MATIUS 4:1-4
MEMERANGI HAWA NAFSU DENGAN
FIRMAN TUHAN
Bahan Khotbah Ibadah Minggu
12 Agustus 2018
PENGANTAR
Silakan bayangkan bagaimana rasanya berada di padang gurun selama 40
hari dengan kondisi tidak makan. Selain kondisi kelelahan yang tak terkira, rasa
lapar amat sangat pasti menerpa. Selanjutnya apa jadinya jika yang ditawarkan
dalam kodisi sangat lapar itu adalah sebuah makanan cepat saja yang instan?
Inilah kondisi yang dihadapi Yesus ketika sedang berada di padang gurun
dengan kondisi lagi berpuasa. Makanan cepat saji yang dimaksud adalah
menggunakan kuasaNya untuk mengubah batu menjadi roti. Ide iblis ini terbilang
jitu. Disamping ia tahu bahwa Yesus tahu sebagai anak Allah Dia punya kuasa itu
(mengubah batu menjadi roti), di sisi lainpun sebagai manusia Yesus pasti
mengalami kemendesakan itu (ingin makan karena lapar)
PENJELASAN TEKS
Memang benar bahwa bacaan Alkitab hari Minggu menggunakan bacaan pagi
SBU yakni hanya sampai pada ayat 4 dari Injil Matius 4 dan terkesan mengabaikan
2 pencobaan lain. Tetapi untuk memahami bacaan ini dalam tema yang sudah
ditetapkan, yakni Memerangi Hawa Nafsu dengan Firman Tuhan, maka adalah
baik jika tulisan ini menguraikan keseluruhan perikop (yakni bacaan pagi dan
sore SBU). Karena itu mari memperhatikan keseluruhan perikop ini, dengan
beberapa catatan sebagai berikut:
1. Proses yang di sengaja? (ay.1,2)
Jika membaca secara berurut kisah ini, maka kita
menemukan peristiwa pencobaan dipadang gurun terjadi segera sesudah Yesus
dibaptis di sungai Yordan (3:13-17). Hal ini dikonfirmasi oleh Lukas yang
menyebut bahwa setelah kembali dari sungai Yordan, Yesus dibawa oleh Roh Kudus
ke padang gurun (Luk.4:1).
Jika menghubungkan kisah pembaptisan dan pencobaan
padang gurun ini dengan kisah Israel dalam kita keluaran, maka kehadiran Yesus
dipadang gurun sejajar dengan peristiwa perjalanan padang gurun Israel. Bahkan
jika memperhatikan jawaban Yesus kepada Iblis yang mengutip kita Ulangan, maka
terkesan cukup kuat Yesus menyadari bahwa Ia sedang menjalani proses Israel di padang
gurun. Yesus berperan sebagai Israel. Kitab Ulangan yang dikutip Yesus adalah
kitab yang mengisahkan dan menafsirkan ulang tentang keadaan Israel di padang
gurun.
Rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:1-13 menunjukkan
hubungan yang kuat antara peristiwa Yesus dibaptis dan menuju padang gurun
selama 40 hari dengan peristiwa Israel yang awalnya juga dibaptis dengan awan
dan dalam laut (1Kor.13:2) lalu kemudian berjalan melintasi padang gurun selama
40 tahun. Pencobaan di padang gurun yang dialami Yesus, oleh Pauluspun dianggap
sejajar dengan peristiwa 40 tahun Israel berada di sana (1Kor.13:1-10). Dengan
kata lain, kehadiran Yesus dipadang gurun, adalah peristiwa “disengaja” dalam
rangka aktualisasi misinya yakni menjadikan diriNya sebagai prototipe Anak Allah
yang gagal dilakukan oleh Israel yang juga disebut sebagai anak-anak Allah
(bd.Yes.63:16; 64:8)
2. Pencobaan Pertama (ay. 3,4)
Iblis berkata: “Jika Engkau adalah Anak Allah,
perintahkanlah batu-batu ini menjadi Roti”. Pencobaan I ini bisa disebut sebagai
pencobaan terhadap tubuh manusia, atau
“keinginan daging” yaitu keadaan tidak puas terhadap pemeliharaan Tuhan dan
kemudian mencari jalan pintas untuk memuaskan keinginan diri tersebut.
