Bahan Bacaan Alkitab Hari Minggu
21 OKTOBER 2018
PENGANTAR
Peristiwa ini terjadi ketika Abram pergi bersama
dengan keluarganya, termasuk Lot menuju ke tempat yang diperintahkan TUHAN,
Allahnya (12:1-8). Waktu kelaparan terjadi, ia dan rombongannya singgah ke
Mesir (12:10-20) dan kemudiaan melanjutkan perjalanan menuju ke Negeb (13:1),
lalu kemudian ia sampai bersama rombongan di dekat Betel yakni tepatnya
diantara Betel dan Ai (ay.3). Di tempat inilah bacaan kita. Beberapa hal
terjadi saat ini terutama konflik antara pekerja-pekerja dari Lot dan Abram.
Bagaimana mereka menyelesaikanya? Dan apakah yang dilakukan oleh Abraham? Mari
perhatikan uraian berikut ini.
TELAAH PERIKOP
Terdapat beberapa pokok penting yang menjadi penekanan dalam bacaan kita
pada hari ini, yakni:
1. Awal konflik antara Abram dan Lot (ay.1-7)
Sebagaimana
disebutkan pada ay.1, Lot ikut bersama dengan Abram ketika Abram dipanggil oleh
TUHAN menuju ke tanah yang di janjikan. Lot
dalam Ibrani: לוֹט – LOT) artinya: tutup/
tabir), adalah anak laki-laki Haran. Dan Haran adalah adik Abraham yg
paling muda. Sehingga Lot adalah kemenakan Abraham. Ternyata daerah tempat mereka berhenti itu tidak mampu menampung
kekayaan mereka berdua (ay.6), secara khusus berhubungan dengan banyaknya
ternak yang dimiliki oleh Abram dan Lot. Dampaknya adalah perselisihan.
Perselisihan yang dimaksud adalah perselisihan
antara para gembala Abram dan gembala Lot. Bagaimanapun juga ini merupakan
perselisihan kedua mereka walaupun terlihat tidak langsung. Kebutuhan untuk
lahan dan jumlah pakan ternak dan kebutuhan menggembalakan ternak yang besar
itu, sangat mungkin menjadi inti persoalan. Masalah wilayah yang sempit ini
semakin besar persoalannya karena lahan dan tempat itu tidak hanya dipakai oleh
mereka berdua tetapi juga oleh orang Kanaan dan orang Feris (ay.7).
2. Apa yang dilakukan oleh Abram (ay.8-10)
Menyikapi konisi yang tidak nyaman itu, Abram
kemudian segera bertindak untuk menengahi masalah tersebut. Ayat 8-9, menunjukkan
siapa sesungguhnya Abram berdasarkan cara ia menyelesaikan masalah, yakni:
- Abram cepat tanggap
Abram berkata kepada Lot: “Janganlah kiranya
ada perkelahian antara aku dan engkau….” (ay.8). Abram tahu bahwa
perselisihan antara gembala-gembala mereka berpotensi pada perselisihan atau
konflik antar mereka. Itu berarti hubungan antar keluarga akan rusak. Abram
cepat tanggap dan menghentikan potensi kinnflik tersebut dengan cara memanggil
Lot untuk menyelesaikan ini dengan cara kekeluargaan dan bijak.
Logika sederhana adalah Lot hanya “ngekor”
kepada Abram. Seharusnya Lot yang mesti disalahkan. Langkah tepat dan instan
untuk menyelesaikan masalah adalah mengusir Lot yang terseksan menjadi
“masalah” dan “beban”. Tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Abram. Ia justru
bukanmelihat masalah kekurangan dan kerugian; sebaliknya Abram justru melihat
masalah utama adalah “terancamnya” hubungan keluarga. Luar biasa, bukan?
- Abram mengalah untuk Lot
Hal yang menarik terjadi di ayat 9 bacaan kita.
Abram memberikan kesempatan pertama bagi Lot untuk membuat pilihan lokasi dan
tempat yang ia inginkan. Bukankah ini hal yang aneh? Seharusnya Abram-lah yang
berhak membuat pilihan pertama, bukan saja karena ia adalah orangtua (paman)
dari Lot, tetapi juga karena Lot hanya “menumpang” di perjalanan Abram memenuhi
panggilan TUHAN.
