Thursday, November 11, 2010

PELAYANAN MUSIK GEREJA DAN PEMANDU NYANYIAN JEMAAT

PELAYANAN MUSIK GEREJA DAN PEMANDU NYANYIAN JEMAAT
Nn. Peggy A. Aipassa, S.Si (teol)

Pendahulan
            Pemandu nyanyian jemaat merupakan salah satu figur penting dalam  kehidupan ibadah jemaat seperti halnya pengkhotbah, presbiter, liturgos,  pianis, organis. Kehadiran seorang pemandu  nyanyian jemaat yang benar-benar memahami akan tugas dan tanggungjawabnya merupakan  berkat yang harus senantiasa disyukuri karena harus diakui bahwa ada cukup banyak pemandu nyanyian jemaaat yang kurang memahami akann peran yang diembannya,  yaitu memandu nyanyian jemaat.
            Sebagai musisi yang  terlibat dalam pelayanan musik gereja, kita bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan teknis semata namun juga pemahaman teologis yang benar tentang hakekat pelayanan Pemandu  nyanyian jemaat dalam pelayanan musik gereja  bertujuan untuk membantu jemaat dalam menghayati iman kepercayaan mereka melalui nyanyian dan juga membantu jemaat untuk dapat bernyanyi  dengan baik dan benar.
a.       Saya berharap bahwa melalui tulisan ini dapat membantu semangat dan motivasi kita dalam melayani Tuhan sebagai pemandu nyanyian jemaat.
Profil Pelayan Musik Gereja
  • Aspek Spiritual
Pelayanan musik gereja tak berbeda dengan bentuk-bentuk pelayanan lainnya di gereja, dapat dipandang sebagai:
    1. Ibadah  yang sejati
    2. Kewajiban yang patut dijalankan oleh setiap orang Kristen sebagai wujud baktinya kepada Tuhan.
    3. Panggilan mulia
    4. Cara menyenangkan Tuhan
  • Aspek Musikal
Banyak orang menghubungkan antara pelayanan di gereja dan sikapamatiran. Artinya bahwa kompetensi kalah penting bila dibandingkan keterpanggilan seseorang untuk terlibat dalam pelayanan. Banyak orang yang sebenarnya mampu dan tepat untuk melayani di gereja sesuai  dengan talentanya, namun justru sama sekali tidak tergerak untuk memberikan waktu dan tenaganya dengan dalih tuntutan pekerjaan dan kesibukan. Sebaliknya ada  segelintir orang yang tidak memiliki kompetensi yanng sesuai untuk melayani pada suatu bidang, namun memiliki keterpanggilan  dan jiwa melayani.
            Berkaitan dengan aspek musikal yang dituntut, maka seorang pelayan musik gereja seyogyanya:
1.      Memiliki pengetahuan yang memadai tentang teori musik, sejarah musik dan harmoni.
2.      Memiliki  kemampuan mendengar dan membaca notasi musik dengan baik.
3.      Melaksanakan latihan secara disiplin dan teratur.
4.      Mengembangkan kemampuan musiknya secara terus menerus ( 1 Taw 9:33)
  • Aspek Kepribadian
    1. Berkaitan dengan aspek kepribadian yang harus dimiliki oleh pemandu nyanyian jemaat, maka menurut Th. Mawene  dalam bukunya “Gereja yang Bernyanyi” mengatakan bahwa pemandu nyanyian jemaat haruslah : Sehat jasmani, ramah, rendah hati, berwibawa, memiliki sifat kepemimpinan, memiliki kemampuan untuk memberi motivasi orang lain,  humoris, memiliki inisiatif, menjunjung profesionalisme, bertanggung jawab, memahami dan menyukai pekerjaannya, dan mampu  bekerjasama dengan orang lain.

