MAZMUR
71:1-14
Pendahuluan
Bertambah hari umur manusia tidak
semakin berkurang, tapi makin bertambah. Pada saatnya kita akan menjadi
tua: keriput, kekuatan tubuh berangsur-angsur merosot, menjadi lemah dan
aktivitas pun sudah sangat terbatas. Tidak sedikit orang takut menjadi
tua sehingga berbagai upaya dilakukan agar supaya tetap awet muda. Ada
yang menempuh jalan oeprasi plastik (permak wajah) ke luar negeri
dengan biaya yang selangit. Sebesar apa pun biaya yang harus dikeluarkan,
ia rela, yang penting hasilnya memuaskan: tetap cantik dan awet muda.
Judul mazmur ini menarik: Doa minta perlindungan di masa tua. Manusia lahir, tua, dan mati. Itulah
kegelisahan mazmur ini. Mazmur ini cukup panjang: 24 ayat. Mazmur ini dibagi
tiga: Bagian I: ay.1-11; Bagian II: ay.12-16. Bagian III: ay.17-24. khusus bacaan kita saat ini mengulas tentang
2 bagian pertama.
Telaah Perikop
Mazmur 71 ini tidak dijelaskan siapa penulisnya (anonim) tetapi dari
syair doanya kita dapat mengetahui bahwa pemazmur ini memang sudah berusia
lanjut (ay.9, 18) Permohonannya jelas, agar Tuhan tidak membuangnya dan tidak
meninggalkannya diusia yang sudah lanjut. Sepintas bisa dipastikan, ia menulis
mazmur ini memang diusia yang sudah lanjut. Tetapi bisa juga ketika masih
muda namun mau menunjukan sikap berjaga-jaga menuju masa tua nanti. Karena
permintaan akan perlindungan Tuhan itu tidak hanya dibutuhkan pada masa tua
saja, sejak masa muda sampai tuapun pemazmur sudah menaruh harapnnya kepada Tuhan
(ay. 5) Bahkan sejak masih di dalam kandungan ia telah menyatakan bertopang dan
dikeluarkan dari kandunga oleh Allah (ay. 6) Nampaknya mazmur 71 ini pemazmur
ingin melakukan instrospeksi diri dengan melihat perjalanan sejarah hidupnya,
sejak dalam kandungan sampai tuanya.
Pemazmur mulai dengan pernyataan
bahwa ia berlindung pada Tuhan dan berharap agar ia tidak malu. Karena ia
berlindung pada Tuhan, ia berharap agar Tuhan melepaskan dan meluputkan dia
dari rsoal hidupnya (ay.2). Salah satu soal yang ia hadapi ialah rongrongan
orang fasik (ay.4). Ia berharap agar Tuhan menjadi gunung batu tempat ia
bersembunyi dengan aman dari musuh (ay.3). Tetapi bukan baru di masa tua ia
berseru kepada Allah, melainkan sejak masa muda ia sudah berharap pada Allah
(ay.5).
Dalam ay.6 ia mengekstremkan ay.5
dengan mengatakan bahwa ia bertopang pada Allah sejak kandungan. Itu benar:
sebab keajaiban proses perkandungan ialah misteri karya cipta dan
penyelenggaraan Tuhan. Peristiwa lahir selamat juga dilihat sebagai penyelenggaraan
Tuhan: Engkau telah
mengeluarkan aku dari perut ibuku. Karena
semuanya itu, ia selalu memuji Allah. Itu sebabnya, ia memandang hidupnya
sebagai tanda ajaib di hadapan orang banyak, karena ia mengandalkan, memuji dan
memuliakan Tuhan pelindungnya (ay.7-8). Atas dasar itu ia berharap bahwa di
masa tuanya ini, ia tidak disia-siakan.
Betapa pedih dan menyakitkan
disepelekan ketika kekuatannya habis, ketika sudah tua, lemah tak berdaya. Ia
merasa bahwa di masa tua inilah ia membutuhkan pertolongan Tuhan karena di masa
inilah secara psikologis ia seakan ditinggalkan banyak orang. Satu-satunya
tempat berlindung sekarang ialah Allah (ay.9-11).
Selanjutnya pada bagian kedua,
digambarkan bahwa pemazmur dengan penuh kekhusukkan menghadap Allah: ia
melanjutkan permohonannya agar Allah tidak meninggalkannya, melainkan harus
selalu dan segera menolongnya (ay.12). Kalau Allah sudi bertindak, maka para
lawannya akan tidak berdaya (ay.13). Ia tidak punya harapan dan andalan lain,
selain Allah (ay.14). Karena itu, hanya satu hal yang akan ia lakukan dalam
sisa hidupnya yaitu memuji dan memuliakan Tuhan (ay.14-15). Atas dasar itu, ia
yakin bahwa ia bisa menghadapi lawannya dengan keperkasaan Tuhan Allah (ay.16).
