Pnt. S. Edi Widodo
1 Samuel 14:6b
“....sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang
maupun dengan sedikit orang."
Kamu enak TOK, orang tuamu berduit apa saja yang kamu minta pasti terpenuhi. Ya tidak begitu BRO walaupun kelihatannya kami kaya tapi tidaklah seperti dirimu yang ada damai di keluarga. Apalagi aku, si TOMPEL yang tidak mengenal orang tuaku siapa, sampai sesak dada ini memikirkan masa depanku. Untung ya... si EMENG walaupun orang tuanya sudah tiada tapi keluarganya masih menyokong, yang lebih kasihan si BUJANG harus mati-matian berusaha menggapai hidup seorang diri, dan masih banyak lagi obrolan saat sharing sesama rekan pemuda. Semuanya membutuhkan kepastian, adakah damai itu ada, adakah masa depan bersama Tuhan, bisakah menjadi kaya dan diberkati luar biasa tapi tetap setia melayani. Mungkinkah itu !? Tuhan di manakah Engkau.
Saudara... hidup bukan hanya sekedar sebatas mendengar firman saja, saudara harus beranjak, berdiri dan belajar untuk melangkah menerapkan Firman. Ibarat bayi betapa susahnya manakala ia harus belajar berdiri kemudian belajar melangkah satu..dua..dua..satu begitu seterusnya. Sekedar ilustrasi, jika saudara telah makan, kemudian tidak melakukan apa-apa, hanya duduk keterusan tertidur, bagaimana jadinya ?. Anda harus bergerak karena sudah ada tanda kenyang di perut, jika tidak penyakit akan datang.
Sebagaimana Yonatan, coba perhatikan detail kisah perjalaan hidup Yonatan akan seperti obrolan di atas 1 Samuel 14:6a “Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita,...." Perhatikan kata mungkin Tuhan; Yonatan menyadari ia orang kaya (bapaknya saja Raja) tetapi ia terlebih sadar bahwa bapaknya juga melakukan apa jahat di mata Tuhan, sebagai orang tua, Saul memberikan contoh yang buruk bagi keturunannya. 1 Samuel 13:13 Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Yang menarik untuk dipelajari, Yonatan mengambil sikap “tetap setia” walaupun keluarganya tidak setia. Itulah sebabnya sampai muncul kata “mungkin Tuhan” karena Yonatan sadar jangan jangan Tuhan murka juga terhadap keturunan Saul. 1Samuel 14:8 “Kata Yonatan: "Perhatikan, kita menyeberang ke dekat orang-orang itu dan memperlihatkan diri kepada mereka.”
Saudara.. sikap ini menjadi contoh bagi kaum muda bahwa Yonatan tidak merasa dirinya sebagai katak dalam tempurung, ia tidak merasakan kemalangan yang menimpa keluarganya, pandangan akan masa depannya bersama Tuhan sungguh melampaui batas imannya (bukan sekedar hanya percaya saja), kalau saja ia meratapi kemalangan tiada henti atau menunggu warisan orang tuannya maka ceritanya akan jadi lain. Lihatlah Yonantan bersama seorang pembawa senjata pergi dan memperlihatkan diri kepada musuhnya, ia tidak mempedulikan dirinya yang hanya berdua menghadapi lawan yang buanyak. Tapi Yonatan bersikap bijak ia minta ijin dulu sama Tuhan.
Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Yonatan menyadari Ia harus minta ijin/tanda dari Tuhan jika tidak kemalangan akan juga menimpa dirinya.
1 Samuel 14:9-10 “Apabila kata mereka kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami datang padamu, maka kita tinggal berdiri di tempat kita dan tidak naik mendapatkan mereka, tetapi apabila kata mereka begini: Naiklah ke mari, maka kita akan naik, sebab kalau demikian TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita. Itulah tandanya bagi kita."
Mengapa saudara merasa jawaban atas doa tidak ada kunjung jawaban, Doa saudara harus disertai minta tanda dari Tuhan untuk “ya” atau “tidak”. Tanda dari Tuhan bisa nampak dalam :
1. Rasa Damai Sejahtera atau sukacita, Yohanes 14:26,27 “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”. Kalau ada sukacita di hati bisa diartikan jawaban doa untuk bergerak atau membatalkan rencana.
2. Perwujudan/perkataan, Lukas 2:12 “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Contoh bisa juga seperti kisah Yonatan di atas.
Perkaranya sekarang hanya, sejauh mana saudara mengenal tanda/suara dari Tuhan kalau saudara sendiri belum bergaul karib dengan Tuhan. Lebih banyak mana saudara menyanyikan lagu rohani atau duniawi, lebih banyak mana saudara membaca Alkitab/bacaan rohani atau majalah, antara olahraga dan mengunjungi orang yang berduka, antara waktu ke gereja dengan ke tempat hiburan, antara saat teduh dan waktu sehari 24 jam, dsb. Paulus mengingatkan dalam 1 Korintus 6:12. “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.”
Saudara.. rekan Yonatan si pembawa senjata, juga tidak kalah fungsinya, karena rekan inilah yang memberikan motifasi dan dorongan untuk suatu maksud pekerjaan 1 Samuel 14:7 “Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: "Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat." Jika saat ini posisimu sebagai anggota kaum muda atau sebagai jemaat, saat diminta untuk aktif oleh Pendeta atau Pengurus atau Majelis maka giatlah selalu untuk menjadi mitranya. Di saat keputusan saudara untuk katakan “ya” dalam melangkah, pasti mengalami kemenangan seberapapun beratnya masalah pribadi.
Tidak perlu gentar untuk melangkah bersama dengan partner/teman/sahabat asalkan mendengar tanda dari Tuhan, 1 Samuel 14:12-13 “Orang-orang dari pasukan pengawal itu berseru kepada Yonatan dan pembawa senjatanya, katanya: "Naiklah ke mari, maka kami akan menghajar kamu." Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: "Naiklah mengikuti aku, sebab TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel." Maka naiklah Yonatan merangkak ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang itu tewas terparang oleh Yonatan, sedang pembawa senjatanya membunuh mereka dari belakangnya.” Saat saudara bergandengan tangan dalam melangkah jangan takut gertakan seperti kalimat yang cetak miring dan bergaris, pasti saudara merasakan akan di olok-olok oleh lingkungan, akan banyak sindiran, akan banyak suara-suara yang mencoba merintangi misalnya : aduhhh..kamu ini masih muda tahu apa ya... walah... pasanganmu ternyata si ILANG apa kata dunia coba cari yang lain saja. Jika saudara tidak bisa membuktikan kemampuan dan sanggup untuk bertahan dengan rekanmu maka saudara akan benar-benar menjadi yang terhilang.
Refleksi :
1. Sediakah engkau melangkah bersama Tuhan, jangan biarkan gado-gado keluarga dan lingkungan membatasi dirimu untuk melangkah bersama Tuhan.
2. Dalam melangkah saudara harus mengajak partner/teman/sahabat, Walaupun mungkin jawaban mereka hanya “kerjaanku banyak atau susah atur jam kerja atau masih banyak alasan lagi” itu tanda, sebenarnya mereka mau memberi diri, saudara harus berdoa khusus buat mereka dengan tidak putus-putus seolah-olah tanpa mereka saudara tidak akan berhasil melakukan suatu kegiatan.
3. “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.” Mazmur 112:1. Apa yang di tabur sekarang itu juga nanti yang akan di tuainya.
No comments:
Post a Comment