukan Tuhan pada mereka. Kesan bahwa
Tuhan kejam dan murka terhadap umatNya, terlihat dalam peristiwa itu. Kitab
Yehezkiel secara keseluruhan menyajikan dengan jelas sebab musabab peristiwa
pengerikan itu terjadi pada bangsa tersebut. Kitab ini ditulis oleh Nabi
Yehezkiel yang adalah seorang putera dari imam Buzi (Yehezkiel 1:3). Barangkali ia
sendiri juga seorang imam. Pada tahun 597 597 sM (2 Raja 24:14- 17) Ia dibuang
bersama-sama dengan Yoyakhin ke Babel/Babilon. Dia dimukimkan di kampung Tel-Abib
dekat Sungai Kebar. Lima tahun kemudian ia menerima panggilan untuk menjadi
nabi (Yehezkiel 1:2), mungkin setelah ia berusia 30 tahun (1:1). Sesudah
menerima panggilan itu ia masih hidup paling sedikit 22 tahun lagi (Yehezkiel
29:17).
Dari kitabnya inilah kita tahu bahwa Israel
mengalami kengerian bukan karena kekejaman Allah melainkan karena dosa dasa dan
kesalahan umatNya itu (7:1-27). Namun bukan hanya penghukuman yang dinubuatkan
Yehezkiel bagi bangsa ini (yg mana dia alami sendiri penggenapan pembuangan
itu), tetapi juga berbagai nubuatan pengharapan dan pemulihan setelah masa
pembuangan yang mulai muncul pada pasal 25.
GALIAN TEKS (TAFSIRAN)
Bagian kedua dari pewartaannya (Yehezkiel
25:1-38:23) mengungkapkan harapan akan pemulangan mereka kembali dan datangnya
waktu keselamatan yang gemilang. Para musuh akan memperoleh putusan hukuman dan
kondisi umat akan kembali dipulihkan. Bacaan kita saat ini memuat nubuatan
tentang pemulihan tersebut yang memberikan pengharapan bagi umat untuk tetap
tabah menjalani masa pembuangan mereka hingga TUHAN, Allah mereka menggenapi
janjiNya bagi umat tebusanNya.
Ada beberapa pokok penting dalam Yehezkiel 36:8-15
yang perlu diuraikan dan dijelaskan maknanya dalam galian teks ini. Pokok-pokok
penting dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Hukuman bukan berarti aib (ay 1-7)
Yehezkiel diperintahkan
Tuhan untuk bernubuat bagi tanah perjanjian yang telah porak-poranda dan hancur
serta ditinggal oleh penghuninya yang dibuang. Bahwa keadaan sunyi sepi dan
reruntuhan mengerikan itu kini dianggap oleh bangsa-bangsa lain sebagai aib dan
kehinaan bagi bangsa Israel dan tanah perjanjiannya. Bahkan kondisi ini
digunakan sebagai kesempatan oleh bangsa kafir untuk menghinakan dan bahan
olokan (ay.4), serta banyak dari bangsa lain mensyukuri nasib malang tersebut.
Melalui Nubuatan itu,
TUHAN, Allah Israel menegaskan bahwa Ia akan melawan bangsa2 itu dengan api
cemburuanNya dan menjadikan noda Israel berbalik menjadi noda bangsa-bangsa
kafir itu (bd. Ay.4,7). Pertanyaan penting untuk digali dari pernyataan Tuhan
itu adalah jika pembuangan dan kehancuran Israel bukan aib dan noda dari Tuhan,
mengapa Allah mengijinkan itu terjadi lalu kemudian bersusah payah
memulihkannya lagi?
Ternyata kita menemukan
bahwa peristiwa pembuangan tidak hanya dipandang sebagai penghukuman atau malah
kesusksesan bangsa lain menghancurkan Israel; melainkan peristiwa pembuangan
adalah cara Tuhan memurnikan mereka kembali. Kitab Yesaya 48:10 dengan tegas
menyatakan bahwa TUHAN memaksa mereka memasuki ujian dalam dapur kesengsaraan untuk memurnikan mereka kembali. Dengan demikian, penghukuman itu
bukanlah aib atau noda yang ditinggalkan bangsa2 kafir, melainkan suatu proses
pemurnian untuk menghadirkan umat tak bernoda dan tak beraib walaupun harus
melalui proses yang tak mudah yakni “Dapur Kesengsaraan”.
2.
Alasan Pemulihan (ay. 9,11)
Apakah alasan pemulihan tersebut? Jika kita
memperhatikan ayat 9, kesan yang cukup kuat adalah karena terjadi atas
inisiatif Allah. Kalimat “hatiku akan baik kembali” menunjuk pada murka dan
kekecewaan Allah terhadap umat yang dikhususkannya itu, sehingga Ia tidak lagi
“membelakangi” umatNya namun bersedia berpaling kepada mereka. Dengan
penjelasan ini, maka penekanan khusus sebagai alasan mengapa pemulihan itu
terjadi tidak disebabkan karena Iisrael sendiri atau karena mereka yang
berbalik dan menjadi baik kepada Allah.
Tuhan sendirilah yang berinisiatif. Tuhanlah yang
berbaik lagi dan berbalik untuk mereka. Keselamatan dan pemulihan Israel tidak
terjadi karena perbuatan baik Israel, tapi karena kemurahan Tuhan.
Selanjutnya, apakah motifnya? Untuk apa Israel
dipulihkan kembali? Jawaban mengejutkan tertera pada ayat 11 bagian akhir, yakni:
“supaya kamu mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Pemulihan tidak dikerjakan untuk Israel, tapi dikerjakan TUHAN untuk
kemuliaanNya yakni agar umat menyadari siapakah Yahwe itu, yakni Tuhan mereka.
Hal senada kita dapatkan pada Yesaya 48:9, bahwa umat dipulihkan dan dikasih Allah karena satu alasan “demi
kemasyuran namaKU” Aku mengasihi engkau.
Prinsip “dari Allah dan untuk Allah” menjadi penekanan mutlak dan kuat dalam bacaan kita.
Hubungan umat Israel dengan Tuhannya harus berada dalam pemahaman TEOSENTRIS,
yakni Allah adalah pusat dari segala sesuatu (dari Allah dan untuk Allah)
3.
Apa yang dipulihkan (ay 8, 10, 11, 12, 14, 15)
Perhatikan ayat-ayat yang ditunjukkan di atas.
Seluruh sendi kehidupan Israel akan mengalami pemulihan. Bukann saja kondisi
alamnya, namun hasil panen dan kehidupan di pulihkan kembali (ay.8,10);
hubungan dan relasi antar umat dan Allahnya kembali langgeng (ay.11); bahkan
tanah yang dianggap telah dikuti ini akan kembali bermakna tanah perjanjian
yang menjadi milik pusaka mereka (ay.12) sehingga Tuhan menjamin tidak ada lagi
bangsa yang akan merebut pusaka ini dan membinasakannya (ay.14,15).
Seberapa pulihkan Israel kelak nanti? Sesuatu yang
indah difirmankan Tuhan melalui Yehezkiel bagi Israel. Bahwa kadar pemulihan
melebihi sebelumnya, kualitasnya melebihi dari yang mereka pernah alami.
Totalitas pemulihan diberikan Allah dengan kadar mengagumkan yakni melebihi
dari yang terdahulu (bd. Ay.11)
RELEVANSI DAN APLIKASI
No comments:
Post a Comment