1 TIMOTIUS 5:1-7
PENDAHULUAN
Dalam rangka menyiapkan pelayanan Timotius di jemaat Efesus, Rasul Paulus memberikan beberapa wejangan untuk menyiapkan Timotius agar mampu menjadi seorang pemimpin juga pelayan di jemaat Efesus tersebut.
Surat yang pertama
ini menarik karena banyak hal hal praktis yang Paulus ajarkan kepada Timotius
untuk ia lakukan mulai dari doa pada (pasal 2), syarat untuk pemilihan diaken/penatua
(pasal 3), bagaimana Timotius menghadapi ajaran sesaat (pasal 4), dan
menghadapi tanggung jawab pelayanan intergenerasiona (pasal 5) serta beberapa
nasehat yang lain.
TELAAH TEKS
Pada teks bacaan
kita Paulus menguraikan di pasal 5:1-7 tentang bagaimana melaksanakan pelayanan
pastoral berupa teguran ataupun pendampingan kepada orang tua, orang muda
bahkan beberapa status sosial seperti janda dan berbagai kategori yang lain.
Menurut Paulus, tanggung jawab Timotius untuk melaksanakan pelayanan harus mampu membedakan kategori-kategori yang ada dalam jemaat antara lain orang tua, orang muda, para janda ataupun status sosial tertentu.
1. Kepada orangtua dan orangmuda (ay.1,2)
Bagi orang tua yang lanjut usia, cara menegur
untuk mengarahkan supaya lebih baik, harus disampaikan dengan santun dan
menganggap mereka sebagai bapak. Dengan kata lain Paulus mengajak Timotius
untuk melakukan pendampingan kepada para lanjut usia bagaikan kepada orang tua
sendiri.
Berbeda dengan para lanjut usia, untuk mendampingi para orang muda (mungkin maksudnya para mereka yang seusia Timotius, para orang tua yang belum punya cucu atau para anak anak muda), Rasul Paulus mengajak Timotius untuk melakukannya sebagai seorang saudara. Menganggap mereka sebagai seorang saudara, hendak mengajarkan kepada Timotius bahwa tanggung jawab pelayanan Timotius di Jemaat Efesus tidak dilaksanakan secara otoriter, tetapi sebagai seorang pelayan yang menganggap gereja tuhan sebagai keluarga allah.
2.
Hormati para janda (ay.3)
Janda yang dimaksud oleh Paulus adalah janda yang ada pada ay.5 yakni mereka yang benar benar janda yang ditinggalkan seorang diri dan yang menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang dan malam. Mengapa Paulus meminta Timotius menghormati para janda (yang benar-benar janda)? Karena perjuangan menjalani kehidupan bagi kategori janda (yang benar benar janda )ini tidaklah mudah.
Menghormati bukan hanya tunduk, tetapi juga
melakukan kepedulian terhadap kondisi sulit yang dihadapi oleh janda seperti
ini. Kepekaan diperlukan untuk melaksanakan ay.3 ini. Gereja Efesus yang
dilayani oleh Timotius diminta oleh Paulus untuk peka terhadap kebutuhan sosial
pada status-status sosial tertentu seperti kepada seorang janda yang menghadapi
pergumulan yang begitu tergantung kepada Allah.
3.
Bedakan dengan jelas status sosial itu (ay.4-7)
Sepertinya Paulus membedakan status sosial
para janda yang ada di Efesus. Pada umumnya, di seluruh negeri pada zaman
gereja mula-mula di tengah budaya helenis maupun yudaisme terdapat 3 kategori
janda, yakni:
-
Seorang janda yang ditinggal mati oleh suami dan anak
anak (ay.5). Kondisi ini kita temukan pada kisah Naomi dan Rut dalam Perjanjian
Lama. Seorang janda Israel jika ditinggal mati suaminya, maka harta kekayaan
suami diturunkan kepada anaknya. Apabila ia tidak meiliki anak, maka harta
kekayaan suami akan kembali ke klan suku dari suami. Bisa dibayangkan bagaimana
nasib janda tersebut.
-
tetapi juga ada seorang janda yang ditinggal mati oleh
suami, tapi masih memiliki anak-anak atau cucu-cucu tempat ia menggantung-kan
kehidupan. Dengan tegas Paulus meminta agar Timotius menasehati anak-anak dari
janda tersebut untuk merawat ibunya sebagai bentuk mereka berbakti pada
orangtua.
- Ada juga para janda dalam budaya helenis atau Yunani yang memperoleh warisan cukup besar kekayaan suaminya. Hidup mewah dan berlimpah harta, tetapi tidak memiliki kepedulian bagi sesama. Paulus meminta Timotius menegur dengan tegas cara hidup hedonis ini.
RELEVANSI /
APLIKASI
Gereja dipanggil melayani dan peduli pada kondisi kondisi riil yang terjadi di tengah jemaat. Melalui teks Firman Tuhan ini, kita belajar untuk peka dan memiliki kemampuan membedakan kategori-kategori tertentu yang ada di jemaat dan cara-cara berbeda menangani persoalan dan kondisi yang terjadi dalam jemaat.
Pendampingan gereja kepada orang-orang yang membutuhkan perhatian oleh karena kondisi status sosial mereka seperti dalam bacaan kita seorang janda, tapi juga beberapa kondisi kebutuhan khusus di jemaat seperti anak yatim piatu, mereka yang memiliki kemampuan finansial yang minim, orang-orang yang tidak berdaya, ternyata oleh Paulus menjadi fokus utama pelayanan gereja di Efesus oleh Timotius. Karena itu sudah saatnya kita berbenah sebagai gereja yang peduli pada kebutuhan orang lain.
Paling tidak mulailah dari rumah untuk memperhatikan adakah orang orang tertentu yang membutuhkan uluran tangan kita sebagai perpanjangan kasih Tuhan. Kita juga dapat memulai untuk memikirkan kegiatan atau program-program tertentu di jemaat yang perlu dikembangkan secara maksimal. Misalnya d akonia orang sakit, diakonia bagi jemaat-jemaat yang membutuhkan, dan hal-hal yang lain.
Kita diajarkan juga bahwa tidak semua orang perlu dibantu. Karena ada beberapa orang yang memiliki status sosial yang sekan terlihat perlu dibantu, justru sebenarnya sangat mampu secara finansial dan bisa menolong diri sendiri. Itu berarti dia tidak membutuhkan bantuan, tetapi justru sebaliknya dapat digandeng bersama pelayanan gereja untuk menjadi alat Tuhan mengerjakan panggilan menopang dan mendampingi orang lain.
Oleh Firman Tuhan
ini, kita ditegur untuk introspeksi diri. Sudahkah kita menganggap gereja
sebagai keluarga Allah yang memberlakukan para lanjut usia sebagai orang tua,
para muda gereja sebagai saudara dan para jemaat anak sebagai anak-anak yang
perlu diayomi. Gereja bukan hanya tempat berkumpul seminggu-sekali tetapi wadah
untuk mempererat kebersamaan dan persekutuan sebagai sesama saudara seiman.
Gereja adalah wadah dimana berbagai kategori usia, perbedaan status sosial
dapat duduk bersama dan menganggap satu dengan yang lain sebagai keluarga.
No comments:
Post a Comment