Monday, September 24, 2018

YAKOBUS 2:21-26 IMAN TANPA PERBUATAN ADALAH MATI


Bahan Kotbah Ibadah Rumah Tangga
Rabu, 26 September 2018

A. LATAR BELAKANG NATS

Surat ini ditujukan kepada orang Kristen Yahudi diaspora yakni mereka yang tersebar dalam perantauan. Yakobus menujukan surat ini kepada duabelas suku yang telah percaya kepada Yesus Kristius (1:1).

Sepertinya, Yakobus melihat berbagai persoalan yang sedang dihadapi oleh jemaat Tuhan ini dengan cara umum, yakni tentang perbagai pencobaan hidup yang harus mereka alami sebagai kaum pendatang maupun pencobaan iman sehubungan dengan status mereka sebagai orang percaya (1:2-18); bagaimana seharusnya sikap orang percaya berhubungan dengan Firman Tuhan yang telah mereka terima (1:19-27); relasi dan interaksi dalam jemaat maupun di luar jemaat (2:1-13; 3:1-18); iman yang harusnya diejawantahkan dalam perbuatan (2:14-26); dan beberapa pokok penting yang berhubungan dengan tindakan, cara hidup serta sikap yang harus dilakukan oleh seorang yang percaya kepada Yesus Kristus (4:1-5:20).

Pada perikop pasal 2:21-26, Yakobus memberikan penjelasan tentang bagaimana pentingnya perbuatan yang menyokong iman setiap orang percaya. Teks ini sebaiknya dibaca keseluruhan perikop, yakni ay 14-26, untuk memahami secara mendalam  Firman Tuhan ini.

B. TELAAH PERIKOP
Untuk lebih memahami ayat 21-26, maka sebaiknya keseluruh perikop ini dipahami sebagai suatu kesatuan. Rupanya jemaat penerima surat ini sedang bertentang mengenai iman dan perbuatan. Apakah yang menjamin keselamatan, iman atau perbuatan? Demikian barangkali persoal yang ada pada saat itu. Yakobus memberikan wejangan yang menarik ketika memperhadapkan iman dengan perbuatan. Menurut Paulus, iman tidak berguna tanpa perbuatan (ay.14) bagaikan kepedulian dalam kata namun tidak dilaksanakan dalam laku yang nyata (ay.15-17). Rupanya banyak jemaat pada waktu itu beragumentasi untuk lebih mementingkan iman dari pada perbuatan (ay.18), sehingga Yakobus menantang mereka dengan membandingkan dengan setan yang percaya ada satu Allah saja dan mereka gemetar, namun setan tidak tunduk kepada Allah (ay.19). Untuk memperjelas pentingnya perbuatan benar selain iman kepada Allah, Yakobus mengambil contoh dua orang tokoh berbeda yakni Abraham dan Rahab.


1.      Abraham (ay.21-24)
Abraham adalah tokoh panutan Israel, dan menjadi bapa leluhur mereka. Ia dikenal sebagai Sahabat Allah. Yakobus memberikan kesaksian tentang seberapa dalam hubungan Abraham dengan Allah melalui pernyataannya: ..."Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." (Yak.2:23). Istilah yang dipakai Yakobus untuk frasa Abraham adalah sahabat Allah yakni αβρααμ φιλος του θεου. Istilah φιλος (philos)[1] yang berarti kekasih, yang dikasihi, sahabat (LAI memilih menerjemahkan dengan istilah sahabat).

Mengapa Abraham menjadi Sahabat Allah (yang dikasihiNya)? Hal ini tentu tidak instan. Ada proses penting yang dilalui Abraham. Abraham taat pada panggilan. TUHAN Allah memanggil Abraham dan berkata: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu...” (Kej,12:1,2). Istilah yang dipakai adalahלךְ־לְךָ֛  (lekh-lekha) yang secara harfiah berarti “Jalan-berjalanlah kamu!”. Istilahלךְ־לְךָ֛  (lekh-lekha) bermakna perintah yang sifatnya tegas dan kasar.[2] Apa reaksi Abraham? Ia tidak bertanya mengapa dan atau kemana arahnya, tetapi langsung mengerjakannya (bd. Kej.12:4). Tindakan Abraham ini disebut dengan ketaatan yang sungguh. Bahkan hal dramatis terjadi ketika harus mempersembahkan Ishak (ay.21), Abraham dengan rela membawa anak satu-satunya itu untuk dipersembahankan.