Apa yang terjadi selanjutnya? Dapat dengan
mudah kita menduga, yakni Lot memilih daerah yang terbaik. Lot memilih daerah
yang subur yakni wilayah lembah Yordan (ay.10,11); sedangkan Abram kebagian daerah
yang tidak subur yakni menetap di tanah Kanaan (ay.12). Dikemudian hari kita
menemukan bahwa tanah pilihan Lot adalah pilihan keliru. Sebab tanah itu
didiami oleh orang Sodom (ay.13) yang sangat berdosa lalu kemudian dimusnakan
oleh Tuhan (bd. Kejadian 19:1-29.)
RELEVANSI DAN APLIKASI
Sayang sekali bahwa bacaan kita hanya berhenti di ayat 13. Padahal
puncak cerita ada apada ayat 14-18, yakni ketika Tuhan sendiri menemui Abram
pasca membuat pilihan tersebut dan menjanjikan bahwa Tanah yang ia pilih adalah
tanah yang dijanjikan yakni tanah yang diberkati (ay.14). Dengan kata lain,
tanah yang dipilih Abram untuk menumpang tinggal adalah tanah yang kelak
menjadi hak miliknya secara penuh sebagai pemberian dari Allah. Dari kisah ini
kita beberapa hal:
a. Hindarilah konflik
Inilah yang dilakukan oleh Abram. Ia tidak
terprofokasi pada situasi konfil para gembalanya, ia justru melihatnya
sebagaimana masalah untuk segera menyelesaikannya. Konflik sedikitnya
membutuhkan dua orang atau dua pihak. Jika salah satu pihak tidak bereaksi,
maka tidak akan terjadi perseturuan.
Kita diajak untuk belajar pada Abram dan
bagaimana ia mampu melakukan pilihan yang tepat ketika potensi konflik terjadi.
Ia memilih cara damai, cara yang sangat elegan yakni berkomunikasi dengan pihak
lain untuk menyelesaikannya. Daripada meruncingkan masalah, mari berupaya untuk
menyelesaikan masalah.
b. Mengalah bukan berarti
kalah, buatlah pilihan.
Untuk menghindari perkelahian, Abram
segera memutuskan mereka harus berpisah dan ia meminta Lot memilih. Lot memilih
lembah Yordan yang terlihat sangat baik (Kej. 13:10-11). Abram pun mengalah dan
menetap di tanah bagian lainnya, di Kanaan. Apa akibat dari pilihan Lot? Pada
akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot itu, dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu Sodom
dan Gomora. Sementara Abram? Secara kasat mata hanya mendapatkan tanah sisa dan
terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya, tetapi Abram rela untuk
mengalah dan menjauhi pertengkaran.
Kita melihat bahwa justru Tuhan
memberikan yang terbaik bagi Abram (Kej. 13:14, 15). Pelajaran apa yang kita dapatkan dari
kisah Lot dan Abram sehubungan dengan pengambilan keputusan/pilihan? Jangan
pernah mengambil keputusan hanya berdasarkan apa yang dilihat oleh mata dan
diinginkan hati (ay. 10), tetapi ambillah pilihan setelah kita benar-benar
bergumul di hadapan Tuhan, “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya
TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya” (Maz. 25:12).
c. Yang buruk terlihat
belum tentu tidak baik
Akibat Abram mengalah demi tiadak ada perseturuan
dengan Lot, ia mendapatkan tanah yang kurang baik dibanding Lot. Tapi benarkah
demikian? Ternyata tidak. Yang terlihat kurang baik di mata manusia, Tuhan bisa
mengubah tanah gersang Kanaan menjadi berlimpah susu dan madu.
Ada konsekuensi ketika kita membuat pilihan
yang benar sekalipun, seperti Abram memilih mengalah. Tapi orang yang melakukan
kebenaran tidak pernah diabaikan Tuhan. Abram adalah buktinya. Kiranya kita
mampu untuk tetap memilih berbuat baik, walau kelihatannya tidak mengutungkan.
Sebab TUHAN, Allah mampu mengubah yang buruk sekalipun menjadi yang terbaik.
------------------
No comments:
Post a Comment