ULANGAN
11:22-25
22 Sebab jika kamu
sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk
dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan
yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya,
23 maka TUHAN akan menghalau
segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa
yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu.
24 Setiap tempat yang diinjak
oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun
sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut
sebelah barat, akan menjadi daerahmu.
25 Tidak ada yang akan dapat
bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Allahmu, akan membuat seluruh negeri yang
kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan TUHAN
kepadamu.
PENDAHULUAN
Kitab Ulangan merupakan
kitab terakhir dari kitab-kitab Musa yang biasa disebut dengan Pentateukh
(latin: 5 kitab/5 wadah/5 gulungan). Itu berarti Kitab Musa tediri dari lima
kitab. Lima kitab dimaksud adalah: Kejadian, keluaran, imamat, bilangan dan
ulangan.
Mengapa kitab kelima ini
disebut dengan kitab Ulangan? Nama asli Ibrani dari kitab ini adalah ‘elleh
haddebarim yang berarti “Inilah
perkataan-perkataan” atau, lebih sederhana, debarim (“perkataan-perkataan;
lih. 1:1). Selanjutnya ketika lima kitab Musa ini ditersemahkan ke dalam bahasa
Yunani, kelima kitab ini kemudian disebut dengan istilah Septuaginta.
Dalam
kitab Septuaginta atau biasa disimbolkan dengan LXX, kitab ini disebut dengan
istilah to deuteronomion touto yang berarti “pemberian hukum yang kedua ini” yang diambil dari Ulangan 17:18. Penggunaan istilah “pemberian hukum yang kedua ini” didasari bahwa isi dari kitab ini adalah “Pengulangan” dari hukum2 yang sudah disampaikan Musa sebelumnya. Itulah sebabnya nama
kitab Musa yang kelima ini dalam terjemahan Indonesia disebut sebagai Kitab
Ulangan.
Kitab
Ulangan berisi tentang pidato Musa ketika bangsa Israel sedang berada di
wilayah Moab, di daerah di mana Sungai Yordan mengalir ke Laut Mati (1:5).
Sebagai tindakan akhir melimpahkan kepemimpinannya kepada Yosua, ia memberikan
kata-kata perpisahannya yang begitu emosional kepada bangsa Israel untuk
mempersiapkan mereka masuk ke Kanaan. Penekanan rohani kitab ini adalah
panggilan untuk berkomitmen total kepada Allah dalam ibadah dan ketaatan.
Dengan
kata lain kitab ini merupakan nasehat Musa yang mengulang kembali kisah
perjalanan umat selama 40 tahun di padang gurun dan mengingatkan mereka segala
ketetapan –peraturan – hukum TUHAN, Allah Israel supaya mereka tidak melupakan
Firman dan kisah perjalanan mereka bersama TUHAN ketika sebentar lagi memasuki
Tanah Perjanjian yakni Negeri Kanaan.
TELAAH PERIKOP
Siapapun pasti takut dan gentar menghadapi orang-orang yang cakap
perang jika diri sendiri tidak siap dan tidak berpengalaman dalam berperang.
Hal inilah yang dihadapi oleh Israel ketika mereka sedang berada di seberang
Kanaan dan dibatasi oleh aliran sungai Yordan. Sanggupkah mereka merebut kota
Kanaan dan mendudukinya? Semua masih menjadi suatu kekuatiran.
Musa dalam khotbah perpisahannya, memberikan dukungan dan topangan agar
umat menyakini pertolongan Tuhan. Ada berkat yang akan diberikan jika taat. Dan
mereka pasti akan berhasil. Pokok pikiran ini terungkap dalam bacaan kita saat
ini. Ada beberapa pokok penting mengenai cara memperoleh berkat itu yang
disampaikan oleh Musa kepada umat Israel, yakni:
1.
Berpegang pada perintah Tuhan
Apa yang dilakukan seseorang jika hampir terjatuh?
Sudah pasti ia akan mencari sesuatu untuk dipegang atau akan berpegangan pada
sesuatu yang menjamin menjaga kejatuhannya.
Perintah Musa kepada Israel agar mereka harus “Berpegang pada perintah Tuhan” mengandung pengertian di atas. Yakni bahwa perintah Tuhan adalah
pedoman untuk kelangsungan hidup dan keselamatan mereka di tanah Kanaan. Untuk
dapat berpegang pada Perintah Tuhan, maka perlu bagi mereka tentunya untuk mendengar dulu
isi perintah itu.
Mengapa hal ini penting? Sebab kenyataannya Israel tidak
sungguh2 mendengar. Apa yang di sampaikan sangat dengan mudah mereka lupakan.