Pencobaan I ini juga bisa disenbut sebagai pencobaan
pada kebutuhan Jasmani.
Pada waktu itu Yesus sangat lapar, sebab sudah 40 hari
ia berpuasa. Situasi yang tepat untuk iblis masuk menjalankan rencananya yang
licik. Namun apakah jawaban Yesus? Yesus berkata: "Ada tertulis: Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut
Allah." (ay.4). Ada hal penting yang mau ditekankan Yesus terhadap Godaan Kedagingan atau kebutuhan
jasmani ini, yaitu apabila seseorang mengalami kondisi mendesak terhadap
kebutuhan-kebutuhan jasmani yang begitu menggoda, maka seharusnya membuat kita
lebih tergantung kepada Tuhan Allah dan Firmannya dan bukan justru pada
berbagai upaya yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan itu.
Dengan kata lain, kita perlu mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu, supaya
segalanya bukan hanya diberikan namun justru juga ditambahkan (bd. Mat.6:33).
3. Pencobaan Kedua (ay. 5,7)
Iblis berkata: "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (ay.6). Pencobaan ini biasa kita sebut sebagai Pencobaan terhadap logika untuk mendapatkan
pembuktian tentang tanda kehadiran Allah. Banyak orang mencari jawab atas
pertanyaan: “benarkah Allah itu ada?”; “apakah Ia berkuasa?”; “buktikanlah
kuasaNya itu!” pencobaan terhadap pikiran dan logika kita terhadap hal-hal
rohani tersebut, tanpa sadar membuat kita mencobai Allah dan kuasanya.
Perhatikanlah bahwa Iblis juga menggunakan Firman
Tuhan untuk mencobai nalar dan logika kita itu. Dalam hal mencobai Yesus, Iblis
menggunakan Mazmur 91:11-12. Namun bagian penggalan ayat ini di putar-balikkan
begitu rupa untuk menjebak Yesus. Namun Yesus amat mengenal Firman dari BapaNya
sendiri. Itu sebabnya Ia pun menjawab Iblis denga mengutip langsung Ulangan
6:16, dan berkata kepada Iblis: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai
Tuhan, Allahmu!” (ay.7).
Dengan inipun Yesus ingin menekankan kepada kita bahwa
janganlah menguji kebenaran Allah; keberadaan dan KuasaNya! Sebab Tuhan bekerja
dengan caraNya sendiri melampaui pikiran dan logika kita.
4. Pencobaan Ketiga (ay.8-11)
Iblis berkata: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu,
jika Engkau sujud menyembah aku.” Iblis menunjukkan kekuatan, kekuasaan dan
tahta dunia ketika pencobaan ke III ini ia lakukan. Pencobaan ini adalah Pencobaan Kepuasan jiwa atau menyangkut keangkuhan diri. Banyak orang
menghalalkan segala cara demi kekuasaan, kehormatan, kepuasaan dan pengakuan
orang lain. Demi kepuasan jiwa dalam kehidupan ini, tidak sedikit orang
cendrung untuk takluk pada tawaran sesat iblis dari pada kepatuhan kepada
Allah.
Manusia bukan menyembah Tuhan, tetapi mulai mencari
tuhan-tuhan kecil supaya ia mendapat pengakuan, dihargai dan dihormati orang
lain. Demi kekuatan, kekuasaan dan kehormatan penyembahan kepada Allah
diabaikan. Perhatikan apa jawaban Yesus terhadap jenis pencobaan ini. Yesus
berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (ay.10).
