AMSAL
8:10-13
PENDAHULUAN
Pada zaman Perjanjian
Lama emas pilihan dan perak sudah dikenal sebagai suatu benda yang bernilai
tinggi atau mahal nilainya dan bahkan hingga saat ini. Pada masa raja Salomo
dan sesudahnya, terutama pada masa pembuangan di Babilonia emas pilihan yang
terbaik dan mahal harganya berasal dari Ofir yang terkenal sebagai tempat penghasil emas murni,
permata dan perak yang mahal harganya. Ofir terletak di barat daya Arabia di
pantai Afrika Timur laut. Emas Ofir juga sering disebut dalam kitab ( 2 Taw.
8:18; Ayub 22:24; 28:16; Maz. 45:9 dan Yes.13:12; 1 Raj. 9:28Maz. 45:10,
Ay.28:16. Emas itu diimpor ke Yehuda pada masa Salomo.
Namun penulis Amsal
menyajikan atau memperlihatkan suatu pernyataan yang sangat kontras atau
berbeda seperti yang dipahami oleh umat Israel. Ternyata ada yang lebih mahal
nilainya dari emas-emas pilihan atau emas murni dan perak, yaitu
hikmat yang tidak mereka kenal.
Bacaan kita dalam perikop
ini menjelaskan tentang hikmat sebagai sesuatu yang lebih mahal dari emas yang
berharga itu.
TELAAH PERIKOP
Kitab Amsal merupakan kitab yang dapat memberikan pencerahan bagi orang
percaya dalam memahami kehidupan yang berhasil dari perspektif Allah, sehingga
orang percaya dapat mengembangkan dirinya sesuai natur yang telah Allah
berikan. Karena itu, pembukaan kitab Amsal memaparkan berbagai kegunaan kitab
ini dalam kehidupan kita. Pelajari kitab Amsal dan mulailah hidup takut akan
Allah, sehingga intelektual kita akan diisi dengan pengetahuan darinya; hati
kita akan dituntun olehnya, dan kita juga akan bertumbuh dalam spiritualitas
yang benar di hadapan-Nya.
Pada perikop ini, penulis amsal menyebut tentang Hikmat dan
keungulannya dibanding emas dan permata. Ada beberapa pokok penting untuk
memahami ayat 10-13 bacaan kita ini:
1.
Apakah Hikmat Itu
Kata "hikmat' berasal dari
istilah Ibrani chokmah (baca= hokmah) yang secara umum diterjemahkan sebagai
"kepandaian, kecerdasan dan kebijaksaan." Pada zaman sebelum
pembuangan orang Israel menggunakan istilah chokmah untuk menunjuk pada pengetahuan teknis dan
praktis. Sedangkan pasca pembuangan, kata ini menyangkut makna etis dan moral.
Selain itu pengertian chokmah menyangkut pula kemampuan seseorang yang
membedakan baik dan jahat (1 Raja 3: 9); alat ukur untuk membedakan tersebut
adalah undang-undang Tuhan (Ul. 4:5-6; 1 Taw. 22:1-2; Ayub 28:28).
Dengan pengertian ini, kita dapat
memahami bahwa kitab Amsal ditulis bukan hanya untuk mendidik orang agar
memperoleh kepandaian yang bersifat teknis dan praktis. Pendidikan ini pun
menyangkut pendidikan moral yang bersifat religius atau keagamaan bahkan
keimanan. Uraian dari pengertian ini dapat kita simpulkan bahwa hikmat tidak
sama dengan pengetahuan atau kepandaian. Hikmat justru adalah suatu pengetahuan
ilahi untuk memanfaatkan didikan, ilmu pengetahuan dan kecerdasan dengan baik
dan benar sesuai kehendak Allah (bd. Ay.12). Sebab hikmat bukan hanya berada di
wilayah nalar tapi juga dalam hubungannya dengan iman dan kerohaniaan
seseorang.
2.
Mengapa lebih berharga dari emas dan permata?
Penulis amsal tidak menyebutkan alasan langsung
mengapa hikmat begitu penting dan bersanding sejajar dengan pengetahuan dan
didikan. Namun jika kita memperhatikan ayat 19 kita menemukan penekanan bahwa
buah dari hikmat melebihi emas dan bahkan hasilnya melebihi dari perak pilihan.
Mengapa demikian?
Sebab hanya dengan memiliki hikmatlah seseorang mampu
memberikan nasehat dan pertimbangan (ay.14); dengan hikmat pula orang akan
mampu untuk membedakan antara jalan yang benar dan adil (ay.20) dengan jalan
menuju kehancuran. Bahkan hal yang menarik lagi adalah penulis amsal menyebut
bahwa dengan hikmat pula para raja bisa memerintah dan para pembesar menetapkan
keadilan (ay.15); dan bahkan dengan hikmat itu seseorang dapat memperoleh
kekayaan dan kehormatan bagi dirinya (ay.18).
Dengan demikian, maka sangat jelaslah mengapa
kemudian hikmat itu lebih berharga dari emas pilihan dan permata termahal
sekalipun.