Jika kita melanjutkan pada bagian III, yaitu 17-24, kita melihat suatu dinamika lain. Dalam ay.17 ia
mulai dengan nostalgia: Tuhan sudah mengajar dirinya sejak masa kecil, dan
karena itu hingga tua pun ia tetap memuji dan memuliakan Tuhan. Ia berharap
bahwa penyertaan Tuhan yang selama ini ia rasakan, akan tetap ia rasakan juga
di masa tuanya, agar dengan itu ia punya kesempatan memahsyurkan namaNya
(ay.18). Ia yakin ia sudah merasakan dan mengalami keadilan Tuhan dalam
hidupnya. Ia mengalami mukjizat Tuhan (ay.19). Tidak hanya itu. Ia juga
mengalami sisi gelap dan negatif dalam hidup ini. Tetapi itu bukan kata final
dalam hidup, sebab Tuhan meluputkan dia dari situasi gelap dan negatif itu;
bahkan ada metafor “diselamatkan” dari alam maut yang dilambangkan samudera
raya (ay.20). Atas dasar pengalaman di masa silam, pemazmur yakin bahwa Tuhan
akan menambah perbuatan ajaib dalam hidupnya sekarang dan di sini (ay.21).
Aplikasi dan Relevansi
Ketaatan dan kesetiaan pemazmur kepada Tuhan tergambar dalam beberapa
ayat, misalnya: Ayat. 5-6 menjelaskan betapa kuatnya pemazmur berpaut dan
berpegang pada Tuhan yang diimaninya. Tetapi rupanya dalam perjalanan
pengiringannya kepada Tuhan itu tidak mudah dilaluinya. Bisa jadi dia banyak
diperhadapkan kepada penggoda-penggoda yang berusaha membuat imannya menjadi
lemah. Atau bisa juga keteguhan iman dan pengharapannya kepada Tuhan yang telah
menyelamatkanya diuji oleh banyaknya ketidkadilan disekitarnya, sehingga ia
berseru agar Tuhan meluputkannya dari ketidak-adilan. Tetapi dalam semuanya
itu, pemazmur dengan tegas menyatakan bahwa keberadaan hidupnya adalah seperti
tanda ajaib (ay.7).
Hal itu menjelaskan bahwa memang dalam sepanjang pengiringannya kepada
Tuhan pemazmur kerap kali mengalami tekanan, tantangan, ketidakadilan, serangan
dan mungkin juga perlakuan-perlakuan yang mempermalukannya. Bahkan di ay. 4,
10, 13 kita menemukan ada indikasi bahwa pemazmur sering berada dalam suatu
ancaman musuh-musuhnya. Bisa jadi dia dimusuhi karena imannya kepada Tuhan
(ay.11) namun pada akhirnya dia dapat terlepas dan selamat dari semua ancaman
itu. Itulah dikatakan bahwa keberadaanya seperti tanda ajaib. Karena jelas
dengan begitu banyaknya pergumulan, tetapi jika dia masih eksis sampai masa tua
dan putih rambutnya itu adalah sebuah keajaiban yang Tuhan buat dalam dirinya.
Dalam doanya begitu banyak ungkapan dimana pertolongan Tuhan
dianalogikan sebagai: Allah adalah gunung batu, kubu pertahanan dan bukit batu
semua hendak menggambarkan bahwa pemazmur tidak salah dalam menaruh
pengharapannya kepada Allah, karena terbukti sanggup menolong dan
menyelamatkanya dari musuh-musuh. Pemazmur tidak keliru menjadikan Allah
sebagai Tuhan dalam hidupnya, karena terbukti sanggup menopang, memeliharan dan
menyertainya dari sejak dalam kandungan sampai putih rambutnya.
Di hari ini atau kedepan tentu akan ada banyak hal yang bisa membuat
engkau menjerit “aku takut..” bisa jadi imanmu yang teguh pada Yesus membuat
posisi, status dan kariermu terancam. Bisa jadi karena hidup kita diberkati
dengan keberhasilan, kita justru menjadi sasaran iri hati orang lain. Bisa jadi
kesetiaan dan ketaatan kita pada Tuhan membuat bagian-bagian milikmu terancam
di copot, dianulir dan lain sebagainya. Tetapi ingat ada tanda ajaib yang
selalu Tuhan lakukan untukmu. Untuk itu tetap setia dan taat padaNya jangan
takut.
No comments:
Post a Comment