Proses indah berbagai penyertaan Tuhan saja sudah dilupakan, apalagi mengingat
perintah dan ketetapan Allah. Itulah sebabnya, untuk dapat berpegang pada
perintah Tuhan, maka mereka harus sungguh-sungguh mendengar. Sungguh-sungguh
mendengar memberi arti bahwa Israel bukan hanya mendengar sambil lalu, tapi
Tuhan menuntut perhatian khusus mereka pada apa yang mereka dengar. Artinya
mereka bukan hanya sekedar mendengar lalu melupakan, namun mendengar dan kemudian
tetap mengingatnya.
Dampak dari ketaatan mendengar ini adalah menjadikan
perintah Tuhan sebagai pegangan dalam hidup. Apapun yang terjadi, perintah dan
ketetapan dari Tuhan harus menjadi pegangan dan tolak ukur kehidupan mereka.
2.
Mengasihi Tuhan Melalui Hidup
menurut jalan yang ditunjukkanNya
Banyak orang melakukan perintah karena
alasan pokok yakni “rasa takut” dan “segan”. Efeknya adalah, mereka hanya taat
karena takut dan enggan dan tidak dilakukan dengan ketulusan. Sebaliknya, jika
mengerjakan sesuatu karena alasan cinta atau kasih, maka siapapun akan
melakukannya dengan sepenuh hati kepada mereka yang dikasihi.
Hal inilah yang dimaksudkan oleh Musa. Bagian
ini bicara soal ketaatan tanpa pamrih untuk mengikuti jalan atau cara hidup
sesuai kehendak Tuhan dan bukan sesuai jalan hidup dan kehendak sendiri. Hal
itu dilakukan dengan tulus karena mengasihi Allah dan bukan hanya karena takut
dihukum.
Tidak dapat
diragukan lagi bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa yang bebal. Mereka
cendrung melakukan apa yang dianggap baik dan menyenangkan mereka. Israel
diminta mengikuti. Istilah “Menurut jalan yang ditunjukkanNya” ini setara artinya
dengan mematuhi. Bukankah Israel terkenal sebagai umat bermental “persungutan”?
Banyak hal mereka responi dengan bersungut dan membantah. Poin kedua ini
mengandung makna penting bahwa mereka bukan hanya mendengar perintah, tapi
harus mengingatnya; bukan hanya mengingat perintah, tapi harus juga
mengerjakannya; bukan hanya sekedar mengerjakannya, tapi juga harus mengerjakan
dengan benar; dan bukan hanya mengerjakan dengan benar, tetapi harus dilakukan
tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantah sebagai wujud mereka mengasihi
Allah dan bukan karena alasan terpaksa.
3.
Apa gunanya hidup dalam ketaatan?
Pada ayat 23-25 Musa menyampaikan bahwa jika mereka
sungguh2 melakukan perintah dan ketetapan Allah sebagaimana yg diperintahkan
ayat 22, maka negeri perjanjian yakni Tanah Kanaan akan menjadi milik mereka.
Israel tidak perlu kuatir apakah mereka dapat merebut Kanaan. Sebab Kanaan tidak
akan direbut susah payah oleh Israel, namun justru diberikan Tuhan bagi mereka.
Hal ini ingin menekankan bahwa hanya lewat ketaatan
dan kepatuhan kepada Allah sajalah Israel akan memperoleh berkat. Berkat apakah
yang akan mereka terima itu? Ada banyak jenis berkat yang akan Tuhan berikan,
jika umat Israel sungguh-sungguh taat kepada Allah. Silakan bandingkan jenis
berkat dalam Ulangan 28:1-10 dst. Pada ayat 1-5 kitab ulangan 28, kita
menemukan bahwa: hingga urusan dapur, pekerjaan, kandungan dll akan diberkati
Tuhan. Bahkan saat mereka masuk atau keluar Tuhan akan memberkati mereka.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Kita tidak mungkin berharap bahwa Allah akan
memberkati dan menyertai kita, jika hidup yang kita lakukan tak berkenan
kepadaNya. Hidup berkenan kepada Allah hanya dapat terlihat melalui gaya hidup
dalam ketaatan melakukan segala yang Tuhan kehendaki.
Tanpa ketaatan, mustahil untuk menerima berkat
penyertaan dan perlindungan Tuhan. Banyak orang hanya melakukan segala perintah
dan Firman Tuhan dengan kemunafikan. Semua dilakukan tanpa ketulusan yang
sungguh. Orang percaya diajak untuk mengerjakan perintah Tuhan dengan segenap
hati dan jiwa. Itu semua hanya bisa dikerjakan jika kita mengasihi Allah.
Pribadi yang mengasihi Allah, adalah mereka yang
rindu menyenangkan Tuhan yang dikasihinya, lewat melakukan segala yang Tuhan
kehendaki. Karena itu lakukan dengan setia segala perintah dan FirmanNya
sebagai wujud kita mengasihi Tuhan, yang telah lebih dulu mengasihi dan
menyelamatkan kita. Tatatilah Tuhan!! Karena di sanalah janji bekat itu
diberikan. Amin.
No comments:
Post a Comment