Yesus menyampaikan hal ini untuk menyatakan suatu
kebenaran yang sering dimuslihati atau dikaburkan iBlis. Yakni Iblis
berkampanye bahwa dunia ini miliknya sehingga dialah yang harus disembah. Itu
keliru! Tuhanlah pemilik dunia ini sebab Dialah yang menciptakannya. Karena itu
kekuatan dan kehormatan itu ,milik Tuhan. Tuhanlah yang layak disembah dan
dimuliakan.
APLIKASI DAN RELEVANSI
1. Perhatikanlah
bahwa Yesus dicobai Iblis sebanyak 3 kali menurut 3 dimensi kebutuhan
manusia, yakni pertama, Kepuasaan
Jasmani lewat terpenuhinya seluruh kebutuhan sandang, pangan dan papan; kedua, Kepuasan pikiran lewat upaya
pembuktian secara logis dan masuk akal untuk mencari jawaban terhadap segala
sesuatu termasuk hal-hal rohani tentang kuasa dan keberadaan Allah; ketiga, kepuasan jiwa yakni kebutuhan
untuk diakui, dihormati orang lain melalui segala kekuasaan dan kehormatan
dengan berbagai cara termasuk menyangkali Tuhan dalam penyembahan.
Berhati-hatilah, bahwa 3 aspek kebutuhan itu dapat
dimanfaatkan iblis sebagai peluang untuk menjatuhkan kita. Keinginan kuat untuk
memenuhi semua itu hanya satu yakni kepuasan. Kepuasan diri dan kesenangan diri
adalah godaan hawa nafsu. Istilah hawa nafsu ini dari kata ἡδονή (hedone) yang berarti kenikmatan atau
kesenangan; keinginan kuat mendapatkan kesenangan. Istilah ini setara
dengan istilah PL, yakni istilah אָוָה ('avah) yang berarti hasrat untuk memiliki
(lih. Ul.5:21). Jeratan kepuasan hawa nafsu ini begitu menggoda. Iblis memiliki
banyak cara untuk membuat kita menjauh dari TUHAN, salah satunya dengan membuat
kita memberontak kepadaNya dan atau menolak perintah dan ketetapannya demi
terpuaskan hawa nafsu kita. Sebab saat kita jauh dari TUHAN maka dengan mudah ia
merebut kita dari kasih Karunia Allah. Karena itu berhati-hatilah.
2. Karena iblis itu luar biasa licik dan picik
menjebak dan menghancurkan hidup kita, maka bagaimana cara mengalahkannya?
Perhatikan apa yang dilakukan Yesus. Setiap kali Iblis menyampaikan godaan itu,
Yesus selalu berkata: “ada tertulis”.
Apa maksudnya? Yesus menggunakan FIRMAN TUHAN sebagai senjata untuk mengalahkan
kuasa iblis. Karena itu kita juga harus menggunakan FIRMAN TUHAN ketika
berperang melawan kuasa godaan iblis. Artinya, saudara dan saya perlu banyak
belajar tentang Firman Tuhan supaya kita dapat mengalahkan kuasa Iblis.
3.
Mengapa? Sebab Iblispun dapat menggunakan Firman Tuhan
untuk menjebak kita. Perhatikan 3 jenis pencobaan di atas. Semuanya memiliki
dasar Firman Tuhan yang digunakan Iblis untuk membenarkan ucapannya. Padahal
jelas semua ayat demi ayat dipakainya secara licik untuk menjebak. Jadi jika
kita tidak mengenal dekat Firman Tuhan, kita justru pula dapat dipatahkan oleh
kuasa Iblis melalui upaya memutar balikkan kebenaran Firman Tuhan. Itulah
sebabnya sangat penting bagi orang percaya untuk mengenal, mempelajari dan
melakukan Firman Tuhan. Sebab segala bentuk pencobaan termasuk hawa nafsu hanya
dapat dikalahkan dengan Firman Tuhan.
Karena itu marilah kita menjadi pribadi yang mengandalkan Tuhan. Amin.
No comments:
Post a Comment