KOLOSE 3:7-11
Pendahuluan
Ada ungkapan yang dilontarkan orang “ Hidup tidak merdeka di tengah-tengah kemerdekaan “. Kalau dulu kita dijajah oleh bangsa lain, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Alasannya adalah: yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, orang bodoh dibodoh-bodohi orang pintar, sehingga tetap bodoh orang bodoh (makanan empuk orang pintar), yang lemah ditindas oleh yang yang kuat (siapa kuat dia berbuat = hukum rimba), yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan (memutarbalikan fakta), hukum dapat dibeli, lebih berat hukuman pencuri ayam daripada pencuri kerbau), banyak janjinya, banyak dustanya (dll. dapat ditambah sesuai dari perenungan pengkhotbah).
Ada ungkapan yang dilontarkan orang “ Hidup tidak merdeka di tengah-tengah kemerdekaan “. Kalau dulu kita dijajah oleh bangsa lain, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Alasannya adalah: yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, orang bodoh dibodoh-bodohi orang pintar, sehingga tetap bodoh orang bodoh (makanan empuk orang pintar), yang lemah ditindas oleh yang yang kuat (siapa kuat dia berbuat = hukum rimba), yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan (memutarbalikan fakta), hukum dapat dibeli, lebih berat hukuman pencuri ayam daripada pencuri kerbau), banyak janjinya, banyak dustanya (dll. dapat ditambah sesuai dari perenungan pengkhotbah).
Hal yang samapun terjadi dalam kehidupan orang percaya.
Orang percaya telah dimerdekakan Kristus dari segala bentuk kuasa dosa. Namun
kenyataannya banyak orang percaya masih merasa di jajah oleh dosa dan  membiarkan dirinya di belenggu oleh kuasa
dosa tersebut. Bagaimanakah supaya tetap merdeka dari dosa? Kolose 3:5-11 dapat
menjadi pegangan/pedoman kita dalam kehidupan sehari-hari.
TAFSIRAN / PENJELASAN TEKS.
Dalam perikop ini, Paulus menyebut tentang bagaimana cara
dan prilaku hidup yang benar sebagai orang yang telah percaya, yakni: 
1.      
Mematikan yang
duniawi (ayat 5-9) 
Empat perkara dunawi yang harus
dimatikan yaitu: percabulan, kenajisan, hawa nafsu dan keserakahan.  Empat
perkara tersebut dilakukan  diserupakan dengan orang  penyembahan
terhadap berhala, dan hasilnya adalah  murka Allah atas orang-orang
yang durhaka. Penyembahan berhala adalah: membiarkan hal-hal lain menjadi pusat
dari keinginan, nilai dan ketergantungan seseorang, sehingga tidak bergantung
kepada Allah atau tidak mengutamakan hubungan dengan Allah, tetapi menggantikan
posisi Allah dengan yang lain.  Hal yang demikian dilakukan oleh
orang-orang yang belum hidup baru.   Tetapi bagi orang yang telah
mematikan yang duniawi harus membuang marah, geram, kejahatan, fitnah dan
kata-kata kotor yang keluar dari mulut.  Membuang berarti melepaskan
sesuatu sehingga yang dibuang itu terpisah dari yang membuang.  Yang
dibuang biasanya adalah barang yang tidak bernilai atau tidak berharga dan
dapat disamakan dengan sampah.  Membuang disamakan dengan menanggalkan manusia
lama yang menemjui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan (bd. Ef. 4:22).
Kata-kata yang keluar dari mulut: “Ya
bila ya, tidak bila tidak”, apa yang lebih dari itu berasal dari sijahat (bd.
Mat. 5:37).   Tidak ada dusta di antara anak-anak Tuhan.  Alasannya
karena telah mematikan atau menanggalkan manusia lama dengan tanda-tanda yang
mengikutinya.
2.      
Kedua,
mengenakan manusia baru (ayat 10) 
Istilah mengenakan dalam kamus besar
bahasa Indonesia artinya: memakai (pakain, topi, dsb).  Seperti mengenakan
pakaian baru, maka pakaian yang lama haruslah ditanggalkan, demikian juga dalam
mengenakan manusia baru maka manusia lama yang hakekatnya sudah mati
haruslah ditanggalkan (bd, ay 5: segala sessuatu yang duniawi). Manusia lama
adalah manusia yang belum diperbaharui  atau hidupnya dalam dosa. 
Dosa adalah melakukan apa yang dilarang Tuhan dn tidak melakukan apa yang
dipewrintahkan  Tuhan  Manusia baru yang terus menerus diperbaharui
untuk  memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik. Kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, ssupaya sama
seperti Kristus telah dibangkitkan  dari antara orang mati oleh kemulian
Bapa, demikian juga kita akan hidup  dalam hidup yang baru (bd. Rom. 6:4).
3.      
Ketiga, keselamatan
yang Universal (ayat 11) 
Bahwa keselamatan itu atau pengenalan
Allah itu  itu universal (orang Yunani, orang Yahudi, orang bersunat,
orang tidak bersunat, orang Barbar, orang Skit, budak atau orang merdeka) satu
di dalam Kristus (bd.Gal. 3:28).
Relevansi dan Aplikasi
1.      
Manusia baru dengan mematikan manusia lama (bd. Tema; Pembebasan dari
kematian kepada kehidupan).  Manusia baru  dihasilkan oleh kesatuan
orang percaya dengan Kristus dalam kematian dan  kehidupanNya.  Orang
percaya telah mati terhadap dosa, sehingga kesukaannya adalah menjalankan hidup
baru (sesuai dengan  Firman Allah bd. Masmur 119:105).  Hidup baru
adalah kehidupan yang mengambarkan kehidupan untuk kemulian Allah (bd. Matius
5:13-16).
2.      
Banyak kristen dalam mengenakan  manusia  baru itu seperti
memakai pakaian atau memakai topi, tergantung situasi dan keadaan; pakaian dan
topi ditanggalkan dan diganti dan mengenakan manusia lama.  Hal ini dapat
dilihat dari kekecewaan orang (belum Kristen) yang terhadap kehidupan. 
Katanya orang Kristen pemurah, tapi nyatanya pelit.   Katanya orang
Kristen orang jujur, tapinya banyak orang Kristen penipu,  Katanya orang
Kristen orang yang yang kaya kasih, tapi nyatanya banyak orang Kristen itu
orang pendendam. (bd. Seorang suami yang dengan ketat  mengenakan aturan
yang ketat terhadap isterinya, isterinya sangat tertekan dan menderita. Oleh
aturan yang ketat.  Matilah suami yang kejam tersebut dan tidak beberapa
lama  setelah kematian suaminya, ia menikah dengan pria  yang sangat
mengasihinya.  Aturan suaminya itu juga yang dilakuknnya, tetapi bedanya
pada suami yang pertama, ia sangat menderita menjalankan tugas, tetapi pada
suaminya yang kedua ia sangat berssukacita, padahal pekerjaan tetap sama,
3.      
Keselamatan universal menuntut hidup kita untuk memberitakan Injil
(Mat. 28:18-20). Kita adalah agen-agen keselamatan untuk membebaskan dari
kematian kepada kehidupan.
No comments:
Post a Comment