Semua pasti setuju bahwa iman Abraham sungguh luar biasa. Tapi darimana mengetahui bahwa iman Abraham itu luar biasa? Tentunya dari ketaatannya melaksanakan apapaun yang Tuhan mau dan perintahkan. Hal itu disebut dengan perbuatan iman. Jadi, iman hanya dapat dilihat dari perbuatan iman. Jika perbuatan bertentangan dengan iman maka sesungguhya iman itu mati (ay.17). Sebab perbuatan iman membuat iman menjadi sempurna (ay.23). Dengan kata lain, Abraham dibenarkan oleh perbuatannya dan bukan hanya oleh iman saja (ay.24). Penggunaan istilah “hanya” oleh Yakobus ini untuk memberikan penekanan bahwa Iman SANGAT dibutuhkan untuk membuat orang dibenarkan, tetapi JUGA SANGAT perlu melakukan tindakan atau perbuatan yang menggambarkan iman itu supaya juga dibenarkan.


2.      Rahab (ay.25-26)
Rahab dalam bahasa Ibrani רחב  (Rakhab), lebar. Ia adalah seorang perempuan sundal yang rumahnya di atas tembok kota Yerikho (Yos.2:1). Ia yang menyelamatkan dua orang Israel yang menjadi pengintai (mata-mata). Mata-mata Yosua menginap di rumahnya, disembunyikannya terhadap polisi kota dengan cara ditutupi batang jerami di atas sotoh. Sesudah menyusun jejak palsu untuk polisi, Rahab membuat perjanjian dengan mata-mata itu. Oleh karena itu Rahab dan keluarganya tetap dilindungi keselamatan hidupnya. (Yos.2:1-21).

Menarik bahwa tokoh ini diangkat oleh Yakobus sebagai contoh orang yang dibenarkan? Tetapi bukankah ini ada yang aneh? Bukankah Rahab adalah orang yang tidak percaya? Lalu mengapa ia dibenarkan? Bukankah untuk dibenarkan seperti Abraham, bukan hanya modal perbuatan, tetapi juga modal Iman (sebab Abraham beriman kepada Allah). Bagaimana dengan Rahab? Hal ini perlu diluruskan!

Bahwa benar, bukan turunan Abraham dan sangat mungkin tidak mengenal TUHAN, Allah Abraham. Tapi benarkan ia tidak percaya kepadaNya? Perhatikan perkataan Rahab dalam Yosua 2:9-11 "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu…, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.”. Apa yang diucapkan Rahab sesungguhnya adalah perkataan iman dan kemudian disertai dengan perbuatan benar, yakni menyelamatkan parah pengintai itu. Maka tidak diragukan lagi bahwa Rahab telah beriman kepada TUHAN, Allah Abraham sebagaimana dikonfirmasi oleh penulis kitab Ibrani 11:13 dan sekaligus melakukan perbuatan iman sehingga ia dibenarkan untuk diselamatkan.

C. RELEVANSI DAN APLIKASI
Silakan susun Aplikasi Khotbah berdasarkan uraian diatas. Ide pokok adalah mengajak jemaat untuk memahami pentingnya perbuatan iman atau perbuatan yang benar untuk menunjukkan iman percaya kita kepada Allah. Jangan hanya percaya pada Kasih Allah tetapi kita tidak menunjukkan perbuatan kasih itu bagi orang lain. Jika kita percaya bahwa Allah maha pengampun, maka harusnya pula kita sedia mengampuni orang lain. Perbuatan yang nyata akan semakin menyempurnakan iman kita.


[1] Philos merupakan kata benda yang juga berfungsi sebaga kata keterangan. Istilah ini setara dengan istilah Ibrani diterjemahkan dengan אֹהֵב יְהוָֹה - 'Oheb 'Adonay (yang dikasihi YHWH = sahabat dari YHVH). Dalam perjanjian Baru, istilah Philos selalu diterjemahkan dengan istilaha Sahabat dengan makna yang dikasihi. Untuk selasnya tentang istilah ini silakan melihat penjelasannya pada:   http://www.sarapanpagi.org/philos-sahabat-yang-dikasihi-studi-kata-bahasa-yunani-vt176.html#p360

[2] Pada umumnya Istilahלךְ־לְךָ֛  (lekh-lekha) ini merupakan suatu kalimat langsung yang ditujukan seseorang untuk segera melaksanakannya tanpa menunda waktu. Itulah sebabnya pengulangan kalimat perintah menjadi penting dalam menerjemahkannya.

No comments:

Post a Comment