3.
Bagaimana cara memperoleh hikmat
Untuk
dapat memperoleh hikmat maka seseorang harus bersedia dididik dan mau belajar
tentang pengetahuan yang diberikan kepadanya (ay.10). Jadi hikmat tidak jatuh
dari langit, orang percaya harus belajar dan mau dididik tentang pengetahuan
tersebut. Ini adalah awal penting untuk memperoleh hikmat.
Selanjutnya,
kita menemukan dalam ayat 13 penulis menyebut istilah takut akan Tuhan. Jika
kita membandingkan dengan pasal 9:10 kita menemukan bahwa ternyata permulaan
hikmat itu dimulai dari takut akan Tuhan. Bahkan juga untuk cerdas dan pandai
serta memiliki pengetahuan di mulai pulah dari Takut akan Tuhan (1:7). Beberapa
ciri utama dari takut akan Tuhan adalah membenci kejahatan dan kesombongan
serta keangkuhan (ay.13). Dengan kata, pribadi yang ingin beroleh hikmat
harusnya pribadi yang berkenan kepada Allah dan memiliki keinginan tunduk pada
kehendakNya.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Ternyata memiliki hikmat
lebih berharga dari pada memiliki emas dan kekayaan. Orang percaya dianjurkan
untuk mengejar hikmat daripada mengejar kekayaan. Sebab jika memiliki hikmat
maka pribadi itu mampu memperoleh apapun termasuk kekayaan dan kekuasaan.
Namun, untuk memperoleh hikmat, kita harus menjadi pribadi yang takut akan
Tuhan.
Hanya orang yang takut
Tuhanlah yang akan beroleh hikmat. Sejajar dengan itu bahwa orang berhikmat
sudah pasti adalah orang yang takut akan Tuhan. Inti ajaran amsal adalah
hikmat. Tapi di atas segalanya, amsal sesungguhnya mengajar tentang hidup takut
akan Tuhan itu. Sebab takut akan Tuhan itu akan menerima hikmat. Dan hikmat itu
melebihan kekayaan apapun.
Begitu banyak yang
dijanjikan Tuhan sebagai hasil memiliki hikmat karena sikap hidup yang takut
akan Tuhan. Takut akan Tuhan menunjukkan bahwa kita menanggapi perintahNya
dengan sungguh-sungguh, dan kita memiliki kerinduan penuh untuk menyenangkan
Tuhan dengan segala yang kita lakukan atau katakan, bahwa kita mendasarkan
semuanya kepada Tuhan, kapanpun, dimanapun, setiap saat, setiap waktu.
Dari uraian Firman Tuhan
ini kita menemukan korelasi atau hubungan antara Hikmat atau Pengetahuan dengan
sikap hidup yang takut akan Tuhan. Menurut Amsal sumber segala kepandaian,
kebenaran dan lain-lain itu ada pada adalah pengetahuan (1:1-6); dan permulaan
pengetahuan adalah takut akan Tuhan (1”7). Maka orang haruslah mengejar
pengetahuan setinggi dan sebanyak mungkin. Namun kitapula diajarkan bahwa
pengetahuan tidaklah akan diperoleh dan bermanfaat dengan baik jika kita tidak
Takut akan Tuhan. Ini adalah KUNCI utama dalam hidup. TAKUT TUHAN adalah cara
terbaik untuk menjalani hidup ini. Sebab hanya dengan takut Tuhan orang beroleh
hikmat. Dan hanya dengan hikmatlah orang akan menjalani hidup dengan baik.
Karena itu terapkanlah
prinsip hidup takut akan Tuhan mulai sekarang; ajarkanlah kepada seluruh
anggota keluarga kita tentang nilai luhur dari pengajaran amsal ini. Agar
seluruh anggota keluarga kita bahkan turun-temurun kita dari generasi ke
generasi menjadi pribadi yang takut akan Tuhan. Namun juga janganlah berhenti
belajar dari tiap didikan yang benar (ay.10-11). Sebab dengan tidak bosan
belajar dan bersedia dididik orang memperoleh kecerdasan dan memiliki
pengetahun. Dengan hikmat Tuhan (karena takut Tuhan) maka kecerdasan itu
mendatangkan berkat dan dapat dimanfaatkan dengan bijak.
Jika dunia ini hanya
dipenuhi oleh orang yang cerdas dan pandaI NAMUN TAK BERHIKMAT maka sudah pasti
celakalah seisi dunia ini. Sebab yang mengendalikan dan memanfaatkan
pengetahuan itu adalah kejahatan dan kefasikan. Tapi jika pribadi cerdas itu
takut Tuhan, maka akan bijaklah ia memanfaatkan pengetahuan untuk hadirkan
berkat dalam dirinya maupun dunia sehingga menjadi kemuliaan Allah. "Akhir
kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." (Pengkotbah
12:13). Selamat menjadi Pribadi yang takut Tuhan. Amin.
No comments:
Post a Comment