Beberapa Catatan Penting Seputar Nyanyian Jemaat
            Dalam pengamatan saya sebagai pemandu nyanyian jemaat dan jemaat, ada beberapa catatan penting di seputar praktik nyanyian jemaat, yaitu:
  1. Pemandu nyanyian jemaat seringkali tidak menguasai melodi lagu yang sebenarnya. Kesalahan yang biasa terjadi dapat ditemukan  pada lagu-lagu berikut, yaitu: KJ 1 Haleluya!Pujilah, KJ 33 SuaraMu Kudengar, KJ 40 Ajaib Benar Anugerah, KJ 96 Di Malam Sunyi Bergema, KJ 99 Gita Sorga Bergema, KJ 101 Alam Raya Berkumandang, KJ 108 Takhta Mulia di Tempat Baka, KJ 249 Serikat Persaudaraan, KJ 341 KuasaMu dan NamaMulah, KJ 370 Kumau Berjalan Dengan Juruslamatku, KJ 407 Tuhan Kau Gembala Kami, KJ 432 Jika Padaku Ditanyakan, PKJ 265 Bukan Karna Upahmu, PKJ 241 Tak ‘ku Tahu ‘Kan Hari Esok.
  2. Pemandu nyanyian jemaat seringkali memilih nada dasar yang disesuaikan dengan jenis suaranya ketimbang memperhatikan keberagaman jemaatnya.
  3. Nyanyian jemaat seringkali dibawakan tidak sesuai dengan tempo yang seharusnya. Ini berhubungan dengan pengiring.
  4. Beberapa pemandu nyanyian jemaat seringkali mengabaikan instruksi-instruksi musikal yang tertulis dalam lagu itu sendiri, misalnya: KJ 13 Allah Bapa Tuhan (dinyanyikan secara berbalasan antara solo dan jemaat, KJ 299 Bersyukur Kepada Tuhan (merupakan kanon yang dinyanyikan secara susul menyusul oleh empat kelompok, KJ 129 Dari Timur Jauh Benar, KJ 454 Indahnya Saat Yang Teduh, KJ 410 Tenanglah Kini Hatiku, NKB 143 Janji Yang Manis(menggunakan beberapa tanda fermata), PKJ 182 Kuutus Kau (Coda digunakan jika menyanyikan seluruh bait).
  5. Kecenderungan PNJ mengabaikan not seperenambelasan terlihat dalam:KJ 26, KJ 42, KJ 34, KJ 91, KJ 145, KJ 278, NKB 73, GB 68.
  6. Kecenderungan yang sering terjadi belakangan ini bahwa kebanyakan nyanyian jemaat hanya dinyanyikan sebagian dan bukannya keseluruhan baitnya. Padahal sebagian besar nyanyian jemaat mengungkapkan pemahaman teologis yang bertahap melalui keseluruhan baitnya. Ini jelas terlihat dalam NKB 125 Kudengar Panggilan Tuhan dimana terjadi perkembangan pemahaman yang secara bertahap dari Allah memanggil kita untuk mengikut Dia (bait pertama), resiko yang harus dipikul (bait kedua dan ketiga), serta imbalan yang menanti untuk kesetiaan kita menanti panggilanNya (bait  keempat)
KJ  145 Mari Tuturkan Kembali dimana terjadi sebuah cerita perjalanan Yesus dari Ia lahir (bait pertama), Dia dicobai, disalib, mati dan bangkit (bait kedua dan ketiga).
KJ 13 Allah Bapa Tuhan merupakan gambaran pemahaman Tritunggal. Tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
  1. Di beberapa gereja saya sering mendapati pemandu nyanyian jemaat yang menunjukkan gerakan mengabah yang kurang tepat dengan pola abah yang dituntut oleh lagunya.
  2. Kurangnya pemahaman pemandu nyanyian jemaat terhadap setiap lagu yang dibawakannya. Akan terasa sangat berbeda halnya jika mencoba melakukan sedikit survey terhadap lagu-lagu jemaat yang akan dipandunya.
  3. Terakhir masih ada cukup banyak lagu-lagu jemaat yang jarang atau belum pernah dinyanyikan, misal: KJ 73, KJ 74, KJ 87, KJ 127, KJ 125, KJ 134, KJ 142, KJ 147, KJ 157, PKJ 271, PKJ 289, PKJ 282 dan masih banyak lagi.

Beberapa Saran Khusus Bagi Pemandu Nyanyian Jemaat
            Kenneth W. Osbeck dalam bukunya The Ministry of Music menuliskan beberapa saran khusus bagi pemandu nyanyian jemaat agar dapat melaksanakan perannya secara baik, yaitu:
1)      Mempersiapkan diri dengan baik
2)      Memandu nyanyian jemaat dengan antusias, sungguh-sungguh dan penuh keramahan
3)      Komunikatif dan jangan terpaku pada lagu
4)      Diharapkan memakai buku lagu  jangan hanya mengandalkan kertas liturgi karena berpeluang untuk  melakukan kesalahan.
5)      Nyanyikan lagu sesuai dengan tempo dan ritme yang tertulis
6)      Dalam memulai frase baru, pemandu nyanyian jemaat dituntut untuk bersikap tegas baik dalam memberikan gerakan mengabah maupun melagukan bagian tersebut.
7)      Lagu baru perlu diajarkan kepada jemaat
8)      Berikan instruksi dengan suara yang keras dan menarik
9)      Hindari gerakan maupun ekspresi yang berlebihan
10)  Kenali nyanyian jemaat yang akan dipandu dengan baik
11)  Jadilah diri sendiri dan percaya diri
12)  Perlu persiapan khusus dengan pengiring
13)  Perlunya latihan mandiri
14)  Usahakan agar ibadah dapat mengalir dengan baik dan jemaat menikmati nyanyian jemaat yang dibawakannya.

Penutup
            Mengakhiri tulisan ini, penulis ingin mengatakan bahwa semua yang telah dibicarakann semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita khususnya melalui musik. Dengan mengevaluasi kembali motivasi kita sebagai pelayanNya. Sementara itu untuk meningkatkan aspek musikal yang kita miliki, sebaiknya kita mengikuti pelatihan dan pembinaan musik gereja agar pelayanan musik gereja dapat berkembang dengan baik dan semakin banyak jemaaat yang diberkati melalui pelayanan kita. Selamat Melayani  Tuhan Memberkati.


         

No comments:

Post a Comment